Tafsir Surat At-Takatsur, ayat 1-8
أَلْهَاكُمُ
التَّكَاثُرُ (1) حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ (2) كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (3)
ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (4) كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ
(5) لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ (6) ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ (7) ثُمَّ
لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ (8)
Bermegah-megahan telah melalaikan kalian, sampai
kalian masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui
(akibat perbuatan kalian itu); dan janganlah begitu, kelak kalian akan
mengetahui. Janganlah begitu, jika kalian mengetahui dengan pengetahuan yang
yakin, niscaya kalian benar-benar akan melihat neraka Jahim, dan sesungguhnya
kalian benar-benar akan melihatnya dengan 'ainulyaqin, kemudian kalian pasti
akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kalian megah-megahkan di
dunia itu).
Allah Swt. berfirman, bahwasanya kalian disibukkan oleh kecintaan kalian
kepada duniawi dan kesenangannya serta perhiasannya, sehingga kalian melupakan
upaya kalian untuk mencari pahala akhirat dan memburunya. Dan kalian
terus-menerus sibuk dengan urusan duniawi kalian hingga maut datang menjemput
kalian dan kalian dimasukkan ke dalam kubur hingga menjadi penghuninya.
قَالَ
ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا زَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى
الوَقار الْمِصْرِيُّ، حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ الدَّايِمِ، عَنِ ابْنِ
زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " {أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ} عَنِ الطَّاعَةِ، {حَتَّى
زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ} حَتَّى يَأْتِيَكُمُ الْمَوْتُ"
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Zakaria ibnu Yahya Al-Waqqad Al-Masri, telah
menceritakan kepadaku Khalid ibnu Abdud Da-im, dari Ibnu Zaid ibnu Aslam, dari
ayahnya yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Bermegah-megahan telah melalaikan kalian dari ketaatan, sampai kalian masuk
ke dalam liang kubur (sampai maut datang menjemput kalian).
Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Bermegah-megahan telah melalaikan kalian. (At-Takatsur: 1) Yakni dengan
harta dan anak-anak.
Di dalam kitab Sahih Bukhari dalam Bab "Raqa'iq' telah disebutkan hal
yang sama dari Al-Hasan Al-Basri. Dan disebutkan bahwa telah menceritakan kepada
kami Abul Walid, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Sabit,
dari Anas ibnu Malik, dari Ubay ibnu Ka'b yang mengatakan bahwa kami menganggap
hal berikut termasuk dari Al-Qur'an sebelum diturunkan firman-Nya:
Bermegah-megahan telah melalaikan kalian. (At-Takatsur: 1) Yang dimaksud
adalah sabda Nabi Saw. yang menyebutkan: Seandainya Anak Adam (manusia)
mempunyai lembah emas. dan seterusnya hingga akhir hadis.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ:
سَمِعْتُ قَتَادَةَ يُحَدِّثُ عَنْ مُطْرِّف -يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الله بن
الشخير-عن أبيه قَالَ: انْتَهَيْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلم
وَهُوَ يَقُولُ: " {أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ} يَقُولُ ابْنُ آدَمَ: مَالِي مَالِي.
وَهَلْ لَكَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ، أَوْ لَبِسْتَ
فَأَبْلَيْتَ، أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ؟ ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far,
telah menceritakan kepada kami Syu'bah, bahwa ia pernah mendengar Qatadah
menceritakan dari Mutarrif ibnu Abdullah ibnusy Syikhkhir, dari ayahnya yang
mengatakan bahwa ia sampai kepada Rasulullah Saw. yang saat itu beliau Saw.
sedang membaca firman-Nya: Bermegah-megahan telah melalaikan kamu.
(At-Takatsur: 1) Lalu Rasulullah Saw. bersabda: Ibnu Adam mengatakan,
"Hartaku, hartaku.” Tiadalah bagimu dari hartamu selain dari apa yang engkau
makan, lain engkau lenyapkan; atau yang engkau pakai, lalu engkau lapukkan; atau
engkau sedekahkan, lalu engkau lanjutkan.
Imam Muslim, Imam Turmuzi, dan Imam Nasai telah meriwayatkannya melalui jalur
Syu'bah dengan sanad yang sama.
قَالَ
مُسْلِمٌ فِي صَحِيحِهِ: حَدَّثَنَا سُوِيدُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ
مَيْسَرَةَ، عَنِ الْعَلَاءِ، عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَقُولُ الْعَبْدُ: مَالِي
مَالِي؟ وَإِنَّمَا لَهُ مِنْ مَالِهِ ثَلَاثٌ: مَا أَكَلَ فَأَفْنَى، أَوْ لَبِسَ
فَأَبْلَى، أَوْ تَصَدَّقَ فَاقْتَنَى وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَذَاهِبٌ وَتَارِكُهُ
لِلنَّاسِ"
Imam Muslim mengatakan di dalam kitab sahihnya, bahwa telah menceritakan
kepada kami Suwaid ibnu Sa'id, telah menceritakan kepada kami Hafs ibnu Maisarah
dari Al-Ala, dari ayahnya, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. pernah bersabda: Seorang hamba mengatakan, "Hartaku,
hartaku!" Padahal sesungguhnya tiada dari hartanya selain tiga hal, yaitu apa
yang telah dimakannya, lalu ia lenyapkan; atau yang ia pakai, lain ia lapukkan,
atau yang ia sedekahkan, lalu ia lanjutkan. Sedangkan yang selain dari
itu akan pergi dan akan ia tinggalkan untuk orang lain.
Imam Muslim meriwayatkannya secara munfarid melalui jalur
ini.
قَالَ
الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا الحُمَيدي، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنَا عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ، سَمِعَ أَنَسَ
بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثلاثةٌ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ:
يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ،
وَيَبْقَى عَمَلُهُ"
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Humaidi, telah
menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu
Abu Bakar ibnu Muhammad ibnu Amr ibnu Hazm yang telah mendengar dari Anas ibnu
Malik yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Ada tiga perkara
yang mengiringi keberangkatan mayat; maka yang dua perkara kembali, sedangkan
yang satunya menemaninya. Keluarganya, harta bendanya, dan amal
perbuatannya mengiringinya; maka kembalilah keluarga dan harta bendanya, dan
yang tertinggal (bersamanya) adalah amal perbuatannya.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Turmuzi, dan Imam
Nasai melalui hadis Sufyan ibnu Uyaynah dengan sanad yang sama.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى، عَنْ شُعْبَةَ، حَدَّثَنَا قَتَادَةُ،
عَنْ أَنَسٍ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "يَهْرَمُ
ابْنُ آدَمَ وَتَبْقَى مِنْهُ اثْنَتَانِ: الْحِرْصُ وَالْأَمَلُ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya, dari Syu'bah,
telah menceritakan kepada kami Qatadah, dari Anas, bahwa Nabi Saw. pernah
bersabda: Ibnu Adam akan menua, dan akan tetap menemaninya dua perkara, yaitu
keinginan dan cita-cita.
Imam Bukhari dan Imam Muslim telah mengetengahkannya di dalam kitab sahih
masing-masing.
Al-Hafiz ibnu Asakir di dalam biografi Al-Ahnaf ibnu Qais yang dijuluki
Ad-Dahhak menyebutkan bahwa ia meliliat seorang lelaki yang di tangannya
memegang mata uang dirham, lalu ia bertanya "Kepunyaan siapakah uang dirham
ini?" Lelaki itu menjawab, "Milikku." Maka Ad-Dahhak mengatakan, "Sesungguhnya
uang dirham itu adalah milikmu bilamana kamu belanjakan untuk hal yang
mengandung pahala, atau sebagai rasa ungkapan syukurmu." Kemudian Ad-Dahhak
alias Al-Ahnaf mengucapkan perkataan seorang penyair:
أَنْتَ
لِلْمَالِ إِذَا أَمْسَكْتَهُ ... فَإِذَا
أَنْفَقْتَهُ فَالْمَالُ لَكْ
Engkau ditunggangi oleh harta jika
engkau pegang dia, maka jika engkau belanjakan dia, berarti harta itu adalah
milikmu (bermanfaat bagimu).
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id Al-Asyaj,
telah menceritakan kepada kami Abu Usamah yang telah mengatakan bahwa telah
menceritakan kepadaku Saleh ibnu Hibban, dari Ibnu Buraidah sehubungan dengan
makna firman-Nya: bermegah-megahan telah melalaikan kalian. (At-Takatsur:
1) Bahwa surat ini diturunkan berkenaan dengan dua kabilah Ansar, yaitu Bani
Harisah dan Banil Haris, mereka saling membanggakan diri dengan kepemilikan
mereka yang banyak. Salah satu pihak mengatakan bahwa apakah di kalangan kalian
terdapat orang yang semisal dengan si Fulan bin Fulan dan si Fulan. Sedangkan
pihak lain mengatakan hal yang sama pula kepada lawannya. Mereka saling
berbangga diri dengan orang-orang yang masih hidup, kemudian mereka mengatakan,
"Marilah kita berangkat menuju kuburan." Lalu salah satu pihak mengatakan,
"Apakah di kalangan kalian terdapat orang yang seperti si Fulan," seraya
mengisyaratkan kepada kuburan seseorang. Dan pihak lainnya mengatakan hal yang
sama seraya mengisyaratkan ke kuburan lainnya. Maka turunlah firman-Nya:
Bermegah-megahan telah melalaikan kalian, sampai kalian masuk ke dalam
kubur. (At-Takatsur: 1-2) Sesungguhnya telah ada bagi kalian suatu pelajaran
dari apa yang kalian lihat dan juga kesibukan.
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Bermegah-megahan telah melalaikan kalian, sampai kalian masuk ke dalam
kubur. (At-Takatsur: 1-2) Dahulu mereka mengatakan, "Kami lebih banyak
daripada Bani Fulan, dan kami lebih kuat daripada Bani Fulan," setiap hari
mereka saling menjatuhkan yang lainnya tanpa henti-hentinya. Demi Allah, mereka
akan terus-menerus demikian sehingga mereka semuanya masuk ke dalam kubur dan
menjadi penghuninya.
Pendapat yang sahih menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan firman-Nya:
sampai kamu masuk ke dalam kubur. (At-Takatsur: 2) Yakni hingga kalian
dikubur dan menjadi penghuninya, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam
hadis sahih:
أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلم دَخَلَ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الْأَعْرَابِ
يَعُودُهُ، فَقَالَ: "لَا بَأْسَ، طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ". فَقَالَ: قُلْتَ:
طَهُور؟! بَلْ هِيَ حُمَّى تَفُورُ، عَلَى شَيْخٍ كَبِيرٍ، تُزيره الْقُبُورَ!
قَالَ: "فَنَعَم إِذًا"
bahwa Rasulullah Saw. mendatangi seorang lelaki Badui dalam rangka
menjenguknya, lalu bersabda: "Tidak mengapa, insya Allah disucikan.”
Lelaki itu menjawab, "Engkau katakan disucikan, tidak sebenarnya yang kurasakan
adalah demam yang mengguncangkan seorang syekh (berusia lanjut) lagi sudah tua
dan sudah dekat ke Liang kuburnya.” Maka Rasulullah Saw. bersabda, "Kalau
begitu, itu yang terbaik.”
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar'ah, telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Sa'id Al-Asbahani, telah menceritakan
kepada kami Hakkam ibnu Salim Ar-Razi, dari Amr ibnu Abu Qais, dari Al-Hajjaj,
dari Al-Minhal, dari Zur ibnu Hubaisy, dari Ali yang mengatakan bahwa kami masih
tetap meragukan tentang adanya siksa kubur sebelum diturunkan firman-Nya:
Bermegah-megahan telah melalaikan kalian, sampai kalian masuk ke dalam
kubur. (At-Takatsur: 1 -2)
Imam Turmuzi telah meriwayatkan hadis ini dari Abu Kurajb, dari Hakkam ibnu
Salim dengan sanad yang sama, lalu Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini
garib.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Salamah ibnu Daud Al-Irdi, telah menceritakan kepada
kami Abul Malih Ar-Ruqiy, dari Maimun ibnu Mahran yang mengatakan bahwa ketika
aku sedang duduk di hadapan Khalifah Umar ibnu Abdul Aziz, maka ia membaca
firman-Nya: Bermegah-megahan telah melalaikan kalian, sampai kalian masuk ke
dalam kubur. (At-Takatsur: 1-2) Maka dia diam sebentar, lalu berkata, "Hai
Maimun, tiadalah kulihat kuburan itu melainkan dalam ziarahku, dan sudah
merupakan keharusan bagi orang yang berziarah kembali ke tempat tinggalnya." Abu
Muhammad menjelaskan bahwa makna yang dimaksud dengan kembali ke tempat
tinggalnya ialah ke surga atau ke neraka.
Hal yang sama telah disebutkan, bahwa pernah ada seorang lelaki Badui
mendengar seorang lelaki membaca firman-Nya: sampai kalian masuk ke dalam
kubur. (At-Takatsur: 2) Lalu ia berkata, "Demi Tuhan yang menguasai Ka'bah,
ini artinya hari berbangkit." Yakni sesungguhnya bagi orang yang menziarahi
kubur pasti akan pergi dari kubur itu menuju ke tempat yang lain.
*******************
Firman Allah Swt.:
{كَلا
سَوْفَ تَعْلَمُونَ ثُمَّ كَلا سَوْفَ تَعْلَمُونَ}
Janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui (akibat perbuatan kalian
itu); dan janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui. (At-Takatsur.
3-4)
Al-Hasan mengatakan bahwa dalam ayat ini terkandung pengertian ancaman
sesudah ancaman lainnya.
Ad-Dahhak mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan janganlah
begitu, kelak kalian akan mengetahui. (At-Takatsur: 4) Yakni hai orang-orang
kafir. janganlah begitu, jika kalian mengetahui. (At-Takatsur: 5) Yaitu
hai orang-orang mukmin.
Dan mengenai firman selanjutnya, yaitu:
{كَلا
لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ}
Janganlah begitu, jika kalian mengetahui dengan pengetahuan 'ainul
yaqin. (At-Takatsur: 5)
Yakni seandainya kalian mengetahui dengan pengetahuan yang sebenarnya,
niscaya kalian tidak akan terlena dengan memperbanyak harta hingga lupa dari
mencari pahala akhirat, sampai kalian masuk ke dalam kubur. Kemudian disebutkan
dalam firman selanjutnya:
{لَتَرَوُنَّ
الْجَحِيمَ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ}
niscaya kalian benar-benar akan melihat neraka Jahim, dan sesungguhnya
kalian benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin. (At-Takatsur:
6-7)
Ini merupakan penjelasan dari ancaman yang telah disebutkan di atas, yaitu
pada firman-Nya: Janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui (akibat
perbuatan kalian itu); dan janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui.
(At-Takatsur: 3-4)
Allah mengancam mereka dengan keadaan tersebut, yaitu saat ahli neraka
melihat neraka manakala neraka bergolak dengan sekali golak. Maka menyungkurlah
semua malaikat terdekat dan nabi yang diutus dengan bersideku di atas kedua
lututnya masing-masing karena takut menyaksikan peristiwa-peristiwa yang sangat
mengerikan itu, sebagaimana yang akan disebutkan dalam atsar yang menceritakan
keadaan tersebut.
Firman Allah Swt.:
{ثُمَّ
لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ}
kemudian kalian pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan
(yang kalian megah-megahkan di dunia itu). (At-Takatsur: 8)
Yakni kemudian kalian benar-benar akan dimintai pertanggungjawaban di hari
itu tentang mensyukuri nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada
kalian, seperti kesehatan, keamanan, rezeki, dan lain sebagainya, apakah kalian
bersyukur dan beribadah kepada-Nya?
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar'ah, telah
menceritakan kepada kami Zakaria ibnu Yahya Al-Jazzar Al-Muqri, telah
menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Isa alias Abu Khalid Al-Jazzar, telah
menceritakan kepada kami Yunus ibnu Ubaid, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas; ia
pernah mendengar Umar ibnul Khattab mengatakan bahwa Rasulullah Saw. keluar di
waktu tengah hari, dan beliau menjumpai Abu Bakar berada di dalam masjid. Maka
Rasulullah Saw. bertanya, "Apakah yang mendorongmu keluar di saat seperti
ini?" Abu Bakar menjawab, "Wahai Rasulullah, telah mengeluarkan aku Tuhan
yang telah mengeluarkanmu." Lalu datanglah pula Umar ibnul Khattab, makaNabi
Saw. bertanya, "Apakah yang menyebabkan kamu keluar, hai Ibnul Khattab?"
Umar menjawab, "Tuhan yang telah menyebabkan kamu berdua keluar." Lalu Umar
duduk, dan Rasulullah Saw. berbicara kepada keduanya, "Maukah kamu berdua aku
ajak menuju ke kebun kurma itu, maka kamu akan mendapat makanan, minuman, dan
naungan?" Keduanya menjawab, "Kami mau." Rasulullah Saw. bersabda,
"Marilah kita singgah di rumah Ibnut Taihan alias Abul Haisam Al-Ansari."
Maka Rasulullah Saw. berada di depan kami dan mengucapkan salam serta
meminta izin sebanyak tiga kali, sedangkan Ummul Haisam berada di balik pintu
rumahnya mendengarkan ucapan Rasulullah Saw. dengan maksud ia mendapat tambahan
dari salam Rasulullah Saw. Ketika Rasulullah Saw. hendak pergi, Ummul Haisam
keluar dan mengerjarnya dari belakang, lalu berkata, "Wahai Rasulullah, demi
Allah, sesungguhnya aku mendengar suara salammu, tetapi aku bermaksud ingin
mendapat tambahan dari salammu." Rasulullah Saw. menjawab, "Itu baik."
Rasulullah Saw. bertanya, "Mana Abul Haisam, aku tidak melihatnya?"
Ummul Haisam menjawab, "Wahai Rasulullah, dia pergi sebentar untuk menyejukkan
air minum, sebentar lagi insya Allah dia akan datang, masuklah." Lalu Ummul
Haisam menggelarkan permadani di bawah pohon kurma. Tidak lama kemudian
datanglah Abul Haisam, dan ia merasa senang dengan kedatangan mereka, lalu ia
segera menaiki pohon kurma dan memetik beberapa tangkai buah kurma. Maka
Rasulullah Saw. bersabda kepadanya, "Itu sudah cukup, hai Abul Haisam."
Abul Haisam berkata, "Wahai Rasulullah, engkau makan buahnya yang masih gemading
dan yang telah masak," lalu Abul Haisam menyuguhkan air minum buat mereka dan
mereka pun minum dari air yang disuguhkannya. Setelah itu Rasulullah Saw.
bersabda:
"هَذَا
مِنَ النَّعِيمِ الَّذِي تُسْأَلُونَ عَنْهُ"
Ini termasuk nikmat yang kelak kamu akan dimintai pertanggungjawaban
mengenainya
Hadis berpredikat garib bila ditinjau dari segi jalurnya.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Husain ibnu Ali
As-Sada'i, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnul Qasim, dari Yazid ibnu
Kaisan, dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa ketika Abu
Bakar dan Umar sedang duduk,' maka datanglah Nabi Saw. kepada keduanya, lalu
beliau Saw. bertanya, "Apakah yang membuat kamu berdua duduk di sini?"
keduanya menjawab, "Demi Tuhan Yang telah mengutus engkau dengan hak, tiada yang
menyebabkan kami keluar melainkan rasa lapar." Nabi Saw. bersabda; "Demi
Allah yang telah mengutusku dengan hak, tidak ada yang mendorongku keluar selain
dari alasan yang sama." Lalu mereka pergi hingga sampai di rumah seorang
lelaki dari kalangan Ansar, maka mereka disambut oleh seorang wanita, dan Nabi
Saw. bertanya kepada wanita itu, "Kemanakah si Fulan (suaminya)?" Wanita
itu menjawab bahwa suaminya sedang pergi untuk menyejukkan air minum buat dia
dan keluarganya. Tidak lama kemudian datanglah orang yang dicari mereka dengan
membawa qirbah wadah airnya, dan ia langsung berkata menyambut mereka, "Marhaban
(selamat datang), tiada seorang tamu pun berkunjung kepada seseorang lebih afdal
daripada Nabi yang hari ini datang berkunjung kepadaku." Lalu ia menggantungkan
qirbah wadah airnya ke pohon kurma dan ia pergi, kemudian datang lagi dengan
membawa setandan buah kurma. MakaNabi Saw. bersabda kepadanya, "Bukankah
engkau telah memetik buah kurmamu?" Lelaki itu menjawab "Aku ingin
menghormati kalian dengan rnenyajikan makanan yang masih segar menurut kesukaan
kalian." Kemudian ia mengambil pisau besar (untuk menyembelih kambing), maka
Nabi Saw. bersabda, "Janganlah kamu sembelih kambing yang sedang
menyusui." Ia menyembelih kambing buat mereka di hari itu dan mereka makan
makanan yang telah disajikan, lalu Nabi Saw. bersabda:
"لَتُسْأَلُنَّ
عَنْ هَذَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ. أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمُ الْجُوعُ، فَلَمْ
تَرْجِعُوا حَتَّى أَصَبْتُمْ هَذَا، فَهَذَا مِنَ النَّعِيمِ"
Sungguh kamu akan ditanyai mengenai hal ini kelak di hari kiamat. Kamu
keluar karena terdorong oleh rasa lapar, dan sebelum pulang kamu telah
mendapatkan semua ini, dan ini termasuk dari nikmat.
Imam Muslim meriwayatkannya melalui hadis Yazid ibnu Kaisan dengan sanad yang
sama. Abu Ya’la dan Ibnu Majah telah meriwayatkan melalui hadis Al-Mukari, dari
Yahya ibnu Ubaidillah, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Abu Bakar dengan
lafaz yang sama. Arba'ah telah meriwayatkan hadis ini melalui Abdul Malik ibnu
Umair, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah dengan teks yang semisal dan juga
kisahnya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syuraih, telah
menceritakan'kepada kami Hasyraj, dari Abu Nadrah, dari Abu Asib maula
Rasulullah Saw. yang telah menceritakan bahwa di suatu malam Rasulullah Saw.
keluar. lalu lewat di dekat rumahku, maka beliau memanggilku dan aku pun keluar
menemaninya. Lalu Nabi Saw. melewati rumah Abu Bakar dan memanggilnya, maka Abu
Bakar keluar dan bergabung bersamanya. Nabi Saw. berangkat meneruskan
perjalannya hingga sampailah di sebuah kebun kurma milik seorang Ansar dan
beliau memasukinya, lalu berkata kepada pemilik kebun itu, "Berilah kami
makan." Lalu pemilik kebun itu datang dengan membawa setandan buah kurma,
dan Rasulullah Saw. makan bersama sahabat-sahabatnya, kemudian meminta air sejuk
dan minum, lalu bersabda: Sesungguhnya kalian akan dimintai
pertanggungjawaban tentang ini kelak di hari kiamat. Maka Umar mengambil
ketandan buah kurma itu dan memukulkannya ke tanah hingga buahnya yang gemading
berceceran di hadapan Rasulullah Saw., kemudian Umar bertanya, "Wahai
Rasulullah, apakah kita sungguh akan dimintai pertanggungjawaban tentang ini
kelak di hari kiamat?" Maka Rasulullah Saw. menjawab:
"نَعَمْ،
إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: خِرْقَةٌ لَفَّ بِهَا الرَّجُلُ عَوْرَتَهُ، أَوْ كَسْرَةٌ
سَدَّ بِهَا جَوْعَتَهُ، أَوْ جُحْرٌ تَدخَّل فِيهِ مِنَ الْحَرِّ
وَالْقَرِّ"
Ya, kecuali tiga hal, yaitu kain yang digunakan oleh seseorang untuk
menutupi aurat tubuhnya, atau sepotong roti yang dimakan untuk menutup rasa
laparnya, atau rumah tempat bernaungnya dari kepanasan dan kedinginan.
Hadis diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdus Samad, telah
menceritakan kepada kami Hammad, telah menceritakan kepada kami Ammar; ia pernah
mendengar Jabir ibnu Abdullah mengatakan bahwa Rasulullah Saw., Abu Bakar, dan
Umar memakan buah kurma dan minum air, setelah itu Rasulullah Saw. bersabda:
"هَذَا
مِنَ النَّعِيمِ الَّذِي تُسْأَلُونَ عَنْهُ"
Ini termasuk nikmat yang kamu akan dimintai pertanggungjawaban
tentangnya.
Imam Nasai meriwayatkannya melalui hadis Hammad ibnu Salamah, dari Ammar ibnu
Abu Ammar, dari Jabir dengan lafaz yang sama.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Amr, dari Safwan ibnu Sulaim, dari Mahmud
ibnur Rabi' yang mengatakan bahwa ketika diturunkan firman-Nya:
Bermegah-megahan telah melalaikan kalian. (At-Takatsur: 1) Ia meneruskan
bacaannya sampai pada firman-Nya: kamu pasti akan ditanyai pada hari itu
tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia ini). (At-Takatsur: 8)
Maka para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, tentang nikmat apakah yang kami
akan ditanyai mengenainya? Padahal sesungguhnya hanya kurma dan air, dan pedang
kami yang selalu tersandang, sedangkan musuh menghadang di hadapan. Lalu nikmat
apakah yang akan dipertanyakan kepada kami?" Rasulullah Saw. menjawab,
"Ingatlah, sesungguhnya pertanyaan tentang hal itu pasti akan
terjadi."
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Amir alias Abdul
Malik ibnu Amr, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Sulaiman, telah
menceritakan kepada kami Mu'az ibnu Abdullah ibnu Habib, dari ayahnya, dari
pamannya yang mengatakan bahwa kami berada di suatu majelis, lalu muncullah Nabi
Saw., sedangkan di kepala beliau terdapat bekas air. Maka kami berkata, "Wahai
Rasulullah, kami melihat engkau dalam keadaan senang." Rasulullah Saw. menjawab,
"Ya." Kemudian orang-orang berbincang-bincang tentang kekayaan.
Maka Rasulullah Saw. bersabda:
"لَا
بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى اللَّهَ، وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى اللَّهَ
خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى، وَطِيبُ النَّفْسِ مِنَ النَّعِيمِ"
Tidak mengapa kekayaan itu bagi orang yang bertakwa kepada Allah, dan
sehat itu lebih baik bagi orang yang bertakwa kepada Allah daripada kekayaan,
dan senang hati lebih baik daripada kesenangan.
Ibnu Majah meriwayatkannya dari Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, dari Khalid ibnu
Makhlad, dari Abdullah ibnu Sulaiman dengan sanad yang sama.
قَالَ
التِّرْمِذِيُّ: حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ، حَدَّثَنَا شَبَابَةُ، عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْعَلَاءِ، عَنِ الضَّحَّاكِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ
عَرْزَمٍ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ أَوَّلَ مَا يُسْأَلُ عَنْهُ
-يَعْنِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ-الْعَبْدُ مِنَ النَّعِيمِ أَنْ يُقَالَ لَهُ: أَلَمْ
نُصِحّ لك جسمك، ونُرْوكَ من الماء البارد؟ "
Imam Turmuzi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdu ibnu Humaid,
telah menceritakan kepada kami Syababah, dari Abdullah ibnul Ala, dari Ad-Dahhak
ibnu Abdur Rahman ibnu Arzab Al-Asy'ari yang mengatakan bahwa ia pernah
mendengar Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Nabi Saw. pernah bersabda:
Sesungguhnya yang mula-mula dipertanyakan kepada seorang hamba —yakni di hari
kiamat nanti— mengenai kesenangan ialah dikatakan kepadanya. Bukankah
Kami telah menyehatkan tubuhmu dan memberimu minum dengan air yang
sejuk?”
Imam Turmuzi meriwayatkannya secara munfarid.
Dan Ibnu Hibban meriwayatkannya di dalam kitab sahihnya melalui jalur
Al-Walid ibnu Muslim, dari Abdullah ibnul Ala ibnu Zubair dengan sanad yang
sama.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar'ah, telah
menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari
Muhammad ibnu Amr, dari Yahya ibnu Hatib, dari Abdullah ibnuz Zubair yang
mengatakan bahwa Az-Zubair pernah mengatakan bahwa ketika turun firman-Nya:
kemudian kalian pasti akan ditanyaipada hari itu tentang kenikmatan (yang
kalian megah-megahkan di dunia itu . (At-Takatsur: 8) Mereka bertanya,
"Wahai Rasulullah, nikmat apakah yang dipertanyakan kepada kami, padahal
sesungguhnya makanan kami hanyalah kurma dan air saja?" Rasulullah Saw.
menjawab:
"إِنَّ
ذَلِكَ سَيَكُونُ"
Sesungguhnya pertanyaan itu akan ada.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah
melalui hadis Sufyan ibnu Uyaynah dengan sanad yang sama. Imam Ahmad telah
meriwayatkannya dari jalur yang sama, dan Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis
ini hasan.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Abdullah
Az-Zahrani, telah menceritakan kepada kami Hafs ibnu Umar Al-Adni, dari Al-Hakam
ibnu Aban, dari Ikrimah yang mengatakan bahwa ketika ayat ini diturunkan, yaitu
firman-Nya: kemudian kalian pasti akan ditanyai pada hari itu tentang
kenikmatan (yang kalian megah-megahkan di dunia itu). (At-Takatsur: 8) Para
sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, nikmat apakah yang kami dapatkan,
sesungguhnya kami hanya makan roti gandum untuk mengganjal perut kami?" Maka
Allah mewahyukan kepada Nabi-Nya: Katakanlah kepada mereka, "Bukankah kamu
mengenakan terompah dan minum air yang sejuk? Itu adalah termasuk
nikmat.”
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar'ah, telah
menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami
Muhammad ibnu Sulaiman ibnul Asbahani, dari Ibnu Abu Laila, yang menurut perawi
diyakini ia menerimanya dari Amir, dari Ibnu Mas'ud, dari Nabi Saw. sehubungan
dengan makna firman-Nya: kemudian kalian pasti akan ditanyai pada hari itu
tentang kenikmatan (yang kalian megah-megahkan di dunia itu). (At-Takasxir:
8) Kemudian beliau Saw. bersabda: (yaitu) Keamanan dan kesehatan.
Zaid ibnu Aslam telah mengatakan dari Rasulullah Saw. sehubungan dengan makna
firman-Nya: kemudian kalian pasti akan ditanyai pada hari itu tentang
kenikmatan. (At-Takatsur: 8) Yakni perut kenyang, minuman yang sejuk,
naungan rumah. penciptaan bentuk yang tegak (sempurna). dan nikmatnya tidur.
Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkannya dengan sanad seperti di atas, dari Zaid
ibnuy Aslam dalam permulaan surat ini.
Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa akan dipertanyakan juga sampai madu yang
diminum. Mujahid mengatakan akan dipertanyakan pula semua kesenangan dunia.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa termasuk nikmat yang akan dipertanyakan ialah
makan siang dan makan malam. Abu Qilabah mengatakan bahwa termasuk nikmat ialah
makan samin dan madu dengan roti. Dan pendapat yang paling mencakup adalah yang
dikemukakan oleh Mujahid.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan
makna firman-Nya: kemudian kalian pasti akan ditanyai pada hari itu tentang
kenikmatan. (At-Takatsur: 8) Bahwa nikmat itu adalah kesehatan tubuh,
pendengaran, dan penglihatan. Allah akan mempertanyakan hamba-hamba-Nya untuk
apakah semuanya itu digunakan, sedangkan Dia Maha Mengetahui hal tersebut dari
mereka. Hal ini disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungjawabannya. (Al-Isra: 36)
Di dalam kitab Sahih Bukhari dan Sunan Turumuzi serta Sunan Nasai dan Sunan
Ibnu Majah telah disebutkan melalui hadis Abdullah ibnu Sa'id ibnu Abu Hindun,
dari ayahnya, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda:
"نِعْمَتَانِ
مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ
وَالْفَرَاغُ"
Ada dua macam nikmat yang banyak memperdaya kebanyakan manusia, yaitu
kesehatan dan waktu luang.
Makna yang dimaksud dari hadis ini ialah bahwa mereka melalaikan mensyukuri
kedua nikmat tersebut dan tidak mengerjakan apa yang seharusnya dilakukan
terhadap keduanya. Dan barang siapa yang tidak menunaikan suatu hak yang
diwajibkan atas dirinya, maka dia adalah orang yang terperdaya.
قَالَ
الْحَافِظُ أَبُو بَكْرٍ الْبَزَّارُ: حَدَّثَنَا الْقَاسِمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ
يَحْيَى الْمَرْوَزِيُّ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بن الحسن ابن شَقِيقٍ، حَدَّثَنَا
أَبُو حَمْزَةَ، عَنْ لَيْثٍ، عَنْ أَبِي فَزَارَةَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ الْأَصَمِّ،
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "مَا فَوْقَ الْإِزَارِ، وَظِلُّ الْحَائِطِ، وخُبْز، يُحَاسَبُ بِهِ
الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، أَوْ يُسْأَلُ عَنْهُ"
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Al-Qasim ibnu Muhammad ibnu Yahya Al-Marwazi, telah menceritakan kepada kami Ali
ibnul Husain ibnu Syaqiq, telah menceritakan kepada kami Abu Hamzah, dari Lais,
dari Abu Fazzarah, dari Yazid ibnu Asam, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. telah bersabda: Pakaian di atas kain, naungan tembok (rumah),
dan air minum, kelak seorang hamba akan dihisab mengenainya atau diminta
pertanggungjawabannya.
Kemudian Imam Al-Bazzar mengatakan bahwa kami tidak mengenai hadis ini
kecuaii hanya melalui sanad ini.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا بَهْزٌ وَعَفَّانُ قَالَا حَدَّثَنَا حَمَّادٌ
-قَالَ عَفَّانُ في حديثه: قال إسحاق ابن عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
"يَقُولُ اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ -قَالَ عَفَّانُ: يوم القيامة-: يا بن آدَمَ،
حَمَلْتُكَ عَلَى الْخَيْلِ وَالْإِبِلِ، وَزَوَّجْتُكَ النِّسَاءَ، وَجَعَلْتُكَ
تَرْبَع وَتَرْأَسُ، فَأَيْنَ شُكْرُ ذَلِكَ؟ "
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Bahz dan Affan,
keduannya mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Hammad, bahwa Affan
telah mengatakan dalam hadisnya bahwa Ishaq ibnu Abdullah telah meriwayatkan
dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw. yang telah bersabda:
Allah Swt. berfirman —Affan mengatakan pada hari kiamat nanti— , "Hai anak
Adam, Aku telah membawamu di atas kuda dan unta, dan Aku kawinkan kamu dengan
wanita, dan Aku jadikan kamu dapat memimpin dan berkuasa, maka manakah ungkapan
rasa syukurmu atas semuanya itu?”
Imam Ahmad meriwayatkan hadis ini secara munfarid melalui jalur ini.
Demikianlah akhir tafsir surat
At-Takatsur, dan segala puji bagi Allah Swt. atas segala karunia-Nya.