Tafsir Surat Al-Jin, ayat 11-17
وَأَنَّا
مِنَّا الصَّالِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَلِكَ كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا (11)
وَأَنَّا ظَنَنَّا أَنْ لَنْ نُعْجِزَ اللَّهَ فِي الْأَرْضِ وَلَنْ نُعْجِزَهُ
هَرَبًا (12) وَأَنَّا لَمَّا سَمِعْنَا الْهُدَى آمَنَّا بِهِ فَمَنْ يُؤْمِنْ
بِرَبِّهِ فَلَا يَخَافُ بَخْسًا وَلَا رَهَقًا (13) وَأَنَّا مِنَّا
الْمُسْلِمُونَ وَمِنَّا الْقَاسِطُونَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُولَئِكَ تَحَرَّوْا
رَشَدًا (14) وَأَمَّا الْقَاسِطُونَ فَكَانُوا لِجَهَنَّمَ حَطَبًا (15) وَأَلَّوِ
اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا (16)
لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَمَنْ يُعْرِضْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِ يَسْلُكْهُ عَذَابًا
صَعَدًا (17)
Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang
yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami
menempuh jalan yang berbeda-beda. Dan sesungguhnya kami mengetahui, bahwa kami
sekali-kali tidak akan dapat melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di muka bumi
dan sekali-kali tidak (pula) dapat melepaskan diri (dari-Nya) dengan lari. Dan
sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al-Qur'an), kami beriman
kepadanya. Barang siapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan
pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan.
Dan sesungguhnya di antara kami ada Orang-orang yang taat dan ada (pula)
orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barang siapa yang taat, maka mereka
itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus. Adapun orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api bagi neraka Jahanam.”
Dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama
Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki
yang banyak). Untuk Kami beri cobaan kepada mereka dengan melaluinya. Dan barang
siapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukkan-Nya ke
dalam azab yang amat berat.
Allah Swt. berfirman, menceritakan perihal jin, bahwa mereka mengatakan
tentang diri mereka yang disebutkan oleh firman-Nya:
{وَأَنَّا
مِنَّا الصَّالِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَلِكَ}
Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara
kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. (Al-Jin: 11)
Yakni tidak saleh.
{كُنَّا
طَرَائِقَ قِدَدًا}
Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda-. (Al-Jin: 11)
Maksudnya, berbeda-beda pendapat dan jalannya serta berpecah belah. Ibnu
Abbas dan Mujahid serta bukan hanya seorang yang lainnya mengatakan sehubungan
dengan makna firman-Nya: Adalah kami menempuhjalan yang berbeda-beda.
(Al-Jin: 11) Yaitu di antara kami ada yang beriman dan ada pula yang kafir.
Ahmad ibnu Sulaiman An-Najjad di dalam kitab Amali-nya. mengatakan,
telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Aslam ibnu Sahl Bahasyal, telah
menceritakan kepada kami Ali ibnu Sulaiman alias Abusy Sya'sa Al-Hadrami guru
Imam Muslim, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah yang mengatakan bahwa
ia pernah mendengar Al-A'masy mengatakan bahwa pernah ada jin datang kepada
kami, lalu aku bertanya kepadanya, "Makanan apakah yang paling engkau sukai?"
Jin itu menjawab, "Nasi." Maka aku suguhkan kepadanya nasi, dan aku melihat
suapan nasi diangkat, tetapi aku tidak melihat sesosok tubuh pun. Dan aku
bertanya pula kepadanya, "Apakah di kalangan kalian terdapat aliran-aliran
seperti yang ada pada kami?" Jin itu menjawab, "Ya." Aku bertanya, "Lalu
siapakah kalangan Rafidah di antara kalian?" Jin menjawab, "Yang paling terburuk
di antara kami."
Aku kemukakan sanad asar ini kepada guru kami Al-Hafiz Abul Hajjaj Al-Muzani,
maka ia menjawab bahwa sanad ini sahih sampai kepada Al-A'masy.
Al-Hafiz Ibnu Asakir di dalam biografi Al-Abbas ibnu Ahmad Ad-Dimasyqi
menyebutkan bahwa Al-Abbas pernah mendengar jin mendendangkan syair berikut di
malam hari ketika ia berada di rumahnya, yaitu sebagai berikut:
قُلوبٌ
بَرَاها الْحُبُّ حَتى تعلَّقت ...
مَذَاهبُها فِي كُلّ غَرب وشَارقِ ...
تَهيم
بِحُبِّ اللَّهِ، واللهُ رَبُّها ...
مُعَلَّقةٌ بِاللَّهِ دُونَ الخَلائقِ
Hati ini telah dipenuhi oleh rasa
cinta sehingga terbelenggu ke mana pun pergi, baik ke arah barat maupun ke arah
timur, karena tergila-gila dengan cinta kepada Allah, padahal Allah adalah
Tuhannya; hati ini bergantung kepada Allah, bukan kepada makhluk.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَأَنَّا
ظَنَنَّا أَنْ لَنْ نُعجِزَ اللَّهَ فِي الأرْضِ وَلَنْ نُعْجِزَهُ
هَرَبًا}
Dan sesungguhnya kami mengetahui, bahwa kami sekali-kali tidak akan dapat
melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di muka bumi, dan sekali-kali tidak
(pula) dapat melepaskan diri (dari-Nya) dengan lari. (Al-Jin: 12)
Yakni kami mengetahui bahwa kekuasaan Allah menguasai diri kami dan
sesungguhnya kami tidak dapat menyelamatkan diri di bumi ini dari kekuasaan
Allah, sekalipun kami lari dengan sekuat kami. Karena sesungguhnya Dia berkuasa
atas kami, tiada seorang pun yang dapat menghalang-halangi-Nya dari kami.
{وَأَنَّا
لَمَّا سَمِعْنَا الْهُدَى آمَنَّا بِهِ}
Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al-Qur'an), kami beriman
kepadanya. (Al-Jin: 13)
Mereka merasa bangga dengan keimanan mereka, dan memang hal ini merupakan
kebanggaan dan penghormatan yang tinggi serta sifat baik yang dimiliki mereka.
Mengenai ucapan mereka yang disebutkan oleh firman berikutnya:
{فَمَنْ
يُؤْمِنْ بِرَبِّهِ فَلا يَخَافُ بَخْسًا وَلا رَهَقًا}
Barang siapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan pengurangan
pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan. (Al-Jin:
13)
Menurut Ibnu Abbas, Qatadah, dan selain keduanya, dia tidak akan merasa takut
pahalanya dikurangi atau dibebankan kepadanya dosa orang lain. Sebagaimana yang
disebutkan oleh firman-Nya:
فَلا
يَخافُ ظُلْماً وَلا هَضْماً
maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan
tidak (pula) akan pengurangan haknya. (Thaha: 112)
Firman Allah Swt. menceritakan ucapan jin:
{وَأَنَّا
مِنَّا الْمُسْلِمُونَ وَمِنَّا الْقَاسِطُونَ}
Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula)
orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. (Al-Jin: 14)
Yaitu di antara kami ada orang yang taat dan ada pula orang yang melampaui
batasan hak dan menyimpang darinya, yakni durhaka. Lafaz al-qasit berbeda
dengan lafaz al-muqsit, karena al-muqsit artinya adil.
{فَمَنْ
أَسْلَمَ فَأُولَئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا}
Barang siapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan
yang lurus. (Al-Jin: 14)
Maksudnya, mencari jalan keselamatan untuk dirinya.
{وَأَمَّا
الْقَاسِطُونَ فَكَانُوا لِجَهَنَّمَ حَطَبًا}
Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi
kayu api bagi neraka Jahanam. (Al-Jin: 15)
Yakni bahan bakarnya yang menambah nyala api Jahanam.
*******************
Dan firman Allah Swt. berikutnya:
{وَأَنْ
لَوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لأسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا
لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ}
Dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu
(agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar
(rezeki yang banyak). Untuk Kami beri cobaan kepada mereka dengan
melaluinya. (Al-Jin: 16-17)
Ulama tafisr berbeda pendapat mengenai makna ayat ini, ada dua pendapat di
kalangan mereka. Salah satunya mengatakan, seandainya jin yang menyimpang dari
kebenaran itu menempuh jalan Islam dan kembali kepada jalan kebenaran serta
tetap menempuhnya.
{لأسْقَيْنَاهُمْ
مَاءً غَدَقًا}
benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar
(rezeki yang banyak). (Al-Jin: 16)
Gadaqan artinya banyak, makna yang dimaksud ialah memberinya rezeki
yang banyak lagi berlimpah. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman Allah
Swt. dalam ayat lain, yaitu:
وَلَوْ
أَنَّهُمْ أَقامُوا التَّوْراةَ وَالْإِنْجِيلَ وَما أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ مِنْ
رَبِّهِمْ لَأَكَلُوا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ
Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil,
dan (Al-Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan
mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. (Al-Maidah:
66)
Dan firman Allah Swt. lainnya:
وَلَوْ
أَنَّ أَهْلَ الْقُرى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنا عَلَيْهِمْ بَرَكاتٍ مِنَ
السَّماءِ وَالْأَرْضِ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah
Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. (Al-A'raf:
96)
Dengan demikian, berarti firman Allah Swt.:
{لِنَفْتِنَهُمْ
فِيهِ}
Untuk Kami beri cobaan kepada mereka dengan melaluinya. (Al-Jin:
17)
Yakni untuk Kami uji mereka dengannya, sebagaimana yang dikatakan oleh Zaid
ibnu Aslam, bahwa demikian itu agar Kami uji dan Kami coba mereka, siapakah di
antara mereka yang tetap pada jalan hidayah, dan siapa di antara mereka yang
murtad dan memilih jalan kesesatan?
Tafsir ayat menurut orang-orang yang berpendapat demikian. Al-Aufi telah
meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan
bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus. (Al-Jin: 16) Artinya,
istiqamah dalam ketaatannya.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan bahwasanya
jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu. (Al-Jin: 16) Yaitu
jalan agama Islam. Hal yang sama telah dikatakan oleh Sa'id ibnu Jubair, Sa'id
ibnul Musayyab, Ata, As-Saddi, dan Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi.
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Dan bahwasanya
jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu. (Al-Jin: 16) Yakni
seandainya mereka semuanya beriman, niscaya Kami luaskan bagi mereka rezeki Kami
di dunia,
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah Swt.: Dan
bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu. (Al-Jin:
16) Maksudnya, jalan kebenaran. Hal yang sama dikatakan oleh Ad Dahhak, kemudian
ia mengemukakan dalil kedua ayat yang telah disebutkan di atas untuk menguatkan
pendapatnya; masing-masing dari mereka atau keseluruhannya yang berpendapat
demikian mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Untuk Kami beri
cobaan kepada mereka dengan melaluinya. (Al-Jin: 17) Yaitu agar Kami beri
cobaan kepada mereka dengan melaluinya.
Muqatil mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang
Quraisy yang kafir, ketika hujan dicegah dari mereka selama tujuh tahun.
Pendapat yang kedua mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Dan
bahwasanya jikalau mereka tetappada jalan itu. (Al-Jin: 16) Yakni jalan
kesesatan. benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang
segar. (Al-Jin: 16) sebagai istidraj dari Kami terhadap mereka,
semakna dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya:
{فَلَمَّا
نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى
إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ}
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada
mereka. Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga
apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami
siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus
asa. (Al-An'am: 44)
Juga semakna dengan firman-Nya:
أَيَحْسَبُونَ
أَنَّما نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مالٍ وَبَنِينَ نُسارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْراتِ
بَلْ لَا يَشْعُرُونَ
Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada
mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada
mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar. (Al-Mu’minun: 55-56)
Ini adalah pendapat Abu Mijlaz alias Lahiq ibnu Humaid, karena dia mengatakan
sehubungan dengan makna firman Allah Swt.: Dan bahwasanya jikalau mereka
tetap pada jalan itu. (Al-Jin: 16) Yakni jalan kesesatannya.
Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim.
Al-Bagawi meriwayatkannya dari Ar-Rabi' ibnu Anas, Zaid ibnu Aslam, Al-Kalabi,
dan Ibnu Kaisan. Alasan pendapat ini cukup masuk di akal, dan didukung pula oleh
adanya firman Allah Swt. Selanjutnya yang mengatakan: Untuk Kami beri cobaan
kepada mereka dengan melaluinya. (Al-Jin 17)
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{وَمَنْ
يُعْرِضْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِ يَسْلُكْهُ عَذَابًا صَعَدًا}
Dan barang siapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya. niscaya akan
dimasukkan-Nya ke dalam azab yang amat berat. (Al-Jin: 17)
Yaitu siksaan yang berat, keras, lagi menyakitkan. Ibnu Abbas, Mujahid,
Ikrimah, Qatadah, dan Ibnu Zaid mengatakan sehubungan dengan firman Allah Swt.:
azab yang amat berat. (Al-Jin: 17) Yakni berat tiada henti-hentinya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Sa'dan adalah nama sebuah gunung di dalam
neraka Jahanam. Diriwayatkan pula dari Sa'id ibnu Jubair, bahwa Sa'dan adalah
sebuah sumur yang ada di dalam neraka Jahanam.