Tafsir Surat Al-Hujurat, ayat 14-18
{قَالَتِ
الأعْرَابُ آمَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا
يَدْخُلِ الإيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ وَإِنْ تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا
يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (14)
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ
يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ (15) قُلْ أَتُعَلِّمُونَ اللَّهَ بِدِينِكُمْ
وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَاللَّهُ بِكُلِّ
شَيْءٍ عَلِيم (16) يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا قُلْ لَا تَمُنُّوا
عَلَيَّ إِسْلامَكُمْ بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلإيمَانِ
إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (17) إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَوَاتِ
وَالأرْضِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (18) }
Orang-orang Arab Badui itu berkata, -Kami telah
beriman.” Katakanlah (kepada mereka),
"Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, 'Kami telah tunduk, ' karena iman itu
belum masuk ke dalam hatimu, dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Dia
tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya orang-orang yang beriman
hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka
tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan
Allah; mereka itulah orang-orang yang benar. Katakanlah (kepada mereka),
"Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu
(keyakinanmu), padahal Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu?” Mereka merasa telah
memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah, "Janganlah kamu
merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu. Sebenarnya Allah,
Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan
jika kamu adalah orang-orang yang benar.” Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang
gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.
Allah Swt. berfirman, mengingkari orang-orang Arab Badui yang baru saja masuk
Islam, lalu mereka mengiklankan dirinya beriman, padahal iman masih belum
meresap ke dalam hati mereka.
{قَالَتِ
الأعْرَابُ آمَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا
يَدْخُلِ الإيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ}
Orang-orang Arab Badui itu berkata, "Kami telah beriman.” Katakanlah
(kepada mereka), "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, 'Kami telah
tunduk,' karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu.” (Al-Hujurat: 14)
Dari makna ayat ini dapat disimpulkan bahwa iman itu pengertiannya lebih
khusus daripada Islam, seperti yang dikatakan oleh mazhab Ahlus Sunnah Wal
Jama'ah. Pengertian ini diperkuat dengan adanya hadis Jibril a.s. ketika ia
bertanya (kepada Nabi Saw.) tentang Islam, kemudian iman, dan terakhir tentang
ihsan. Dalam pertanyaannya itu ia memulai dari yang umum, kemudian kepada yang
khusus, lalu kepada yang lebih khusus lagi.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَر، عَنِ
الزُّهْرِيِّ، عَنْ عَامِرُ بْنُ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ:
أَعْطَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رِجَالًا وَلَمْ يُعْطِ
رَجُلًا مِنْهُمْ شَيْئًا، فَقَالَ سَعْدٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَعْطَيْتَ
فُلَانًا وَفُلَانًا وَلَمْ تُعط فُلَانًا شَيْئًا، وَهُوَ مُؤْمِنٌ؟ فَقَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَوْ مُسْلِمٌ" حَتَّى أَعَادَهَا
سَعْدٌ ثَلَاثًا، وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "أَوْ
مُسْلِمٌ" ثُمَّ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنِّي
لَأُعْطِي رِجَالًا وَأَدَعُ من هو أحب إليّ منهم فلم أعطيه شَيْئًا؛ مَخَافَةَ
أَنْ يُكَبُّوا فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah
menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Amir ibnu Sa'd ibnu Waqqas,
dari ayahnya yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. memberi bagian kepada banyak
laki-laki, tetapi tidak memberi seseorang dari mereka barang sedikit pun. Maka
Sa'd ibnu Abu Waqqas r.a. bertanya, "Wahai Rasulullah, engkau telah memberi
Fulan dan Fulan, tetapi engkau tidak memberi si Fulan barang sedikit pun,
padahal dia seorang mukmin?" Maka Rasulullah Saw. balik bertanya, "Bukankah
dia seorang muslim?" Sa'd mengulangi pertanyaannya sebanyak tiga kali, dan
selalu dijawab oleh Nabi Saw. dengan pertanyaan, "Bukankah dia seorang
muslim?" Kemudian Nabi Saw. bersabda: Sesungguhnya aku benar-benar
memberi bagian kepada banyak laki-laki dan aku tinggalkan seseorang yang lebih
aku sukai daripada mereka (yang kuberi bagian) tanpa memberinya sesuatu
pun, karena aku merasa khawatir bila kelak Allah akan menyeret mereka ke dalam
neraka dengan muka di bawah.
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadis ini melalui Az-Zuhri dengan
sanad yang sama.
Dalam hadis ini Nabi Saw. membedakan antara orang mukmin dan orang muslim;
hal ini menunjukkan bahwa pengertian iman itu lebih khusus daripada Islam. Kami
telah menerangkan hal ini berikut dalil-dalilnya dalam syarah Imam Bukhari
Kitabul Iman.
Hadis di atas menunjukkan pula bahwa lelaki yang tidak diberi bagian itu
adalah seorang muslim, bukan seorang munafik, dan Nabi Saw. tidak memberinya
sesuatu bagian pun karena beliau percaya dengan keislaman dan keimanannya yang
telah meresap ke dalam hatinya. Hal ini menunjukkan pula bahwa orang-orang Arab
Badui yang disebutkan dalam ayat ini bukan pula orang-orang munafik; mereka
adalah orang-orang muslim, tetapi iman masih belum meresap ke dalam hati mereka.
Ketika mereka mengakui bahwa dirinya telah mencapai suatu tingkatan yang pada
hakikatnya mereka masih belum mencapainya, maka diberi-Nyalah mereka pelajaran
etika. Pengertian inilah yang dimaksudkan oleh Ibnu Abbas r.a., Ibrahim
An-Nakha'i, dan Qatadah, lalu dipilih oleh Ibnu Jarir.
Sesungguhnya kami kemukakan pendapat ini untuk menyanggah apa yang telah
dikatakan oleh Imam Bukhari rahimahullah yang berpendapat bahwa
orang-orang Arab Badui itu adalah orang-orang munafik yang mengaku-aku dirinya
beriman, padahal kenyataannya tidaklah demikian.
Telah diriwayatkan dari Sa'id ibnu Jubair, Mujahid, dan Ibnu Zaid, bahwa
mereka telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: tetapi
katakanlah, 'Kami telah tunduk.' (Al-Hujurat: 14) Yakni kami tunduk dan
patuh karena takut dibunuh atau ditawan.
Mujahid mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang
Bani Asad ibnu Khuzaimah.
Qatadah mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan suatu kaum yang
mengakui dirinya berjasa kepada Rasulullah Saw. karena mereka mau beriman.
Tetapi pendapat yang sahih adalah pendapat yang pertama yang mengatakan bahwa
mereka adalah suatu kaum yang mendakwakan dirinya menduduki tingkatan iman,
padahal iman masih belum meresap ke dalam hati mereka. Maka mereka diberi
pelajaran etika dan diberi tahu bahwa sesungguhnya tingkatan iman yang
sebenarnya masih belum mereka capai.
Sekiranya mereka itu orang-orang munafik, tentulah mereka dikatakan dengan
nada yang keras dan dipermalukan, seperti penuturan perihal orang-orang munafik
dalam surat At-Taubah. Dan sesungguhnya hal ini dikatakan kepada mereka hanyalah
semata-mata untuk mendidik mereka, yaitu firman-Nya:
{قُلْ
لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الإيمَانُ فِي
قُلُوبِكُمْ}
Katakanlah (kepada mereka), "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah,
'Kami telah tunduk, ' karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu.”
(Al-Hujurat: 14)
Yaitu kalian masih belum mencapai hakikat iman, kemudian Allah Swt.
berfirman:
{وَإِنْ
تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا
}
jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Dia tiada mengurangi sedikit
pun (pahala) amalanmu. (Al-Hujurat: 14)
Dia tidak akan mengurangi pahala amalanmu barang sedikit pun, semakna dengan
apa yang disebutkan dalam firman-Nya:
{وَمَا
أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ}
dan Kami tidak mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka.
(Ath-Thur: 21)
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{إِنَّ
اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ}
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Hujurat:
14)
Yakni kepada orang yang bertobat dan kembali kepada (jalan)-Nya.
Firman Allah Swt.:
{إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ}
Sesungguhnya orang-orang yang beriman. (Al-Hujurat: 15)
Yaitu yang sempurna iman mereka.
{الَّذِينَ
آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا}
hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian
mereka tidak ragu-ragu. (Al-Hujurat: 15)
Maksudnya, tidak ragu dan tidak bimbang dalam keimanannya. Bahkan teguh dalam
suatu pendirian, yaitu membenarkan dengan setulus-tulusnya.
{وَجَاهَدُوا
بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ}
dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah.
(Al-Hujurat: 15)
Mereka korbankan diri dan harta benda mereka yang disayang untuk ketaatan
kepada Allah dan rida-Nya.
{أُولَئِكَ
هُمُ الصَّادِقُونَ}
mereka itulah orang-orang yang benar. (Al-Hujurat: 15)
Yakni dalam ucapannya yang mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang
beriman, tidak sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian orang-orang Arab Badui
yang iman mereka masih belum meresap kecuali hanya sebatas lahiriah saja.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ غَيْلَانَ، حَدَّثَنَا رِشْدين،
حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ أَبِي السَّمْحِ، عَنْ أَبِي
الْهَيْثَمِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: "الْمُؤْمِنُونَ فِي الدُّنْيَا عَلَى ثَلَاثَةِ أَجْزَاءٍ:
[الَّذِينَ] آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا
بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ. وَالَّذِي يَأْمَنُهُ
النَّاسُ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ. ثُمَّ الَّذِي إِذَا أَشْرَفَ عَلَى
طَمَعٍ تَرَكَهُ لِلَّهِ، عَزَّ وَجَلَّ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Gailan,
telah menceritakan kepada kami Rasyidin, telah menceritakan kepada kami Amr
ibnul Haris, dari Abus Samah, dari Abul Hais'am, dari Abu Sa'id r.a. yang
mengatakan bahwa sesungguhnya Nabi Saw. telah bersabda: Orang-orang mukmin di
dunia ini ada tiga macam, yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan
jiwa mereka pada jalan Allah; dan orang (mukmin) yang dipercayai oleh
orang lain terhadap harta dan jiwa mereka; dan orang (mukmin) yang
apabila mempunyai rasa tamak (terhadap sesuatu), maka ia meninggalkannya
karena Allah Swt.
*******************
Firman Allah Swt.:
{قُلْ
أَتُعَلِّمُونَ اللَّهَ بِدِينِكُمْ}
Katakanlah (kepada mereka), "Apakah kamu akan memberitahukan kepada
Allah tentang agamamu (keyakinanmu)?” (Al-Hujurat: 16)
Maksudnya, apakah kalian akan memberitahukan kepada-Nya apa yang tersimpan di
dalam hati kalian.
{وَاللَّهُ
يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ}
padahal Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.
(Al-Hujurat: 16)
Yakni tiada sesuatu pun yang sebesar zarrah di bumi atau di langit, tiada
pula yang lebih kecil dari itu, dan tiada pula yang lebih besar tersembunyi dari
pengetahuan Allah.
{وَاللَّهُ
بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ}
dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al-Hujurat: 16)
*******************
Kemudian Allah Swt. berfirman:
{يَمُنُّونَ
عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا}
Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka
(Al-Hujuraf 17)
Kalimat ini ditujukan kepada orang-orang Arab Badui (pedalaman) yang merasa
berjasa karena keislaman mereka dan keikutsertaan mereka dalam menolong
Rasulullah Saw. Maka Allah Swt. berfirman menyanggah mereka:
{قُلْ
لَا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلامَكُمْ}
Katakanlah, "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan
keislamanmu.” (Al-Hujurat: 17)
karena sesungguhnya hal itu manfaatnya kembali kepada dirimu sendiri,
Allah-lah yang sebenarnya memberi nikmat kepada kalian karena Dialah yang
menunjukkan kalian kepada Islam.
{بَلِ
اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلإيمَانِ إِنْ كُنْتُمْ
صَادِقِينَ}
sebenarnya Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu
kepada keimanan, jika kamu adalah orang-orang yang benar. (Al-Hujurat:
17)
Yakni benar dalam pengakuanmu tentang hal tersebut, sebagaimana yang
dikatakan oleh Nabi Saw. kepada orang-orang Ansar di hari Perang Hunain:
"يَا
مَعْشَرَ الْأَنْصَارِ، أَلَمْ أَجِدْكُمْ ضُلَّالًا فَهَدَاكُمُ اللَّهُ بِي؟
وَكُنْتُمْ مُتَفَرِّقِينَ فَأَلَّفَكُمُ اللَّهُ بِي؟ وَعَالَةً فَأَغْنَاكُمُ
اللَّهُ بِي؟ " كُلَّمَا قَالَ شَيْئًا قَالُوا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ
أَمَنُّ
Hai golongan orang-orang Ansar, bukankah aku jumpai kalian dalam keadaan
sesat, lalu Allah memberi petunjuk kepada kalian melaluiku? Dan kalian dalam
keadaan berpecah belah, lalu Allah mempersatukan kalian dengan melaluiku? Dan
kalian dalam keadaan miskin, kemudian Allah menjadikan kalian berkecukupan
melaluiku? Setiap kalimat yang diucapkan oleh Nabi Saw. dijawab oleh mereka
dengan ucapan, "Hanya kepada Allah dan Rasul-Nya kami beriman."
قَالَ
الْحَافِظُ أَبُو بَكْرٍ الْبَزَّارُ: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعِيدٍ
الْجَوْهَرِيُّ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأُمَوِيُّ، عَنْ مُحَمَّدِ
بْنِ قَيْسٍ، عَنْ أَبِي عَوْنٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
[رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا] قَالَ: جَاءَتْ بَنُو أَسَدٍ إلى رسول الله صلى الله
عليه وسلم فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَسْلَمْنَا وَقَاتَلَتْكَ الْعَرَبُ،
ولم تقاتلك، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ
فِقْهَهُمْ قَلِيلٌ، وَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْطِقُ عَلَى أَلْسِنَتِهِمْ".
وَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ: {يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا قُلْ لَا
تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلامَكُمْ بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ
لِلإيمَانِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ}
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Ibrahim ibnu Sa'id Al-Jauhari, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa'id
Al-Umawi, dari Muhammad ibnu Qais, dari Abu Aun, dari Sa' id ibnu Jubair, dari
Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan bahwa Bani Asad datang kepada Rasulullah Saw.,
lalu mereka berkata, "Wahai Rasulullah, kami telah Islam. Orang-orang Arab Badui
memerangimu, tetapi kami tidak memerangimu." Maka Rasulullah Saw. bersabda,
"Sesungguhnya pengetahuan mereka minim, dan sesungguhnya setan telah
memutarbalikkan lisan mereka." Lalu turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya:
Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka.
Katakanlah, "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan
keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan
menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar.”
(Al-Hujurat: 17)
Kemudian Al-Hafiz Al-Bazzar mengatakan, "Kami tidak mengenal hadis ini
diriwayatkan melainkan hanya melalui jalur ini, dan kami tidak mengetahui Abu
Aun alias Muhammad ibnu Ubaidillah meriwayatkan dari Sa' id ibnu Jubair kecuali
dalam hadis ini.
Kemudian Allah Swt. mengulangi pemberitaan-Nya, bahwa Dia mengetahui semua
makhluk dan melihat semua amal perbuatan mereka. Untuk itu Allah Swt.
berfirman:
{إِنَّ
اللَّهَ يَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا
تَعْمَلُونَ}
Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan
Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Al-Hujurat: 18)
Demikianlah akhir dari tafsir surat Al-Hujurat.
آخِرُ
تَفْسِيرِ الحجرات، ولله الحمد والمنة