Tafsir Surat Al-Ghasyiyah, ayat 1-7
هَلْ
أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ (1) وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ (2) عَامِلَةٌ
نَاصِبَةٌ (3) تَصْلَى نَارًا حَامِيَةً (4) تُسْقَى مِنْ عَيْنٍ آنِيَةٍ (5)
لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا مِنْ ضَرِيعٍ (6) لَا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِي مِنْ
جُوعٍ (7)
Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari
pembalasan? Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi
kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minum dari sumber
yang sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang
berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan
lapar.
Al-Ghasyiyah salah satu nama lain dari hari kiamat —menurut Ibnu Abbas,
Qatadah, dan Ibnu Zaid— karena hari kiamat menutupi semua manusia dan meliputi
mereka semuanya. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami
ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan
kepada kami Abu Bakar ibnu Iyasy, dari Abu Ishaq, dari Amr ibnu Maimun, bahwa
Nabi Saw. melewati seorang wanita yang sedang membaca firman-Nya: Sudah
datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan? (Al-Ghasyiyah: 1) Maka
beliau bangkit dan mendengarkannya serta menjawab: Benar, telah datang
kepadaku (beritanya).
Adapun firman Allah Swt.:
{وُجُوهٌ
يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ}
Banyak muka pada hari itu tunduk terhina. (Al-Ghasyiyah: 2)
Yang dimaksud dengan khusuk di sini adalah terhina, menurut Qatadah. Juga
dikatakan oleh Ibnu Abbas, bahwa wajah-wajah tersebut tunduk terhina karena amal
perbuatannya tidak bermanfaat bagi dirinya.
Firman Allah Swt.:
{عَامِلَةٌ
نَاصِبَةٌ}
bekerja keras lagi kepayahan. (Al-Ghasyiyah: 3)
Yakni mereka telah banyak melakukan kerja keras yang memayahkan diri mereka,
tetapi pada akhirnya di hari kiamat mereka dimasukkan ke dalam neraka yang amat
panas.
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Barqani mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Ibrahim ibnu Muhammad Al-Muzakki, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu
Ishaq As-Siraj, telah menceritakan kepada kami Harun ibnu Abdullah, telah
menceritakan kepada kami Sayyar, telah menceritakan kepada kami Ja'far; ia
pernah mendengar Abu Imran Al-Juni mengatakan bahwa Umar ibnul Khattab r.a.
melewati sebuah gerejayangdihuni oleh seorang rahib, maka Umar memanggilnya,
"Hai rahib!" Lalu si rahib muncul; maka Umar memandangnya dan menangis. Kemudian
ditanyakan kepada Umar, "Mengapa engkau menangis, hai Amirul Mu’minin?" Umar
menjawab, bahwa ia teringat akan firman Allah Swt. yang mengatakan: bekerja
keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas. (Al-Ghasyiyah: 3-4)
Itulah yang menyebabkan aku menangis.
Imam Bukhari mengatakan bahwa Ibnu Abbas telah mengatakan sehubungan dengan
makna firman-Nya: bekerja keras lagi kepayahan. (Al-Ghasyiyah: 3) Bahwa
mereka adalah orang-orang Nasrani. Telah diriwayatkan dari Ikrimah dan As-Saddi,
bahwa makna yang dimaksud ialah bekerja keras di dunia melakukan
perbuatan-perbuatan maksiat, dan kepayahan di dalam neraka karena azab dan
siksaan yang membinasakan.
Ibnu Abbas, Al-Hasan, dan Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna
firman-Nya: memasuki api yang sangat panas (neraka). (Al-Ghasyiyah: 4)
Artinya, yang panasnya tak terperikan.
{تَصْلَى
نَارًا حَامِيَةً}
diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas.
(Al-Ghasyiyah: 5)
yang panasnya tak terkira dan titik didihnya melebihi puncaknya sampai
tingkatan yang tak terbatas; demikianlah menurut apa yang dikatakan oleh Ibnu
Abbas, Mujahid, Al-Hasan, dan As-Saddi.
Firman Allah Swt.:
{لَيْسَ
لَهُمْ طَعَامٌ إِلا مِنْ ضَرِيعٍ}
Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri.
(Al-Ghasyiyah: 6)
Ali ibnu abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa dari'
artinya sebuah pohon dari api.
Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa dari" adalah nama lain dari Zaqqum
(sebuah pohon yang ada di dalam neraka); tetapi menurut riwayat lain yang juga
bersumber darinya, dari' adalah batu yang ada di dalam neraka.
Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Abul Jauza, dan Qatadah mengatakan bahwa
dari' adalah sejenis pohon yang disebut syabraq.
Qatadah mengatakan bahwa orang-orang Quraisy menamakannya syabraq bila musim
semi, dan bila musim panas menamainya dari', pohonnya banyak durinya.
Ikrimah mengatakan bahwa dari' adalah sebuah pohon yang banyak
durinya, yang tidak tinggi, melainkan menempel di tanah.
Imam Bukhari mengatakan, Mujahid telah mengatakan bahwa dari' adalah
nama tumbuhan yang dikenal dengan nama lain syabraq, orang-orang Hijaz
menamainya dari' bila kering, pohon ini mengandung racun.
Ma'mar telah meriwayatkan dari Qatadah sehubungan dengan makna firman Allah
Swt.: Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri.
(Al-Ghasyiyah: 6) Yakni tumbuhan syabraq yang bila kering dinamakan dari'.
Sa'id telah meriwayatkan dari Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya:
Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri.
(Al-Ghasyiyah: 6) Ini merupakan makanan yang paling buruk, paling kotor, dan
paling menjijikkan.
Firman Allah Swt.:
{لَا
يُسْمِنُ وَلا يُغْنِي مِنْ جُوعٍ}
yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.
(Al-Ghasyiyah: 7)
Yaitu tidak dapat memenuhi tujuan dan tidak dapat pula menolak hal yang tidak
diinginkan.