Hadits - 0156
حَدَّثَنَا
الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي ابْنُ أَبِي
الزِّنَادِ، حَدَّثَنِي هِشَامُ بْنُ عُرْوَة، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ [رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا وَعَنْ
أَبِيهَا] أَنَّهَا قَالَتْ: قَدِمَتِ امْرَأَةٌ عليَّ مِنْ أَهْلِ دُومَةِ
الْجَنْدَلِ، جَاءَتْ تَبْتَغِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بَعْدَ مَوْتِهِ حَدَاثة ذَلِكَ، تَسْأَلُهُ عَنْ شَيْءٍ دَخَلَتْ فِيهِ مِنْ
أَمْرِ السِّحْرِ، وَلَمْ تَعْمَلْ بِهِ. قَالَتْ عَائِشَةُ، رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهَا، لعُرْوَة: يَا ابْنَ أُخْتِي، فَرَأَيْتُهَا تَبْكِي حِينَ لَمْ تَجِدْ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَشْفِيهَا كَانَتْ تَبْكِي
حَتَّى إِنِّي لَأَرْحَمُهَا، وَتَقُولُ: إِنِّي أَخَافُ أَنْ أَكُونَ قَدْ
هَلَكْتُ. كَانَ لِي زَوْجٌ فَغَابَ عَنِّي، فَدَخَلْتُ عَلَى عَجُوزٍ فَشَكَوْتُ
ذَلِكَ إِلَيْهَا، فَقَالَتْ: إِنْ فَعَلْتِ مَا آمُرُكِ بِهِ فَأَجْعَلُهُ
يَأْتِيكِ. فَلَمَّا كَانَ اللَّيْلُ جَاءَتْنِي بِكَلْبَيْنِ أَسْوَدَيْنِ، فركبتُ
أَحَدَهُمَا وَرَكِبَتِ الْآخَرَ، فَلَمْ يَكُنْ كَشَيْءٍ حَتَّى وَقَفْنَا
بِبَابِلَ، وَإِذَا بِرَجُلَيْنِ مُعَلَّقَيْنِ بِأَرْجُلِهِمَا. فَقَالَا مَا
جَاءَ بِكِ؟ فقلتُ: أَتَعَلَّمُ السِّحْرَ. فَقَالَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ
فَلَا تَكْفُرِي، فَارْجِعِي. فَأَبَيْتُ وَقُلْتُ: لَا. قَالَا فَاذْهَبِي إِلَى
ذَلِكَ التَّنُّورِ، فَبُولِي فِيهِ. فَذَهَبْتُ ففزعتُ وَلَمْ أَفْعَلْ،
فَرَجَعْتُ إِلَيْهِمَا، فَقَالَا أَفَعَلْتِ؟ فَقُلْتُ: نَعَمْ. فَقَالَا هَلْ
رَأَيْتِ شَيْئًا؟ فَقُلْتُ: لَمْ أَرَ شَيْئًا. فَقَالَا لَمْ تَفْعَلِي، ارْجِعِي
إِلَى بِلَادِكِ ولا تكفري [فإنك على رأس أمري] . فأرْبَبْت وَأَبَيْتُ . فَقَالَا
اذْهَبِي إِلَى ذَلِكَ التَّنُّورِ فَبُولِي فِيهِ. فَذَهَبْتُ فَاقْشَعْرَرْتُ
[وَخِفْتُ] ثُمَّ رَجَعْتُ إِلَيْهِمَا فَقُلْتُ: قَدْ فَعَلْتُ. فَقَالَا فَمَا
رَأَيْتِ؟ فقلت: لم أَرَ
شَيْئًا. فَقَالَا كَذَبْتِ، لَمْ تَفْعَلِي، ارْجِعِي إِلَى بِلَادِكِ وَلَا
تَكْفُرِي ؛ فَإِنَّكِ عَلَى رَأْسِ أَمْرِكِ. فأرببتُ وأبيتُ. فَقَالَا اذْهَبِي
إِلَى ذَلِكَ التَّنُّورِ، فَبُولِي فِيهِ. فَذَهَبْتُ إِلَيْهِ فَبُلْتُ فِيهِ،
فَرَأَيْتُ فَارِسًا مُقَنَّعًا بِحَدِيدٍ
خَرَج مِنِّي، فَذَهَبَ فِي السَّمَاءِ وَغَابَ [عَنِّي] حَتَّى مَا أَرَاهُ،
فَجِئْتُهُمَا فَقُلْتُ: قَدْ فَعَلْتُ. فَقَالَا فَمَا رَأَيْتِ؟ قُلْتُ: رَأَيْتُ
فَارِسًا مُقَنَّعًا خَرَجَ مِنِّي فَذَهَبَ فِي السَّمَاءِ، حَتَّى مَا أَرَاهُ.
فَقَالَا صَدَقْتِ، ذَلِكَ إِيمَانُكِ خَرَجَ مِنْكِ، اذْهَبِي. فَقُلْتُ
لِلْمَرْأَةِ: وَاللَّهِ مَا أَعْلَمُ شَيْئًا وَمَا قَالَا لِي شَيْئًا.
فَقَالَتْ: بَلَى، لَمْ تُرِيدِي شَيْئًا إِلَّا كَانَ، خُذِي هَذَا الْقَمْحَ
فَابْذُرِي، فَبَذَرْتُ، وَقُلْتُ: أَطْلِعِي فَأَطْلَعَتْ وَقُلْتُ: أَحْقِلِي
فَأَحْقَلَتْ ثُمَّ قُلْتُ: أفْركي فأفرَكَتْ. ثُمَّ قُلْتُ: أَيْبِسِي
فَأَيْبَسَتْ . ثُمَّ قُلْتُ: أَطْحِنِي فَأَطْحَنَتْ . ثُمَّ قُلْتُ: أَخْبِزِي
فَأَخْبَزَتْ . فَلَمَّا رأيتُ أَنِّي لَا أُرِيدُ شَيْئًا إِلَّا كَانَ، سَقَطَ
فِي يَدِي وَنَدِمْتُ -وَاللَّهِ-يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ وَاللَّهِ مَا فَعَلْتُ
شَيْئًا قَطُّ وَلَا أَفْعَلُهُ أَبَدًا
99-156. Ar-Rabi' bin Sulaiman mengabarkan kepada kami, Ibnu
Wahb mengabarkan kepada kami, Ibnu Abi Zinad mengabarkan kepada kami, Hisyam bin
Urwah menceritakan kepada kami dari ayahnya dari Aisyah istri Rasulullah SAW
bahwa ia berkata, "Seorang wanita dari penduduk Daumatul Jandal pernah datang
kepadaku. Ia datang mencari Rasulullah SAW tidak berapa lama setelah beliau
meninggal dunia untuk bertanya tentang masalah sihir yang telah dipelajarinya
namun belum diamalkannya." Aisyah berkata RA kepada Urwah, "Sepupuku," lalu aku
melihatnya menangis ketika ia tidak mendapati Rasulullah SAW, dan ia menangis
sehingga aku merasa kasihan kepadanya. Ia berkata, "Aku takut bahwa aku sudah
binasa. Tadinya aku punya suami. Lalu dia pergi meninggalkanku. Kemudian
datanglah seorang wanita tua ke tempatku. Maka aku pun mengadukan hal itu
kepadanya. Lantas ia berkata, Jika engkau mau melakukan apa yang aku
perintahkan, aku bisa membuatnya kembali lagi kepadamu. Saat tiba malam hari, ia
datang dengan membawa dua ekor anjing hitam. Lalu ia menunggangi salah satunya
dan aku menunggangi yang satunya lagi. Namun tidak terjadi apapun hingga kami
berhenti di Babil. Tiba-tiba ada dua orang laki-laki tergantung dengan kaki ke
atas. Keduanya berkata, Kenapa engkau datang? Aku berkata, Kami sedang
mempelajari sihir. Keduanya berkata, Sesungguhnya kami hanyalah fitnah (ujian),
maka janganlah engkau kafir, dan pulanglah. Namun aku tidak mau sambil berkata,
Tidak. Lalu keduanya berkata, Pergilah ke tungku perapian itu, lalu kencinglah
padanya. Maka aku pun pergi ke tempat tungku perapian tersebut. Namun aku
ketakutan sehingga aku tidak melakukannya. Kemudian aku kembali kepada keduanya.
Lalu keduanya berkata, Apakah engkau sudah melakukannya?. Ya, sudah, jawabku.
Apakah engkau melihat sesuatu? tanya keduanya. Aku menjawab, Aku tidak melihat
apapun. Keduanya berkata, Kalau begitu engkau belum melakukannya. Kembalilah ke
kampungmu dan janganlah engkau kafir. Namun aku tetap tidak mau. Kemudian
keduanya kembali berkata, Pergilah ke tempat tungku perapian itu, lalu
kencinglah di atasnya. Aku pun pergi ke tempat tersebut. Tapi aku menggigil
ketakutan. Kemudian aku pun kembali kepada keduanya dan berkata, Aku sudah
melakukannya. Apa yang engkau lihat, tanya keduanya. Aku tidak melihat apapun
jawabku. Engkau bohong, engkau belum melakukannya. Kembalilah ke kampungmu dan
jangan engkau kafir. Engkau masih bisa memilih, kata mereka berdua. Namun aku
tetap tidak mau. Lalu keduanya kembali berkata, Pergilah ke tempat tungku
perapian itu dan kencinglah di atasnya. Maka aku pun pergi lagi ke tempat
tersebut lalu kencing di atasnya. Tiba-tiba aku melihat seorang prajurit berkuda
mengenakan baju besi keluar dari tubuhku lalu pergi ke arah langit dan hilang
sehingga aku tidak melihatnya lagi. Setelah itu aku kembali kepada keduanya dan
berkata, Aku sudah melakukannya. Apa yang engkau lihat?, tanya keduanya. Aku
berkata, Aku melihat seorang prajurit berkuda mengenakan baju besi keluar dari
tubuhku lalu pergi ke arah langit dan hilang sehingga aku tidak melihatnya lagi.
Keduanya berkata, Engkau benar, itu adalah imanmu yang telah keluar dari
dirinya. Pergilah. Lalu aku berkata kepada wanita tua tadi, Demi Allah aku tidak
mengetahui apapun dan keduanya pun tidak mengajarkan apapun kepadaku. Wanita
tersebut berkata, Ya, engkau sudah mempelajarinya. Sekarang apapun yang engkau
inginkan bisa terjadi. Ambillah gandum ini lalu taburkanlah di tanah. Kemudian
aku menaburkannya, seraya berkata, Tumbuhlah. Maka biji-biji gandum itu pun
tumbuh. Kemudian aku berkata, Berdaunlah. Maka ia pun berdaun. Kemudian aku
berkata, Keringlah. Maka ia pun kering. Kemudian aku berkata, Jadilah tepung.
Maka ia pun menjadi tepung. Kemudian aku berkata, Jadilah roti. Maka ia pun
menjadi roti. Tatkala aku melihat segala sesuatu yang aku inginkan bisa terjadi,
aku jadi menyesal. Demi Allah wahai Ummul Mukminin, aku sama sekali tidak akan
pernah melakukannya lagi."
Dha’if: Al Albani (Silsilah
Dha’ifah: 2/315)