Tafsir Surat Al-Jin, ayat 18-24
وَأَنَّ
الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا (18) وَأَنَّهُ لَمَّا
قَامَ عَبْدُ اللَّهِ يَدْعُوهُ كَادُوا يَكُونُونَ عَلَيْهِ لِبَدًا (19) قُلْ
إِنَّمَا أَدْعُو رَبِّي وَلَا أُشْرِكُ بِهِ أَحَدًا (20) قُلْ إِنِّي لَا
أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا رَشَدًا (21) قُلْ إِنِّي لَنْ يُجِيرَنِي مِنَ
اللَّهِ أَحَدٌ وَلَنْ أَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا (22) إِلَّا بَلَاغًا مِنَ
اللَّهِ وَرِسَالَاتِهِ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ لَهُ نَارَ
جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا (23) حَتَّى إِذَا رَأَوْا مَا يُوعَدُونَ
فَسَيَعْلَمُونَ مَنْ أَضْعَفُ نَاصِرًا وَأَقَلُّ عَدَدًا (24)
Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah
kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di
samping (menyembah) Allah. Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri
menyembah-Nya (mengerjakan ibadah), hampir saja jin-jin itu desak-mendesak
mengerumuninya. Katakanlah, "Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku
tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya.” Katakanlah, "Sesungguhnya aku
tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudaratan pun kepadamu dan tidak (pula)
sesuatu kemanfaatan.” Katakanlah, "Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorang
pun yang dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali tidak akan
memperoleh tempat berlindung selain dari-Nya." Akan tetapi, (aku hanya)
menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya. Dan barang siapa yang
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahanam,
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sehingga apabila mereka melihat azab
yang diancamkan kepada mereka, maka mereka akan mengetahui siapakah yang lebih
lemah penolongnya dan lebih sedikit bilangannya.
Allah Swt. berfirman, memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya agar
mengesakan-Nya dalam beribadah, tidak menyeru seorang pun selain-Nya dalam
ibadahnya itu, dan tidak mempersekutukan Allah dengan siapa pun, seperti yang
dikatakan oleh Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya:
{وَأَنَّ
الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا}
Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaaan Allah. Maka janganlah
kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.
(Al-Jin: 18)
Dahulu orang-orang Yahudi dan Nasrani apabila memasuki tempat peribadatan
mereka, maka selalu memulainya dengan mempersekutukan Allah. Maka Allah Swt.
memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk selalu mengesakan-Nya dan tidak
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.
Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa Ali ibnul Husain telah mengatakan bahwa telah
menceritakan kepada kami Ismail ibnu bintis Saddi, telah menceritakan kepada
kami seseorang lelaki yang senama dengannya, dari As-Saddi, dari Abu Malik atau
Abu Saleh. dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman Allah Swt.: Dan
sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu
menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah. (Al-Jin:
18)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa pada hari ayat ini diturunkan, tiada sebuah
masjid pun di bumi Allah selain Masjidil Haram dan Masjid Iliya di Baitul
Maqdis.
Al-A'masy mengatakan bahwa jin berkata, "Wahai Rasulullah, izinkanlah kami
untuk ikut salat bersamamu di masjidmu ini." Maka Allah Swt. menurunkan
firman-Nya: Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka
janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah)
Allah. (Al-Jin: 18) Maka Nabi Saw. bersabda kepada mereka, "Salatlah
kalian, tetapi jangan bercampur dengan manusia."
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah
menceritakan kepada kami Mahran, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari
Ismail ibnu Abu Khalid, dari Mahmud, dari Sa'id ibnu Jubair sehubungan dengan
makna firman-Nya: Dan Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah.
Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalanmya di samping (menyembah)
Allah. (Al-Jin: 18)
Jin bertanya kepada Nabi Saw., "Bagaimana kami dapat mendatangi masjid,
sedangkan kami tinggal jauh darimu? Dan bagaimana kami dapat ikut salat bersama
engkau, sedangkan kami tinggal jauh darimu?" Maka turunlah firman Allah Swt.:
Dan Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah
kamu menyembah seseorangpun di dalanmya di samping (menyembah) Allah.
(Al-Jin: 18)
Sufyan telah meriwayatkan dari Khasif, dari Ikrimah, bahwa ayat ini
diturunkan berkenaan dengan semua masjid. Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa
ayat ini diturunkan berkenaan dengan anggota-anggota yang dipakai untuk sujud,
yakni semuanya itu adalah milik Allah, maka janganlah digunakan untuk sujud
kecuali kepada Allah yang memilikinya.
Dan mereka sehubungan dengan pendapat ini telah mengetengahkan sebuah hadis
sahih yang diriwayatkan melalui Abdullah ibnu Tawus, dari ayahnya, dari Ibnu
Abbas r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"
أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ: عَلَى الْجَبْهَةِ -أَشَارَ
بِيَدَيْهِ إِلَى أَنْفِهِ-وَالْيَدَيْنِ وَالرُّكْبَتَيْنِ وَأَطْرَافِ
الْقَدَمَيْنِ"
Aku diperintahkan untuk bersujud pada tujuh anggota, yaitu kening —seraya
mengisyaratkan ke arah hidungnya—, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan
(bagian dalam) jari jemari kedua kaki.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَأَنَّهُ
لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللَّهِ يَدْعُوهُ كَادُوا يَكُونُونَ عَلَيْهِ
لِبَدًا}
Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya
(mengerjakan ibadah), hampir saja jin-jin itu desak-mendesak mengerumuninya.
(Al-Jin: 19)
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Allah menceritakan ketika
jin-jin itu mendengar Nabi Saw. membaca Al-Qur'an, hampir saja mereka
menindihnya karena keinginan mereka yang sangat untuk mendengarkan bacaan
Al-Qur'annya. Mereka berdesak-desakan di antara sesamanya untuk mendekat kepada
Nabi Saw., sedangkan Nabi Saw. sendiri tidak mengetahui keberadaan mereka,
hingga datanglah kepada beliau Saw. Malaikat Jibril yang mewahyukan kepadanya
firman Allah Swt.: Katakanlah, "Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya
sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Qur'an). (Al-Jin: 1) Yakni mereka
mendengarkan bacaan Al-Qur'annya. Ini menurut suatu pendapat yang diriwayatkan
dari Az-Zubair ibnu Awwam r.a.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Ma'mar,
telah menceritakan kepada kami Abu Muslim, dari Abu Uwanah, dari Abu Bisyr, dari
Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa jin berkata kepada
kaumnya: Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya
(salat), hampir saja jin-jin itu desak-mendesak mengerumuninya. (Al-Jin: 19)
Bahwa ketika jin melihat Nabi Saw. sedang mengerjakan salat bersama para
sahabatnya, maka mereka ikut rukuk dan sujud bersama beliau Saw.
Mereka sangat kagum dengan ketaatan para sahabat kepada beliau Saw. Lalu
mereka berkata kepada kaumnya: Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad)
berdiri menyembah-Nya (salat), hampir saja jin-jin itu desak-mendesak
mengerumuninya. (Al-Jin: 19) Ini merupakan pendapat kedua yang juga
diriwayatkan dari Sa'id ibnu Jubair.
Al-Hasan mengatakan bahwa ketika Rasulullah Saw. bangkit mengucapkan kalimah,
"Tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Allah," dan menyeru manusia untuk
menyembah Tuhan mereka, hampir saja orang-orang Arab desak-mendesak
mengerumuninya.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan bahwasanya
tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (salat), hampir saja
jin-jin itu desak-mendesak mengerumuninya. (Al-Jin: 19)
Bahwa manusia dan jin desak-mendesak berebutan untuk memadamkan kalimah ini,
tetapi Allah menolak dan tetap menolongnya, melancarkannya dan memenangkannya
atas orang-orang yang menentangnya. Ini merupakan pendapat ketiga yang
diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, dan Sa'id ibnu Jubair serta pendapat Ibnu
Zaid, dan dipilih oleh Ibnu Jarir.
Pendapat inilah yang lebih kuat, karena dalam ayat yang selanjutnya
disebutkan oleh firman-Nya:
{قُلْ
إِنَّمَا أَدْعُو رَبِّي وَلا أُشْرِكُ بِهِ أَحَدًا}
Katakanlah, "Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak
mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya." (Al-Jin: 20)
Yakni Rasul Saw. berkata kepada mereka saat mereka mengganggunya, menentang
dan mendustakannya, serta bersatu padu di antara sesamanya untuk melawan
kebenaran yang disampaikannya, dan sepakat untuk memusuhinya:
{إِنَّمَا
أَدْعُو رَبِّي}
Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku. (Al-Jin: 20)
Yaitu sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku semata, tiada sekutu bagi-Nya,
dan aku berlindung dan bertawakal kepada-Nya.
{وَلا
أُشْرِكُ بِهِ أَحَدًا}
dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya. (Al-Jin: 20)
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{قُلْ
إِنِّي لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلا رَشَدًا}
Katakanlah, "Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudaratan
pun kepadamu dan tidak (pula) sesuatu kemanfaatan." (Al-Jin: 21)
Yakni sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kalian yang diberi
wahyu kepadaku, juga sebagai seorang hamba dari hamba-hamba Allah. Aku tidak
mempunyai kuasa untuk memberi kalian petunjuk dan tidak kuasa pula membuat
kalian sesat, bahkan hal tersebut berada di tangan kekuasaan Allah Swt. semata.
Kemudian Nabi Saw. menceritakan tentang keadaan dirinya, bahwa tiada seorang pun
yang dapat melindunginya dari azab Allah jika ia berbuat durhaka kepada-Nya.
Yakni tidak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan diriku dari azab-Nya.
{وَلَنْ
أَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا}
dan sekali-kali aku tiada akan memperoleh tempat berlindung selain
dari-Nya. (Al-Jin: 22)
Mujahid, Qatadah, dan As-Saddi berkata, "Tiada pelindung," Qatadah pun
mengatakan pula sehubungan dengan makna firman-Nya: Katakanlah, "Sesungguhnya
aku sekali-kali tiada seorangpun yang dapat melindungiku dari (azab) Allah dan
sekali-kali tiada akan memperoleh tempat berlindung selain dari-Nya."
(Al-Jin: 22) Maksudnya, tiada penolong dan tiada pelindung. Menurut pendapat
yang lain, tiada penyelamat dan tiada tempat berlindung.
*******************
Firman Allah Swt.:
{إِلا
بَلاغًا مِنَ اللَّهِ وَرِسَالاتِهِ}
Akan tetapi (aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan
risalah-Nya. (Al-Jin: 23)
Sebagian ulama tafsir mengatakan bahwa ini merupakan pengecualian dari
firman-Nya:
{لَا
أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلا رَشَدًا}
Katakanlah, "Sesungguhnya aku tidakkuasa mendatangkan sesuatu
kemudaratanpun kepadamu dan tidak(pula) sesuatu kemanfaatan.” "(Al-Jin:
21)
Kelanjutannya ialah "Kecuali (aku hanya) menyampaikan (peringatan)." Akan
tetapi, dapat pula ditakwilkan sebagai mustasna (pengecualian) dari
firman-Nya:
{لَنْ
يُجِيرَنِي مِنَ اللَّهِ أَحَدٌ}
sekali-kali tiada seorang pun yang dapat melindungiku dari (azab)
Allah. (Al-Jin: 22)
Artinya, tiada seorang pun yang dapat melindungiku dari azab-Nya dan tiada
pula yang dapat menyelamatkan diriku kecuali bila aku menyampaikan risalah yang
diamanatkan kepadaku untuk menyampaikannya. Dengan demikian, berarti semakna
dengan apa yang disebutkan oleh ayat lain melalui firman-Nya:
يَا
أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ
تَفْعَلْ فَما بَلَّغْتَ رِسالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ
النَّاسِ
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan
jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak
menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.
(Al-Maidah: 67)
*******************
Adapun firman Allah Swt:
{وَمَنْ
يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا
أَبَدًا}
Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya
baginyalah neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. (Al-Jin:
23)
Yakni aku menyampaikan risalah Allah kepadamu; dan barang siapa yang durhaka
kepada-Nya sesudah itu, maka balasan yang akan diterimanya adalah dimasukkan ke
dalam neraka Jahanam.
خَالِدِينَ
فِيهَا أَبَدًا
mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. (Al-Jin: 23)
Yaitu tiada jalan selamat bagi mereka darinya dan tiada pula mereka
dikeluarkan darinya.
*******************
Firman Allah Swt.:
{حَتَّى
إِذَا رَأَوْا مَا يُوعَدُونَ فَسَيَعْلَمُونَ مَنْ أَضْعَفُ نَاصِرًا وَأَقَلُّ
عَدَدًا}
Sehingga apabila mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka, maka
mereka akan mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit
bilangannya. (Al-Jin: 24)
Yakni manakala mereka (manusia dan jin) yang musyrik menyaksikan dengan mata
kepala mereka sendiri apa yang pernah diancamkan kepada mereka di hari kiamat.
Maka pada hari itu mereka akan mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya
dan lebih sedikit bilangannya (kekuatannya), apakah mereka ataukah orang-orang
mukmin yang mengesakan Allah? Dengan kata lain, tidak, bahkan orang-orang
musyrik sama sekali tiada penolong bagi mereka, dan mereka lebih sedikit
bilangannya dibandingkan dengan bala tentara Allah Swt.