Tafsir Surat Al-Mu’min, ayat 41-46
{وَيَا
قَوْمِ مَا لِي أَدْعُوكُمْ إِلَى النَّجَاةِ وَتَدْعُونَنِي إِلَى النَّارِ (41)
تَدْعُونَنِي لأكْفُرَ بِاللَّهِ وَأُشْرِكَ بِهِ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ
وَأَنَا أَدْعُوكُمْ إِلَى الْعَزِيزِ الْغَفَّارِ (42) لَا جَرَمَ أَنَّمَا
تَدْعُونَنِي إِلَيْهِ لَيْسَ لَهُ دَعْوَةٌ فِي الدُّنْيَا وَلا فِي الآخِرَةِ
وَأَنَّ مَرَدَّنَا إِلَى اللَّهِ وَأَنَّ الْمُسْرِفِينَ هُمْ أَصْحَابُ النَّارِ
(43) فَسَتَذْكُرُونَ مَا أَقُولُ لَكُمْ وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللَّهِ إِنَّ
اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ (44) فَوَقَاهُ اللَّهُ سَيِّئَاتِ مَا مَكَرُوا
وَحَاقَ بِآلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ (45) النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا
غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ
أَشَدَّ الْعَذَابِ (46) }
Hai kaumku, bagaimanakah kamu, aku menyeru
kamu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeru aku ke neraka? (Mengapa) kamu menyeruku supaya kafir kepada Allah dan
mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui, padahal aku menyeru kamu
(beriman) kepada Yang Mahaperkasa lagi Maha Pengampun? Sudah pasti bahwa
apa yang kamu seru supaya aku (beriman) kepadanya tidak dapat
memperkenankan seruan apa pun, baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya
kita kembali kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas,
mereka itulah penghuni neraka. Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan
kepada kamu. Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Melihat akan hamba-hamba-Nya.” Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya
mereka, dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada
mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat,
(dikatakan kepada malaikat), "Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam
azab yang sangat keras.”
Laki-laki mukmin dari kalangan keluarga Fir'aun berkata kepada mereka
(kaumnya), "Mengapa aku seru kalian ke jalan keselamatan," yaitu menyembah Allah
semata tiada sekutu bagi-Nya, dan membenarkan rasul-Nya yang telah
diutus-Nya.
{وَتَدْعُونَنِي
إِلَى النَّارِ. تَدْعُونَنِي لأكْفُرَ بِاللَّهِ وَأُشْرِكَ بِهِ مَا لَيْسَ لِي
بِهِ عِلْمٌ}
tetapi kamu menyeru aku ke neraka? (Mengapa) kamu menyeruku supaya
kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui?
(Al-Mu’min: 41-42)
Maksudnya, tanpa pengetahuan dan tanpa dalil (bukti),
{وَأَنَا
أَدْعُوكُمْ إِلَى الْعَزِيزِ الْغَفَّارِ}
padahal aku menyeru kamu (beriman) kepada Yang Mahaperkasa lagi
Maha Pengampun? (Al-Mu’min: 42)
Yakni Dia dalam Keperkasaan dan Keagungan-Nya masih tetap mengampuni dosa
orang yang bertobat kepada-Nya.
{لَا
جَرَمَ أَنَّمَا تَدْعُونَنِي إِلَيْهِ}
Sudah pasti bahwa apa yang kamu seru supaya aku (beriman)
kepadanya. (Al-Mu’min: 43)
Yaitu memang benar.
Menurut As-Saddi dan Ibnu Jarir, makna firman-Nya, "La jarama" artinya
benar.
Ad-Dahhak mengatakan bahwa La jarama artinya bukan dusta.
Ali ibnu AbuTalhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna
firman-Nya, "La jarama, " ialah tidak sebenarnya apa yang kamu seru
supaya aku beriman kepadanya, yaitu berupa berhala-berhala dan
tandingan-tandingan yang kalian ada-adakan itu. tidak dapat memperkenankan
seruan apa pun, baik di dunia maupun di akhirat. (Al-Mu’min: 43)
Mujahid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah berhala itu tidak dapat
berbuat apa-apa.
Qatadah mengatakan, berhala itu tidak dapat memberi manfaat dan tidak dapat
pula menolak mudarat.
As-Saddi mengatakan bahwa berhala itu tidak dapat menjawab orang yang
menyerunya, baik di dunia ini maupun di akhirat.
Hal ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui
firman-Nya:
{وَمَنْ
أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى
يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ. وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ
كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ}
Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah
sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan
(doa)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari
(memperhatikan) doa orang-orang yang menyerunya? Dan apabila manusia
dikumpulkan (pada hari kiamat), niscaya sembahan-sembahan itu menjadi
musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka. (Al-Ahqaf: 5-6)
Dan firman Allah Swt.:
{إِنْ
تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا
لَكُمْ}
Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau
mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. (Fatir:
14)
************
Adapun firman Allah Swt.:
{وَأَنَّ
مَرَدَّنَا إِلَى اللَّهِ}
Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah. (Al-Mu’min: 43)
Yakni kelak di negeri akhirat, maka Allah akan membalas setiap orang sesuai
dengan amal perbuatannya. Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya:
{وَأَنَّ
الْمُسْرِفِينَ هُمْ أَصْحَابُ النَّارِ}
dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni
neraka. (Al-Mu’min: 43)
Artinya, mereka kekal di dalamnya karena sikap mereka yang berlebihan, yaitu
mempersekutukan Allah Swt.
{فَسَتَذْكُرُونَ
مَا أَقُولُ لَكُمْ}
Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu.
(Al-Mu’min: 44)
Nanti kalian akan mengetahui kebenaran dari apa yang telah kuperintahkan dan
yang kularangkan kepada kalian. Kalian juga akan mengetahui nasihatku kepada
kalian dan penjelasanku kepada kalian, maka kalian semua akan mengingatnya pada
hari itu dan menyesalinya, tetapi tidak ada manfaatnya lagi bagi kalian
penyesalan.
{وَأُفَوِّضُ
أَمْرِي إِلَى اللَّهِ}
Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. (Al-Mu’min: 44)
Yakni aku bertawakal kepada Allah dan memohon pertolongan kepada-Nya dan
memutuskan hubungan dengan kalian, lalu menjauh dari kalian.
{إِنَّ
اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ}
Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Al-Mu’min:
44)
Yaitu Dia Maha Mengetahui tentang mereka, Mahatinggi lagi Mahasuci Allah Maka
dia memberi petunjuk kepada siapa yang berhak mendapatkannya, dan menyesatkan
siapa yang berhak disesatkan. Dia mempunyai alasan yang sangat kuat dan hikmah
yang sempurna dalam ketentuannya ini, dan takdir-Nya pasti terlaksana.
****************
Firman Allah Swt.:
{فَوَقَاهُ
اللَّهُ سَيِّئَاتِ مَا مَكَرُوا}
Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka. (Al-Mu’min:
45)
Yakni di dunia ini dan di akhirat. Adapun di dunia, Allah menyelamatkannya
bersama Musa a.s.; dan di akhirat Allah menyelamatkannya (dan neraka) dengan
dimasukkan ke dalam surga.
{وَحَاقَ
بِآلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ}
dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk.
(Al-Mu’min: 45)
Yaitu dengan ditenggelamkan di laut, kemudian di akhirat dipindahkan darinya
ke neraka Jahim, karena sesungguhnya arwah mereka di setiap pagi dan petang
dihadapkan kepada neraka sampai hari kiamat nanti. Dan apabila hari kiamat telah
terjadi, maka arwah mereka bergabung dengan jasadnya masing-masing di dalam
neraka. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
{وَيَوْمَ
تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ}
dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat),
"Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras."
(Al-Mu’min: 46)
Yakni paling keras sakitnya dan paling besar azabnya. Ayat ini merupakan
dalil pokok di kalangan mazhab ahli sunnah wal jama'ah yang menyatakan
adanya azab di alam barzakh (alam kubur), yaitu firman Allah Swt.:
{النَّارُ
يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا}
Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang. (Al-Mu’min:
46)
Akan tetapi, timbul suatu pengertian bahwa tidak diragukan lagi ayat ini
adalah ayat Makkiyyah, dan mereka telah menjadikannya sebagai dalil yang
menunjukkan adanya azab kubur di alam barzakh.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا
هَاشِمٌ -هُوَ ابْنُ الْقَاسِمِ أَبُو النَّضْرِ-حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ سَعِيدٍ
-هُوَ ابْنُ عَمْرِو بْنِ سَعِيدِ بْنِ الْعَاصِ-حَدَّثَنَا سَعِيدٌ -يَعْنِي
أَبَاهُ-عَنْ عَائِشَةَ؛ أَنَّ يَهُودِيَّةً كَانَتْ تَخْدُمُهَا فَلَا تَصْنَعُ
عَائِشَةُ إِلَيْهَا شَيْئًا مِنَ الْمَعْرُوفِ إِلَّا قَالَتْ لَهَا
الْيَهُودِيَّةُ: وَقَاكِ اللَّهُ عَذَابَ الْقَبْرِ. قَالَتْ: فَدَخَلَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيَّ فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ،
هَلْ لِلْقَبْرِ عَذَابٌ قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ؟ قَالَ: "لَا وَعَمَّ ذَلِكَ؟
" قَالَتْ: هَذِهِ الْيَهُودِيَّةُ، لَا نَصْنَعُ إِلَيْهَا شَيْئًا مِنَ
الْمَعْرُوفِ إِلَّا قَالَتْ: وَقَاكِ اللَّهُ عَذَابَ الْقَبْرِ. قَالَ: "كَذَبَتْ
يَهُودُ. وَهُمْ عَلَى اللَّهِ أَكْذَبُ، لَا عَذَابَ دُونَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ".
ثُمَّ مَكَثَ بَعْدَ ذَلِكَ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَمْكُثَ، فَخَرَجَ ذَاتَ
يَوْمٍ نِصْفَ النَّهَارِ مُشْتَمِلًا بِثَوْبِهِ، مُحْمَرَّةً عَيْنَاهُ، وَهُوَ
يُنَادِي بِأَعْلَى صَوْتِهِ: "الْقَبْرُ كَقِطَعِ اللَّيْلِ المظلم أَيُّهَا
النَّاسُ، لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا وَضَحِكْتُمْ
قَلِيلًا. أَيُّهَا النَّاسُ، اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ،
فَإِنَّ عَذَابَ الْقَبْرِ حَقٌّ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim ibnul Qasim
alias Abun Nadr, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Sa'id ibnu Amr ibnu
Sa'id ibnul As, telah menceritakan kepada kami Sa'id (yakni ayahnya), dari
Aisyah r.a., bahwa pernah ada seorang wanita Yahudi yang menjadi pelayannya,
maka tidak sekali-kali Aisyah berbuat suatu kebaikan kepadanya, melainkan ia
mendoakan bagi Aisyah, "Semoga Allah memelihara dirimu dari siksa kubur." Aisyah
r.a. melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Rasulullah Saw. masuk menemuinya, maka ia
bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah siksa kubur itu ada sebelum hari kiamat?"
Rasulullah Saw. bersabda, "Tidak ada. Siapa yang menduga demikian?"
Aisyah menjawab, "Wanita Yahudi ini, tidak sekali-kali aku berbuat baik
kepadanya melainkan dia mendoakan bagiku, 'Semoga Allah memelihara dirimu dari
siksa kubur'." Rasulullah Saw. bersabda, "Orang-orang Yahudi itu pendusta dan
terhadap Allah mereka lebih pendusta lagi, tiada azab sebelum hari kiamat."
Kemudian selang beberapa waktu menurut apa yang dikehendaki Allah, pada
suatu hari beliau Saw. keluar di tengah hari seraya memakai kain selimut,
sedangkan kedua mata beliau memerah, lalu beliau berseru dengan suara yang
sangat keras: Alam kubur itu bagaikan sepotong malam hari yang sangat gelap.
Hai manusia, sekiranya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu banyak
menangis dan sedikit tertawa. Hai manusia, mohonlah perlindungan kepada Allah
dari siksa kubur, karena sesungguhnya siksa kubur itu benar (adanya).
Sanad hadis ini sahih dengan syarat Bukhari dan Muslim, tetapi keduanya tidak
mengetengahkannya.
وَرَوَى
أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ
عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ -قَالَ: سَأَلَتْهَا امْرَأَةٌ يَهُودِيَّةٌ
فَأَعْطَتْهَا، فَقَالَتْ لَهَا: أَعَاذَكِ اللَّهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ.
فَأَنْكَرَتْ عَائِشَةُ ذَلِكَ، فَلَمَّا رَأَتْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتِ لَهُ، فَقَالَ: "لَا". قَالَتْ عَائِشَةُ: ثُمَّ قَالَ
لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ ذَلِكَ:
"وَإِنَّهُ أُوحِيَ إلي أنكم تفتنون في قبوركم".
Imam Ahmad meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah
menceritakan kepada kami Sufyan, dari Az-Zuhri, dari Urwah, dan Aisyah r.a. yang
menceritakan bahwa pernah ada seorang wanita Yahudi meminta-minta kepadanya,
maka ia memberinya, lalu wanita Yahudi itu berdoa "Semoga Allah menyelamatkan
dirimu dari siksa kubur." Siti Aisyah r.a. tidak suka dengan hal tersebut. Dan
ketika ia melihat Nabi Saw datang, maka ia menanyakan hal itu kepada Nabi Saw.,
dan Nabi Saw. menjawab, "Tidak ada" Kemudian setelah peristiwa ini
berlalu, Rasulullah Saw. bersabda: Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadaku
bahwa kalian akan disiksa di dalam kubur kalian.
Hadis ini pun dengan syarat keduanya.
Maka timbullah pertanyaan, bagaimanakah menggabungkah antara hal ini dan
keadaan ayat sebagai ayat Makkiyyah yang mengandung kesimpulan dalil yang
menunjukkan adanya siksa kubur?
Sebagai jawabannya dapat dikatakan bahwa ayat ini hanya menunjukkan bahwa
arwah itu ditampilkan di hadapan neraka di setiap pagi dan petang di alam
barzakh, dan tidak ada suatu pengertian pun yang menunjukkan menjalarnya rasa
sakit arwah sampai kepada tubuh (jasad) kasarnya di alam kubur, karena hal
tersebut hanya khusus terjadi pada roh. Adapun mengenai terjadinya azab pada
jasad dan rasa sakit karena azab itu, maka tiada suatu dalil pun yang
menunjukkan ke arahnya melainkan hanya melalui sunnah, yaitu dalam hadis-hadis
yang dapat diterima, seperti yang akan dikemukakan kemudian.
Dapat pula dikatakan bahwa sesungguhnya ayat ini hanya menunjukkan adanya
azab bagi orang-orang kafir di alam barzakhnya, dan tidak mengandung suatu
kepastian yang menyatakan adanya azab bagi orang mukmin di alam kuburnya karena
dosa yang dilakukannya. Di antara dalil yang memperkuat pendapat ini ialah
sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
حَدَّثَنَا
عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، حَدَّثَنَا يُونُسَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ،
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَيْهَا وَعِنْدَهَا امْرَأَةٌ مِنَ الْيَهُودِ،
وَهِيَ تَقُولُ: أَشَعَرْتِ أَنَّكُمْ تُفْتَنُونَ فِي قُبُورِكُمْ؟ فَارْتَاعَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ: "إِنَّمَا يُفْتَنُ
يَهُودُ" قَالَتْ عَائِشَةُ: فَلَبِثْنَا لَيَالِيَ، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَشَعَرْتِ أَنَّهُ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّكُمْ
تُفْتَنُونَ فِي الْقُبُورِ؟ " وَقَالَتْ عَائِشَةُ: سَمِعْتُ رسول الله صلى الله
عليه وسلم بعد يَسْتَعِيذُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ.
Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Umar, telah
menceritakan kepada kami Yunus, dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah r.a.,
bahwa Rasulullah Saw. masuk ke dalam rumahnya yang pada saat itu di hadapan
Aisyah ada seorang wanita Yahudi, sedangkan Siti Aisyah berkata (kepada wanita
Yahudi itu), "Apakah kamu meyakini bahwa kamu diazab dalam kuburmu?" Maka
Rasulullah Saw. terkejut, lalu bersabda, "Sesungguhnya yang diazab (dalam
kubur) hanyalah orang Yahudi." Aisyah melanjutkan kisahnya, bahwa lalu kami
tinggal beberapa malam sesudah peristiwa itu, kemudian Rasulullah Saw. bersabda:
Ingatlah, sesungguhnya kalian akan diazab di dalam kubur (mu). Siti
Aisyah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah Saw. sesudah peristiwa itu selalu
memohon perlindungan kepada Allah dari azab kubur.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Muslim, dari Harun ibnu Sa'id dan
Harmalah, keduanya dari Ibnu Wahb, dari Yunus ibnu Yazid Al-Aili, dari Az-Zuhri
dengan sariad yang sama.
Dapat pula dikatakan bahwa sesungguhnya ayat ini menunjukkan arwah diazab di
alam barzakhnya, tetapi bukan berarti tubuh kasar yang ada di dalam kuburnya
ikut merasakannya. Ketika hal mengenai ini diwahyukan kepada Nabi Saw., maka
barulah Nabi Saw. memohon perlindungan kepada Allah dari siksa kubur. Hanya
Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
وَقَدْ
رَوَى الْبُخَارِيُّ مِنْ حَدِيثِ شُعْبَةَ، عَنْ أَشْعَثَ بْنِ أَبِي
الشَّعْثَاءِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ ، رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهَا، أَنَّ يَهُودِيَّةً دَخَلَتْ عَلَيْهَا فَقَالَتْ: أَعَاذَكِ اللَّهُ مِنْ
عَذَابِ الْقَبْرِ. فَسَأَلَتْ عَائِشَةُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ عَنْ عَذَابِ الْقَبْرِ؟ فَقَالَ: "نَعَمْ عَذَابُ الْقَبْرِ حَقٌّ".
قَالَتْ عَائِشَةُ: فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بعدُ صَلَّى صَلَاةً إِلَّا تَعَوَّذَ مِنْ عَذَابِ
الْقَبْرِ
Imam Bukhari telah meriwayatkan melalui hadis Syu'bah, dari Asy'as, dari Ibnu
Abusy Sya'sa, dari ayahnya, dari Masruq, dari Aisyah r.a. bahwa pernah ada
seorang wanita Yahudi masuk menemuinya, lalu wanita Yahudi itu mengatakan, "Kami
berlindung kepada Allah dari azab kubur." Maka Aisyah r.a. menanyakan azab kubur
itu kepada Rasulullah Saw., dan beliau menjawab: Benar, azab kubur itu adalah
hak (benar). Siti Aisyah r.a. mengatakan bahwa tidak sekali-kali ia melihat
Rasulullah Saw. sesudah peristiwa itu bila telah selesai dari salatnya,
melainkan memohon perlindungan dari azab kubur.
Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah Saw. dengan segera membenarkan berita
yang disampaikan oleh wanita Yahudi tersebut dan mengakuinya. Sedangkan dalam
hadis-hadis yang sebelumnya dinyatakan bahwa pada mulanya beliau Saw.
mengingkari hal tersebut, hingga turunlah kepadanya wahyu yang menerangkannya.
Barangkali keduanya merupakan dua peristiwa —hanya Allah-lah Yang Maha
Mengetahui— dan hadis-hadis mengenai azab kubur banyak sekali.
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: pada pagi dan
petang. (Al-Mu’min: 46) Maksudnya, di setiap pagi dan petang selama dunia
masih berputar. Dikatakan kepada mereka, "Hai kaum Fir'aun, inilah tempat
tinggal kalian," dengan nada mencemoohkan dan kecaman serta menghina mereka.
Ibnu Zaid mengatakan bahwa mereka (Fir'aun dan kaumnya) sekarang berada di
dalam neraka di setiap pagi dan petang hingga hari kiamat.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id, telah
menceritakan kepada kami Al-Muharibi, telah menceritakan kepada kami Lais, dari
Abdur Rahman ibnu Sarwan, dari Huzail, dari Abdullah ibnu Mas'ud r.a. yang
mengatakan bahwa sesungguhnya arwah para syuhada berada di dalam perut
burung-burung hijau yang terbang bebas di dalam surga membawa mereka ke mana pun
yang mereka kehendaki. Dan sesungguhnya arwah anak-anak kecil kaum mukmin berada
di dalam perut burung-burung pipit yang terbang bebas di dalam surga membawa
mereka sekehendak mereka, lalu burung-burung itu hinggap di lentera-lentera yang
bergantung di 'Arasy. Dan sesungguhnya arwah Fir aun dan kaumnya berada di dalam
perut burung-burung hitam yang setiap pagi dan petang pergi ke neraka Jahanam.
Yang demikian itulah pengertian ‘ditampakkan kepada mereka neraka pada pagi dan
petang'.
Ats-Tsauri telah meriwayatkannya dari Abu Qais, dari Abul Huzail ibnu
Syurahbil, dari perkataan Ibnu Mas'ud r.a. sehubungan dengan nasib arwah Fir'aun
dan kaumnya.
Hal yang sama telah dikatakan oleh As-Saddi di dalam hadis Isra
melalui riwayat Harun Al-Abdi, dari Abu Sa'id Al-Khudn r.a., dari Rasulullah
Saw. yang antara lain disebutkan bahwa kemudian aku dibawa pergi menuju ke
tempat sejumlah banyak orang yang semuanya laki-laki. Tiap orang dari mereka
mempunyai perut sebesar rumah yang besar; mereka dalam keadaan terbelenggu
dengan memakai pakaian kaum Fir'aun, dan kaum Fir'aun ditampakkan kepada mereka
neraka di setiap pagi dan petang.
{وَيَوْمَ
تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ}
dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat),
"Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras."
(Al-Mu’min: 46)
Fir'aun bersama kaumnya seperti unta yang terkena racun; mereka menumbukkan
dirinya pada batu dan pohon, sedangkan mereka tidak sadar dengan perbuatannya
itu.
قَالَ
ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ، حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ
أخْرَم، حَدَّثَنَا عَامِرُ بْنُ مُدْرِك الْحَارِثِيُّ، حَدَّثَنَا عُتْبَةُ
-يَعْنِي ابْنَ يَقْظَانَ-عَنْ قَيْسِ بْنِ مسلم، عن طارق، عن شِهَابٍ، عَنِ ابْنِ
مَسْعُودٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "مَا
أَحْسَنَ مُحْسِنٌ مِنْ مُسْلِمٍ أَوْ كَافِرٍ إِلَّا أَثَابَهُ اللَّهُ". قَالَ:
قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا إِثَابَةُ الْكَافِرِ؟ فَقَالَ: "إِنْ كَانَ قَدْ
وَصَلَ رَحِمًا أَوْ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ أَوْ عَمِلَ حَسَنَةً، أَثَابَهُ اللَّهُ
الْمَالَ وَالْوَلَدَ وَالصِّحَّةَ وَأَشْبَاهَ ذَلِكَ". قُلْنَا: فَمَا
إِثَابَتُهُ فِي الْآخِرَةِ؟ قَالَ: "عَذَابًا دُونَ الْعَذَابِ" وَقَرَأَ:
{أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ}
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain,
telah menceritakan kepada kami Zaid ibnu Akhram, telah menceritakan kepada kami
Amir ibnu Mudrik Al-Harisi, telah menceritakan' kepada kami Atabah ibnu Yaqzhan,
dari Qais ibnu Muslim, dari Tariq, dari Syihab, dari Ibnu Mas'ud r.a., dari Nabi
Saw. yang telah bersabda, "Tidak sekali-kali seseorang berbuat kebaikan dari
kalangan orang muslim ataupun orang kafir, melainkan Allah memberi balasan."
Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah balasan orang kafir itu?" Nabi
Saw. menjawab: jika dia telah menyambung tali persaudaraan atau
memberikan suatu sedekah atau mengerjakan kebaikan, maka Allah memberinya
balasan berupa harta, anak, kesehatan, dan lain sebagainya yang serupa. Kami
bertanya, "Lalu apakah balasan baginya di negeri akhirat nanti?" Rasulullah Saw.
menjawab: Azab tanpa penderitaan (yang harus diterimanya) Lalu beliau
Saw. membaca firman-Nya: Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang
sangat keras. (Al-Mu’min: 46)
Al-Bazzar telah meriwayatkan hadis ini di dalam kitab musnadnya, dari Zaid
ibnu Akhram, kemudian ia mengatakan bahwa kami tidak mengetahui Zaid ibnu Akhram
mempunyai isnad selain hadis ini.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdul Karim ibnu Abu
Umair, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Muhammad Al-Fazzari Al-Balkhi
yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Al-Auza'i saat ditanya oleh seorang
lelaki yang mengatakan kepadanya, "Semoga Allah merahmatimu, kami telah melihat
banyak burung yang keluar dari dalam laut menuju ke arah barat. Burung-burung
itu berbulu putih, gelombang demi gelombang; tiada yang mengetahui bilangannya
kecuali hanya Allah Swt. Dan apabila hari telah petang, burung-burung itu
kembali dalam keadaan hitam legam bulunya." Al-Auza'i mengatakan, "Kamu telah
menyaksikannya dengan mata kepalamu sendiri?" Lelaki itu menjawab, "Benar." Maka
Al-Auza'i mengatakan bahwa sesungguhnya di dalam perut burung-burung itu
terdapat arwah Fir'aun dan kaumnya, ditampakkan kepada mereka neraka di setiap
pagi dan petang, lalu kembali ke sarang mereka, sedangkan bulu mereka telah
hangus terbakar hingga menjadi hitam. Di malam hari bulu hitam itu rontok, lalu
muncul kembali bulu putihnya, setelah itu burung-burung itu pergi lagi menuju ke
neraka setiap pagi, dan petangnya kembali ke sarangnya. Demikianlah kebiasaan
yang terjadi pada mereka di dunia. Apabila kiamat telah terjadi, Allah
berfirman: Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.
(Al-Mu’min: 46) Al-Auza'i mengatakan bahwa mereka (Fir'aun dan bala
tentaranya) berjumlah kurang lebih enam ratus ribu personel.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ، أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ،
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ
وَالْعَشِيِّ، إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَإِنْ
كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ. فَيُقَالُ: هَذَا مَقْعَدُكَ
حَتَّى يَبْعَثَكَ اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ، إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq, telah
menceritakan kepada kami Malik, dari Nafi', dari Ibnu Umar r.a. yang mengatakan
bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya seseorang di antara
kalian apabila mati, ditampakkan kepadanya setiap pagi dan petang kedudukannya.
Jika dia termasuk ahli surga, maka surgalah yang ditampakkan kepadanya; dan jika
dia ahli neraka, maka yang ditampakkan kepadanya adalah neraka. Lalu dikatakan
kepadanya, "Inilah tempatmu kelak sampai Allah membangkitkan kamu untuk
menempatinya di hari kiamat.”
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadis ini di dalam kitab sahih
masing-masing melalui hadis Malik dengan sanad yang sama.