Tafsir Surat Shad, ayat 17-20
{وَاذْكُرْ
عَبْدَنَا دَاوُدَ ذَا الأيْدِ إِنَّهُ أَوَّابٌ (17) إِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ
مَعَهُ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالإشْرَاقِ (18) وَالطَّيْرَ مَحْشُورَةً كُلٌّ
لَهُ أَوَّابٌ (19) وَشَدَدْنَا مُلْكَهُ وَآتَيْنَاهُ الْحِكْمَةَ وَفَصْلَ
الْخِطَابِ (20) }
dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai
kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan). Sesungguhnya Kami menundukkan
gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan
pagi, dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul.
Masing-masingnya amat taat kepada Allah. Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami
berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan
perselisihan.
Allah Swt. menceritakan perihal hamba dan rasul-Nya, Daud a.s., bahwa dia
telah dianugerahi kekuatan; di sini diungkapkan dengan memakai kata al-aid
yang artinya kekuatan dalam masalah ilmu dan amal.
Ibnu Abbas r.a., As-Saddi, dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa al-aid
artinya kekuatan.
Ibnu Zaid sehubungan dengan pengertian ini membacakan firman-Nya:
{وَالسَّمَاءَ
بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ}
Dan langit itu kami bangun dengan kekuatan (Kami) dan sesunggguhnya
Kami benar-benar berkuasa (Az-Zariyat: 47)
Mujahid mengatakan bahwa al-aid artinya kekuatan dalam ketaatan.
Qatadah mengatakan bahwa Daud a.s., dianugerahi kekuatan dalam mengerjakan
ibadah dan memberinya pengetahuan tentang Islam.
Telah diceritakan pula kepada kami bahwa Nabi Daud a.s. selalu mengerjakan
salat pada sepertiga malamnya, dan puasa setengah tahun. Hal ini telah
disebutkan di dalam kitab Sahihain melalui salah satu hadisnya dari
Rasulullah Saw. yang menyebutkan bahwa beliau Saw. telah bersabda:
"أَحَبُّ
الصَّلَاةِ إِلَى اللَّهِ صَلَاةُ دَاوُدَ وَأَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ
صِيَامُ دَاوُدَ كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ
سُدُسَهُ وَكَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا وَلَا يَفِرُّ إِذَا
لَاقَى"
Salat yang paling disukai Allah ialah salatnya Daud, dan puasa yang paling
disukai Allah adalah puasanya Daud. Dia tidur sampai tengah malam, lalu bangun
sepertiganya (mengerjakan salat), dan tidur seperenamnya. Dan dia puasa
sehari dan buka sehari, dia tidak pernah lari bila bersua dengan musuh
(dalam peperangan) dan ia adalah seorang, yang amat taat kepada
Allah.
Yang dimaksud dengan awwab ialah selalu taat kepada Allah dalam semua
urusan dan perkaranya:
********
Firman Allah Swt.:
{إِنَّا
سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهُ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ
وَالإشْرَاقِ}
Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia
(Daud) di waktu petang dan pagi. (Shad: 18)
Yakni Allah Swt. menundukkan gunung-gunung bagi Daud di saat matahari terbit
dan di penghujung siang hari, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui
firman-Nya:
{يَا
جِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُ وَالطَّيْرَ}
Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama
Daud. (Saba: 10)
Demikian pula burung-burung ikut bertasbih bersama Daud bila Daud bertasbih,
dan menjawab tasbih yang diucapkannya bila burung-burung itu sedang terbang di
atasnya. Lalu apabila mendengar Daud sedang membaca kitab Zabur, maka
burung-burung itu berhenti di angkasa, tidak mau pergi, bahkan diam dan ikut
bertasbih bersamanya. Gunung-gunung yang tinggi-tinggi pun membalas tasbihnya
dan mengikuti tasbih yang diucapkannya.
Ibnu Janr mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Bisyr, dari Mis'ar, dari Abdul Karim,
dari Musa ibnu Abu Kasir, dari Ibnu Abbas r.a., yang pernah mendengar Ummu Hani'
r.a. pernah bercerita, bahwa di hari jatuhnya kota Mekah Rasulullah Saw.
mengerjakan salat duha sebanyak delapan rakaat. Maka Ibnu Abbas r.a. mengatakan
bahwa ia mengetahui ada saat untuk salat di waktu duha itu, karena Allah Swt.
telah berfirman: bertasbih di waktu petang dan pagi (Shad: 18)
Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkannya lagi melalui hadis Sa'id ibnu Abu Arubah,
dari Abul Mutawakkil, dari Ayyub ibnu Safwan. dari maulanya-yaitu Abdullah ibnul
Haris Ibnu Naufal, bahwa sahabat Ibnu Abbas pada mulanya tidak pernah
mengerjakan salat duha.
Kemudian aku (Abdullah ibnul Haris ibnu Naufal) membawanya masuk menemui Ummu
Hani' r.a., dan aku berkata kepadanya.”Ceritakanlah kepadanya apa yang telah
engkau ceritakan kepadaku." Maka Ummu Hani' menceritakan hadis berikut: Pada
hari jatuhnya kota Mekah Rasulullah Saw. masuk ke dalam rumahku, kemudian
meminta air sebanyak satu mangkuk besar, lalu memerintahkan agar dibuat
penghalang dari kain antara aku dan dia. Maka beliau mandi, lalu mengeringkan
tubuhnya di salah satu sudut di rumahku, sesudah itu beliau salat delapan
rakaat. Salat itu adalah salat duha yang berdiri, rukuk, sujud, dan julus
(duduk)nya hampir sama lamanya yang satu dengan yang lainnya.
Dalam firman selanjutnya disebutkan:
{وَالطَّيْرَ
مَحْشُورَةً}
dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul
(Shad: 19)
Maksudnya, tertahan di udara.
{كُلٌّ
لَهُ أَوَّابٌ}
Masing-masingnya amat, taat kepada Allah. (Shad: 19)
Artinya, taat kepada Allah Swt.
********
firman Allah Swt,.
{وَشَدَدْنَا
مُلْكَهُ}
Dan Kami kuatkan kerajaannya. (Shad: 20)
Yaitu Kami jadikan baginya kerajaan yang sempurna dari semua apa yang
diperlukan oleh para raja.
Ibnu Abu Najih telah meriwayatkan dari Mujahid, bahwa Daud adalah seorang
penduduk dunia yang paling kuat kekuasaannya. As-Saddi mengatakan bahwa dia
selalu dijaga oleh empat ribu orang personel prajurit setiap harinya. Menurut
sebagian ulama Salaf, telah sampai kepadanya suatu riwayat yang menyebutkan
bahwa Daud setiap malamnya dijaga oleh tiga puluh tiga ribu pasukan yang sampai
tahun mendatang prajurit yang telah berjaga tidak kebagian giliran lagi.
Pendapat yang lain menyebutkan empat puluh ribu prajurit yang lengkap dengan
senjatanya.
Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim telah menceritakan melalui riwayat Ulya ibnu
Ahmar, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas a.s. yang telah mengatakan bahwa pernah
terjadi dua orang Bani Israil bersengketa di masa Nabi Daud a.s., lalu keduanya
melaporkan perkaranya kepada Daud a.s. Salah seorang dari keduanya mengatakan
bahwa lawan perkaranya itu telah mencuri seekor sapi miliknya, sedangkan yang
tertuduh mengingkarinya. Pihak penuntut tidak mempuyai saksi yang memperkuat
tuduhannya, maka Nabi Daud a.s. menangguhkan keduanya.
Pada malam harinya Nabi Daud a.s. bermimpi diperintahkan untuk membunuh si
penuntut. Dan pada siang harinya ia memanggil keduanya, lalu memerintahkan agar
pihak penuntut dibunuh, maka si penuntut berkata, "Hai Nabi Allah, mengapa
engkau akan menjatuhkan hukuman mati kepadaku, padahal lawanku ini telah
merampas sapiku?" Nabi Daud a.s. menjawab, "Sesungguhnya Allah Swt. telah
memerintahkan kepadaku untuk menjatuhkan hukuman mati atas dirimu, maka aku
harus membunuhmu, tidak ada jalan lain."
Pihak penuntut akhirnya berkata, "Demi Allah, hai Nabi Allah, sesungguhnya
Allah telah memerintahkan kepadamu untuk membunuhku karena kasus orang ini yang
telah kutuduh". Sesungguhnya aku benar-benar jujur dalam tuduhanku itu, tetapi
dahulu aku pernah menculik ayahnya dan membunuhnya tanpa ada seorang pun yang
mengetahui pelakunya." Maka Nabi Daud a.s., memerintahkan agar dia dieksekusi,
lalu dihukum matilah ia.
Ibnu Abbas a.s. melanjutkan, bahwa sejak saat itu wibawa Nabi Daud a.s. di
kalangan Bani Israil makin kuat dan makin disegani. Hal inilah yang dimaksudkan
oleh firman-Nya: Dan Kami kuatkan kerajaannya. (Shad: 20)
Adapun firman Allah Swt::
{وَآتَيْنَاهُ
الْحِكْمَةَ}
dan Kami berikan kepadanya hikmah. (Shad: 20)
Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud ialah pemahaman, akal, dan kepandaian.
Di lain kesempatan ia mengatakan kebijaksanaan dan keadilan, dan di lain
kesempatan lagi Mujahid mengatakan akal sehat.
Qatadah mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah Kitabullah dan
mengikuti apa yang terkandung di dalamnya.
As-Saddi mengatakan, yang dimaksud dengan hikmah ialah kenabian.
**********
Firman Allah Swt.:
{وَفَصْلَ
الْخِطَابِ}
dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan. (Shad: 20)
Syuraih Al-Qadi dan Asy-Sya'bi mengatakan, persaksianku sumpah dalam
menyelesaikan perselisihan.
Qatadah mengatakan dua orang saksi dibebankan atas pihak tertuduh.
Berdasarkan patokan inilah keputusan dalam perselisihan ditetapkan oleh para
nabi dan para rasul sebagai penggantinya, juga oleh orang-orang mukmin dan
orang-orang saleh. Dan pegangan keadilan dari umat ini sampai hari kiamat nanti.
Hal yang sama dikatakan oleh Abu Abdur Rahman As-Sulami
Mujahid dan As-Saddi mengatakan, makna yang dimaksud ialah tepat dalam
memutuskan peradilan dan memahami.
Mujahid mengatakan pula bahwa yang dimaksud dengan khitab ialah
kebijaksanaan dalam berbicara dan memutuskan ini mencakup semua pengertian
pendapat di atas, dan inilah makna yang dimaksud dan dipilih oleh Ibnu
Jarir.
ibnu Syabbah An-Namiri. telah menceritakan kepada kami Ibrahim Ibnul Munzir,
telah menceritakan kepadaku Abdul Aziz ibnu Abu Sabit, dari Abdur Rahman ibnu
Abuz Zanad, dari ayahnya, dari Bilal ibnu Abu Burdah, dari ayahnya, dari Abu
Musa r.a. yang mengatakan bahwa orang yang mula-mula mengucapkan kalimat
'Amma Ba'du' adalah Daud a.s. Inilah yang dimaksud dengan faslul
khitab.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Asy-Sya'bi, bahwa yang dimaksud dengan
faslul khitab ialah ucapan Amma Ba'du.