Tafsir Surat An-Nazi'at, ayat 34-46
فَإِذَا
جَاءَتِ الطَّامَّةُ الْكُبْرَى (34) يَوْمَ يَتَذَكَّرُ الْإِنْسَانُ مَا سَعَى
(35) وَبُرِّزَتِ الْجَحِيمُ لِمَنْ يَرَى (36) فَأَمَّا مَنْ طَغَى (37) وَآثَرَ
الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (38) فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى (39) وَأَمَّا مَنْ
خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى (40) فَإِنَّ الْجَنَّةَ
هِيَ الْمَأْوَى (41) يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا (42)
فِيمَ أَنْتَ مِنْ ذِكْرَاهَا (43) إِلَى رَبِّكَ مُنْتَهَاهَا (44) إِنَّمَا
أَنْتَ مُنْذِرُ مَنْ يَخْشَاهَا (45) كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ
يَلْبَثُوا إِلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا (46)
Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari
kiamat) telah datang. Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah
dikerjakannya, dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang
melihat. Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan
dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya). Dan adapun orang-orang
yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa
nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya). (Orang-orang kafir)
bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah kejadiannya?
Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya)? Kepada Tuhanmulah
dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya). Kamu hanyalah pemberi peringatan
bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit). Pada hari mereka melihat hari
berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan
(sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.
Firman Allah Swt.:
{فَإِذَا
جَاءَتِ الطَّامَّةُ الْكُبْرَى}
Maka apabila malapetaka yang sangat besar telah datang. (An-Nazi'at:
34)
Yang dimaksud dengannya adalah hari kiamat. Ibnu Abbas mengatakan bahwa hari
kiamat disebut demikian karena pada hari itu banyak terjadi semua peristiwa yang
dahsyat lagi sangat mengerikan, sebagaimana yang disebutkan dalam
firman-Nya:
وَالسَّاعَةُ
أَدْهى وَأَمَرُّ
dan hari kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit. (Al-Qamar: 46)
Adapun firman Allah Swt.:
{يَوْمَ
يَتَذَكَّرُ الإنْسَانُ مَا سَعَى}
Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya.
(An-Nazi'at: 35)
Yakni pada hari itu manusia teringat semua kebaikan dan keburukan yang telah
dikerjakannya, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui
firman-Nya:
يَوْمَئِذٍ
يَتَذَكَّرُ الْإِنْسانُ وَأَنَّى لَهُ الذِّكْرى
dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi
mengingat itu baginya. (Al-Fajr: 23)
Firman Allah Swt.:
{وَبُرِّزَتِ
الْجَحِيمُ لِمَنْ يَرَى}
dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang
melihat. (An-Nazi'at: 36)
Yaitu neraka ditampakkan, sehingga semua manusia dapat melihatnya dengan mata
kepala mereka sendiri.
{فَأَمَّا
مَنْ طَغَى}
Adapun orang yang melampaui batas (An-Nazi'at: 37)
Maksudnya, membangkang dan berlaku sewenang-wenang.
{وَآثَرَ
الْحَيَاةَ الدُّنْيَا}
dan lebih mengutamakan kehidupan dunia (An-Nazi'at: 38)
Yakni lebih memprioritaskannya daripada urusan agama dan bekal di
akhiratnya.
{فَإِنَّ
الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى}
maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). (An-Nazi'at: 39)
Maka tempat kembalinya adalah neraka Jahim, dan makanannya adalah buah
zaqqum, sedangkan minumannya adalah air yang mendidih lagi sangat
panas.
{وَأَمَّا
مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى}
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan
diri dari keinginan hawa nafsunya. (An-Nazi'at: 40)
Yaitu takut akan hari ia dihadapkan kepada Allah Swt. dan takut akan
keputusan Allah terhadap dirinya di hari itu, lalu ia menahan hawa nafsunya dan
tidak memperturutkannya serta menundukkannya untuk taat kepada Tuhannya.
{فَإِنَّ
الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى}
maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya). (An-Nazi'at: 41)
Yakni sebagai tempat berpulangnya; surga yang luaslah tempat kembalinya.
Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:
{يَسْأَلُونَكَ
عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا فِيمَ أَنْتَ مِنْ ذِكْرَاهَا إِلَى رَبِّكَ
مُنْتَهَاهَا}
(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari
berbangkit, kapankah terjadinya? Siapakah kamu (sehingga) dapat
menyebutkan (waktunya)? Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya
(ketentuan waktunya). (An-Nazi'at: 42-44)
Artinya, pengetahuan tentang waktunya bukan dikembalikan kepadamu dan bukan
pula kepada seseorang makhluk, melainkan pengetahuan mengenainya hanyalah ada di
tangan Allah Swt. Dialah Yang mengetahui waktunya dengan tepat.
ثَقُلَتْ
فِي السَّماواتِ وَالْأَرْضِ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً يَسْئَلُونَكَ
كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْها قُلْ إِنَّما عِلْمُها عِنْدَ اللَّهِ
Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di
bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepada kalian melainkan dengan tiba-tiba.
Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah,
"Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah.”
(Al-A'raf: 187)
Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
{إِلَى
رَبِّكَ مُنْتَهَاهَا}
Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).
(An-Nazi'at: 44)
Karena itulah ketika Jibril a.s. bertanya kepada Rasulullah Saw., maka beliau
Saw. menjawabnya dengan perkataan:
"مَا
الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ".
Tidaklah orang yang ditanya mengenai waktu kedatangannya lebih mengetahui
daripada orang yang menanyakannya.
Firman Allah Saw.:
{إِنَّمَا
أَنْتَ مُنْذِرُ مَنْ يَخْشَاهَا}
Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari
berbangkit). (An-Nazi'at: 45)
Yakni sesungguhnya Aku mengutusmu Muhammad hanyalah agar engkau memberi
peringatan kepada manusia dan memperingatkan mereka akan pembalasan dan azab
Allah. Maka barang siapa yang takut kepada Allah dan takut akan kedudukan Allah
dan ancaman-Nya, niscaya ia mengikutimu dan beruntunglah dia serta beroleh
kemenanganlah dia. Dan kerugian serta kekecewaan pasti akan menimpa orang-orang
yang menentang dan mendustakanmu.
Firman Allah Swt.:
{كَأَنَّهُمْ
يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إِلا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا}
Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan
tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi
hari. (An-Nazi'at: 46)
Yaitu apabila mereka dibangkitkan dari kuburnya masing-masing, lalu digiring
ke padang mahsyar, maka saat itulah mereka merasa amat pendek dan singkatnya
masa tinggal mereka di dunia, sehingga seakan-akan menurut mereka hanya tinggal
selama suatu pagi atau suatu sore hari saja.
Juwaibir telah meriwayatkan dari Ad-Dahhak, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan
makna firman Allah Swt. Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka
merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu
sore atau pagi hari. (An-Nazi'at: 46) Bahwa yang dimaksud dengan sore hari
ialah jarak waktu mulai dari lohor sampai dengan terbenamnya matahari. Sedangkan
yang dimaksud dengan pagi hari ialah jarak waktu antara terbitnya matahari
sampai dengan pertengahan siang hari.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa ini menggambarkan
tentang masa tinggal di dunia menurut pandangan manusia ketika mereka
menyaksikan dengan nyata alam akhirat.
[آخِرُ
تَفْسِيرِ سُورَةِ "النَّازِعَاتِ"] [وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
وَالْمِنَّةُ]