Tafsir Surat Ar-Rahman, ayat 46-53
{وَلِمَنْ
خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ (46) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
(47) ذَوَاتَا أَفْنَانٍ (48) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (49)
فِيهِمَا عَيْنَانِ تَجْرِيَانِ (50) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (51)
فِيهِمَا مِنْ كُلِّ فَاكِهَةٍ زَوْجَانِ (52) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا
تُكَذِّبَانِ (53) }
Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap
Tuhannya ada dua surga. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
kedua surga itu mempunyai aneka pepohonan dan buah-buahan. Maka nikmat Tuhan
kamu yang manakah yang kamu dustakan? Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata
air yang mengalir. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Di
dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasangan. Maka
nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Ibnu Syauzab dan Ata Al-Khurrasani telah mengatakan sehubungan dengan ayat
ini, yaitu firman-Nya: Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya
ada dua surga. (Ar-Rahman: 46) Bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan
sahabat Abu Bakar r.a.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Musaffa, telah menceritakan kepada kami
Baqiyyah, dari Abu Bakar ibnu Abu Maryam, dari Atiyyah ibnu Qais sehubungan
dengan makna firman-Nya: Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap
Tuhannya ada dua surga. (Ar-Rahman: 46) Bahwa ayat ini diturunkan berkenaan
dengan orang yang mengatakan, "Bakarlah diriku, agar Allah tidak dapat menemukan
diriku!" Kemudian orang itu tobat selama sehari semalam (menyesali
perbuatannya), sesudah mengucapkan kata-kata tersebut. Maka Allah menerima
tobatnya dan memasukkannya ke dalam surga.
Tetapi menurut pendapat yang sahih, makna ayat ini bersifat umum, sebagaimana
yang dikatakan oleh Ibnu Abbas dan lain-lainnya.
*******************
Firman Allah Swt.:
وَلِمَنْ
خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ
Dan bagi orang yang takut saat akan menghadap Tuhannya. (Ar-Rahman:
46)
Yakni menghadap di hadapan Allah Swt. kelak di hari kiamat.
{وَنَهَى
النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى}
dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. (An-Nazi'at: 40)
Dia tidak memperturutkan hawa nafsunya dan tidak pula memilih kehidupan
dunia, dan dia mengetahui bahwa kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih
kekal. Karena itu, dia menunaikan semua yang difardukan Allah dan menjauhi
hal-hal yang diharamkan baginya, maka baginya kelak di hari kiamat di sisi
Tuhannya ada dua surga.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Bukhari rahimahullah,
حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي الْأَسْوَدِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ
الصَّمَدِ العَمّي، حَدَّثَنَا أَبُو عِمْران الجَوْني، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ أَبِيهِ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "جَنَّتَانِ مِنْ فِضَّةٍ، آنِيَتُهُمَا وَمَا فِيهِمَا،
وَجَنَّتَانِ مِنْ ذَهَبٍ آنِيَتُهُمَا وَمَا فِيهِمَا، وَمَا بَيْنَ الْقَوْمِ
وَبَيْنَ أَنْ يَنْظُرُوا إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا رداءُ
الْكِبْرِيَاءِ عَلَى وَجْهِهِ فِي جَنَّةِ عَدْنٍ"
telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Abul Aswad, telah menceritakan
kepada kami Abdul Aziz ibnu Abdus Samad Al-Ama (yang tuna netra), telah
menceritakan kepada kami Abu Imran Al-Juni, dari Abu Bakar ibnu Abdullah ibnu
Qais, dari ayahnya, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Dua surga
yang semua wadah-wadahan dan segala sesuatunya dari perak, dan dua surga yang
semua wadah-wadahan dan segala sesuatunya dari emas. Dan tiada sesuatu yang
menghalang-halangi antara kaum itu (penghuni surga) dan melihat kepada
Tuhan mereka Yang Mahaperkasa lagi Mahaagung selain dari selendang
Keagungan-Nyayang menghijab Zat-Nya di surga 'Adn.
Jamaah lainnya telah mengetengahkan hadis ini melalui Abdul Aziz kecuali Imam
Abu Daud dengan sanad yang sama. Hammad ibnu Samalah telah meriwayatkan dari
Sabit, dari Abu Bakar ibnu Abu Musa, dari ayahnya;
Hammad mengatakan bahwa dia merasa yakin bahwa ayah Abu Musalah yang
me-rafa '-kan hadis ini sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan bagi
orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga. (Ar-Rahman: 46)
Juga makna firman-Nya: Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi.
(Ar-Rahman: 62) Yakni dua surga dari emas bagi kaum Muqarrabin, dan
dua surga dari perak bagi Ashabul Yamin.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zakaria ibnu Yahya ibnu
Aban Al-Muqri, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Maryam, telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, dari Muhammad ibnu Harmalah, dari
Ata ibnu Yasar, telah menceritakan kepadaku Abu Darda, bahwa pada suatu hari
Rasulullah Saw. membaca ayat ini, yaitu firman-Nya: Dan bagi orang yang takut
akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga. (Ar-Rahman: 46) Maka aku
bertanya, "Sekalipun dia telah zina dan mencuri?" Kemudian Nabi Saw. membaca
firman-Nya: Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua
surga. (Ar-Rahman: 46) Aku kembali bertanya, "Sekalipun dia telah berzina
dan mencuri?" Nabi Saw. membacakan firman-Nya: Dan bagi orang yang takut akan
saat menghadap Tuhannya ada dua surga. (Ar-Rahman: 46) Dan aku kembali
bertanya, "Wahai Rasulullah, sekalipun dia telah berzina dan mencuri?" Nabi Saw.
akhirnya bersabda:
"وَإِنْ
رَغِمَ أَنْفُ أَبِي الدَّرْدَاءِ"
Sekalipun hidung Abu Darda terpotong (yakni 'ya').
Imam Nasai meriwayatkan hadis ini melalui Muhammad ibnu Abu Harmalah dengan
sanad yang sama. Imam Nasai telah meriwayatkannya pula dari Mu-ammal ibnu
Hisyam, dari Ismail, dari Al-Jariri, dari Musa, dari Muhammad ibnu Sa'd ibnu Abu
Waqqas, dari Abu Darda dengan lafaz yang sama. Tetapi ada pula yang
meriwayatkannya secara mauquf hanya sampai pada Abu Darda. Dan telah
diriwayatkan dari Abu Darda bahwa dia pernah mengatakan, "Sesungguhnya orang
yang takut akan saat menghadap Tuhannya, tidak mau berzina dan tidak mau pula
mencuri."
Ayat ini bermakna umum mencakup manusia dan jin, dan ayat ini merupakan dalil
yang paling konkret yang menunjukkan bahwa jin dapat masuk surga jika mereka
beriman dan bertakwa. Karena itulah Allah Swt. menyebutkan karunia yang telah
dilimpahkan-Nya kepada kedua makhluk ini dengan memberinya balasan tersebut,
maka berfirmanlah Allah Swt.:
{وَلِمَنْ
خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا
تُكَذِّبَانِ}
Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga. Maka
nikmat Tuhan kamu.yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-Rahman: 46-47)
Kemudian Allah Swt. menggambarkan sifat kedua surga itu melalui firman
berikutnya:
{ذَوَاتَا
أَفْنَانٍ}
kedua surga itu mempunyai aneka pepohonan dan buah-buahan. (Ar-Rahman:
48)
Yakni dahan-dahan yang hijau lagi indah memuat banyak buah-buahan yang masak
lagi segar dan siap dikonsumsi.
{فَبِأَيِّ
آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ}
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-Rahman:
49)
Hal yang sama telah dikatakan oleh Ata Al-Khurrasani dan sejumlah ulama,
bahwa yang dimaksud dengan afnan ialah dahan-dahan pohon, yang satu sama
lainnya bersentuhan.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Amr ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Muslim
ibnu Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnun Nu'man, bahwa ia
pernah mendengar Ikrimah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: kedua
surga itu mempunyai aneka pepohonan dan buah-buahan. (Ar-Rahman: 48) Bahwa
makna yang dimaksud ialah naungan ranting-ranting dan dahan-dahan yang berada di
atas tembok kebun, tidakkah engkau pernah mendengar ucapan seorang penyair yang
mengatakan,
مَا
هاجَ شَوقَكَ مِنْ هَديل حَمَامَةٍ ...
تَدْعُو عَلَى فَنَن الغُصُون حَمَاما ...
تَدْعُو
أَبَا فَرْخَين صَادَفَ طَاوِيًا ...
ذَا مِخْلَبَيْنِ مِنَ الصُّقُورِ قَطاما
"Kerinduanmu kepada Hudail tidak dapat
tergugah dengan adanya suara merpati betina yang berada di atas ranting dahan
yang menyeru merpati jantan, yang merupakan bapak dari anak-anaknya, karena ia
melihat burung elang yang sedang kelaparan akan mengancam
keselamatannya."
Telah diriwayatkan oleh Al-Bagawi, dari Mujahid, Ikrimah, Ad-Dahhak, dan
Al-Kalbi, bahwa yang dimaksud dengan afnan ialah dahan-dahan yang lurus.
Telah menceritakan pula kepada kami Abu Sa'id Al-Asyaj, telah menceritakan
kepada kami Abdus Salam ibnu Harb, telah menceritakan kepada kami Ata ibnus
Sa-ib, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna
firman-Nya: kedua surga itu mempunyai aneka pepohonan dan buah-buahan.
(Ar-Rahman: 48) Yakni mempunyai berbagai macam warna-warni.
Al-Bagawi mengatakan pula bahwa telah diriwayatkan hal yang semisal dari
Sa'id ibnu Jubair, Al-Hasan, As-Saddi. Khasif, An-Nadr ibnu Arabi, dan Ibnu
Sinan. Makna yang dimaksud dari pendapat ini ialah bahwa di dalam kedua surga
itu terdapat beraneka macam kelezatan. Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir.
Ata mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah tiap-tiap dahan yang
menghimpun berbagai macam jenis buah-buahan.
Ar-Rabi' ibnu Anas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: kedua
surga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan. (Ar-Rahman: 48)
Maksudnya, mempunyai naungan yang luas.
Semua pendapat di atas benar dan tidak bertentangan; hanya Allah-lah Yang
Maha Mengetahui.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: kedua surga itu
mempunyai aneka pepohonan dan buah-buahan. (Ar-Rahman: 48) Yakni berkat
keluasannya, keutamaan, dan keistimewaan yang dimilikinya yang melebihi yang
lainnya.
قَالَ
مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبَّادِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
الزُّبَيْرِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَسْمَاءَ قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -وَذَكَرَ سِدْرَةَ الْمُنْتَهَى-فَقَالَ:
"يَسِيرُ فِي ظِلِّ الفَنَن مِنْهَا الرَّاكِبُ مِائَةَ سَنَةٍ-أَوْ قَالَ:
يَسْتَظِلُّ فِي ظِلِّ الفَنَن مِنْهَا مِائَةُ رَاكِبٍ-فِيهَا فِرَاشُ الذَّهَبِ،
كَأَنَّ ثَمَرَهَا القِلال"
Muhammad ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Yahya ibnu Abbad ibnu Abdullah
ibnuz Zubair, dari ayahnya, dari Asma binti Abu Bakar yang mengatakan bahwa ia
pernah mendengar Rasulullah Saw. menceritakan tentang Sidratil Muntaha. Antara
lain beliau Saw. bersabda: Seorang pengendara berjalan di bawah naungan salah
satu dari dahannya memerlukan waktu seratus tahun. Atau beliau Saw.
bersabda, "Naungan salah satu dari dahannya dapat dijadikan tempat berteduh
bagi seratus orang pengendara, padanya terdapat kupu-kupu emas dan
buah-buahannya sebesar gentong-gentong.
Imam Turmuzi meriwayatkan hadis ini melalui Yunus ibnu Bakar dengan sanad
yang sama. Hammad ibnu Salamah telah meriwayatkan dari Sabit, dari Abu Bakar
ibnu Abu Musa, dari ayahnya; Hammad mengatakan bahwa ia merasa ayah Abu Musalah
yang me-rafa'-kan hadis ini sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan bagi
orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga. (Ar-Rahman: 46)
Dan firman Allah Swt.: Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi.
(Ar-Rahman: 62) Yakni dua surga dari emas untuk kaum Muqarrabin, dan dua
surga dari perak untuk Ashabul Yamin.
*******************
Firman Allah Swt.:
{فِيهِمَا
عَيْنَانِ تَجْرِيَانِ}
Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir.
(Ar-Rahman: 50)
Yaitu yang mengalir untuk mengairi pohon-pohon dan dahan-dahan tersebut
hingga dapat membuahkan berbagai macam buah-buahan yang beraneka ragam.
{فَبِأَيِّ
آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ}
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-Rahman:
51)
Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa salah satu dari kedua mata air itu disebut
tasnim dan yang lainnya disebut salsabila.
Atiyyah mengatakan bahwa salah satunya adalah sungai dari air yang tidak
berubah rasa dan baunya, sedangkan yang lain adalah sungai khamr yang lezat
rasanya bagi orang-orang yang meminumnya. Karena itulah disebutkan sesudahnya
oleh firman-Nya:
{فِيهِمَا
مِنْ كُلِّ فَاكِهَةٍ زَوْجَانِ}
Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang
berpasangan. (Ar-Rahman: 52)
Yakni dari segala macam buah-buahan yang telah mereka ketahui dan yang
terbaik dari apa yang pernah mereka ketahui, serta kenikmatan lainnya yang belum
pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah
terdetik dalam hati seorang manusia pun.
{فَبِأَيِّ
آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ}
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-Rahman:
53)
Ibrahim ibnul Hakam ibnu Aban telah meriwayatkan dari ayahnya, dari Ikrimah,
dari Ibnu Abbas, bahwa tiada suatu buah pun di dunia ini -baik yang berasa manis
maupun yang berasa pahit- melainkan buah itu terdapat pula di dalam surga hingga
buah hanzal (bertawali) yang sangat pahit rasanya.
Ibnu Abbas telah mengatakan pula bahwa tiada sesuatu pun yang ada di dalam
surga dari apa yang ada di akhirat, melainkan hanya nama-namanya saja. Dengan
kata lain, dapat disebutkan bahwa di antara keduanya terdapat perbedaan yang
sangat besar dan perbandingan yang amat jauh dalam hal keutamaannya.