Tafsir Surat Al-Fath, ayat 18-19
{لَقَدْ
رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ
فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنزلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ
فَتْحًا قَرِيبًا (18) وَمَغَانِمَ كَثِيرَةً يَأْخُذُونَهَا وَكَانَ اللَّهُ
عَزِيزًا حَكِيمًا (19) }
Sesungguhnya Allah telah rida terhadap
orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka
Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka, lalu menurunkan ketenangan
atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat
(waktunya), serta harta rampasan yang
banyak yang dapat mereka ambil. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana.
Allah Swt. menceritakan tentang rida-Nya kepada kaum mukmin yang telah
berjanji setia kepada Rasulullah Saw. di bawah pohon Dalam pembahasan yang lalu
telah disebutkan jumlah mereka, bahwa mereka semuanya terdiri dari seribu empat
ratus orang; dan bahwa pohon tersebut adalah pohon Samurah yang terdapat di
Hudaibiyah. Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Mahmud telah
menceritakan kepada kami Ubaidillah, dari Israil, dari Tariq, bahwa Abdur Rahman
r.a. pernah menceritakan bahwa ia berangkat untuk menunaikan haji dan bersua
dengan suatu kaum yang sedang salat, lalu ia bertanya "Masj!d apakah ini?"
Mereka menjawab, "Ini adalah pohon bekas tempat Rasulullah Saw. melakukan baiat
Ridwan di bawahnya."
Maka aku (Abdur Rahman) menemui Sa'id ibnul Musayyab dan kuceritakan
kepadanya hal tersebut. Sa'id menjawab, bahwa sesungguhnya ayahnya pernah
bercerita kepadanya bahwa dia termasuk salah seorang yang berjanji setia kepada
Rasulullah Saw. di bawah pohon itu.
Abdur Rahman r.a. melanjutkan kisahnya, "Kemudian di tahun berikutnya kami
berangkat lagi (untuk menunaikan haji), tetapi kami lupa tempat pohon itu
berada. Maka Sa'id mengatakan, 'Sesungguhnya sahabat-sahabat Muhammad Saw. tidak
mengetahui tempat pohon itu sedangkan kalian mengetahuinya. Berarti kalian lebih
mengetahui'."
*******************
Firman Allah Swt.:
{فَعَلِمَ
مَا فِي قُلُوبِهِمْ}
maka Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka (Al-Fath:
18)
Yakni kepercayaan, kejujuran, dan ketaatan mereka.
{فَأَنزلَ
السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ
وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا}
lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka
dengan kemenangan yang dekat (waktunya). (Al-Fath: 18)
melalui apa yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. untuk mereka berupa
perjanjian damai antara mereka dan musuh-musuh mereka, dan kebaikan yang banyak
yang mereka peroleh akibat ditandatanganinya perjanjian tersebut Hal ini
berlanjut sampai dengan kemenangan atas Khaibar, kemenangan atas kota Mekah,
kemudian kemenangan atas semua negeri dan kawasan. Ini merupakan anugerah Allah
kepada mereka, juga apa yang diperoleh mereka berupa kemuliaan, pertolongan, dan
kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Karena itulah disebutkan oleh
firman-Nya:
{وَمَغَانِمَ
كَثِيرَةً يَأْخُذُونَهَا وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا}
serta harta rampasan yang banyak yang dapat mereka ambil. Dan adalah Allah
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Al-Fath: 19)
Ibnu Abu hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Muhammad
ibnu Yahya ibnu Sa'id Al-Qattan, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu
Musa (yakni Ibnu Ubaidah), telah menceritakan kepadaku Iyas ibnu Salamah, dari
ayahnya yang menceritakan, "Ketika kami sedang istirahat di siang hari,
tiba-tiba terdengar juru seru Rasulullah Saw. menyerukan, 'Hai manusia, marilah
kita berbaiat, marilah kita berbaiat, Ruhul Quds (Malaikat Jibril) telah turun
(membawa wahyu yang memerintahkan hal tersebut)!' Maka kami semua bangkit menuju
kepada Rasulullah Saw. yang saat itu berada di bawah sebuah pohon samurah, lalu
kami semua berjanji setia kepadanya. Yang demikian itulah maksud firman Allah
Swt.: Sesungguhnya Allah telah rida terhadap orang-orang mukmin ketika mereka
berjanji setia kepadamu di bawah pohon (Al-Fath: 18) Rasulullah Saw.
berbaiat untuk Usman r.a. dengan salah satu tangannya yang beliau pukulkan ke
tangan yang lain. Maka orang-orang (kaum muslim) berkata, "Alangkah enaknya Ibnu
Affan, dia dapat tawaf di Baitullah, sedangkan kami disini." Lalu
Rasulullah Saw. bersabda:
"لَوْ
مَكَثَ كَذَا كَذَا سَنَةً مَا طَافَ حَتَّى أَطُوفَ"
Seandainya dia tinggal beberapa tahun (di Mekah), niscaya dia tidak
berani tawaf sebelum aku bertawaf.