Tafsir Surat Al-A'la, ayat 14-19
قَدْ
أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى (14) وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى (15) بَلْ
تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (16) وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى (17) إِنَّ
هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَى (18) صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى
(19)
Sesungguhnya beruntunglah orang yang
membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia salat.
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedangkan kehidupan
akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat
dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan
Musa.
Firman Allah Swt.:
{قَدْ
أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى}
Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan
beriman). (Al-A’la: 14)
Yakni menyucikan dirinya dari akhlak-akhlak yang rendah dan mengikuti apa
yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Rasul-Nya, semoga salawat dan salam
terlimpahkan kepadanya.
Firman Allah Swt.:
{وَذَكَرَ
اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى}
dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia salat. (Al-A'la: 15)
Yakni dia mendirikan salat tepat pada waktunya masing-masing karena
mengharapkan rida Allah dan taat kepada perintah-Nya serta merealisasikan
syariat-Nya.
Sehubungan dengan hal ini Al-Hafizh Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan bahwa:
حَدَّثَنَا
عَبَّادُ بْنُ أَحْمَدَ الْعَرْزَمِيُّ، حَدَّثَنَا عَمِّي مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَطَاءُ بْنُ السَّائِبِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
بْنِ سَابِطٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى} قَالَ: "مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَخَلَعَ الْأَنْدَادَ، وَشَهِدَ أَنِّي رَسُولُ اللَّهِ"،
{وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى} قَالَ: "هِيَ الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ
وَالْمُحَافَظَةُ عَلَيْهَا وَالِاهْتِمَامُ بِهَا"
telah menceritakan kepada kami Abbad ibnu Ahmad Al-Azrami, telah menceritakan
kepada kami pamanku Muhammad ibnu Abdur Rahman dari ayahnya dari Ata ibnus Sa’ib
dari Abdur Rahman ibnu Sabit dari Jabir ibnu Abdullah dari Nabi Saw. sehubungan
dengan firman-Nya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri
(dengan beriman). (Al-A'la: 14) Rasulullah Saw. bersabda: Barang siapa yang
mengakui bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan tidak mengakui
adanya sekutu-sekutu (bagi-Nya) dan mengakui bahwa diriku adalah utusan Allah
(itulah makna yang dimaksud oleh ayat). dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia
salat. (Al-A'la: 15) Rasulullah Saw. bersabda: yakni mengerjakan salat
lima waktu dan memeliharanya serta memperhatikannya.
Perawi mengatakan bahwa tiada yang diriwayatkan melalui Jabir kecuali melalui
jalur ini.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan
salat di sini adalah salat lima waktu. Demikianlah menurut pendapat yang dipilih
oleh Ibnu Jarir.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa telah menceritakan kepadanya Amr ibnu Abdul Hamid
Al-Aili, telah menceritakan kepada mereka Marwan ibnu Mu'awiyah dari Abu Khaldah
yang telah mengatakan, bahwa ia masuk menemui Abul Aliyah, lalu Abul Aliyah
mengatakan kepadanya.”Jika besok hari kamu berangkat menuju ke salat hari raya
maka mampirlah kepadaku." Kemudian aku (perawi) mampir kepadanya dan ia berkata,
"Apakah engkau telah makan sesuatu?." Aku menjawab, "Ya." Ia berkata, "Kalau
begitu aku akan menyajikan air minum kepadamu". Aku menjawab, 'Baiklah."
Lalu ia berkata, "Ceritakanlah kepadaku apa yang telah engkau lakukan
terhadap zakatmu." Aku menjawab, "Aku telah menyalurkannya." Ia berkata,
"Sesungguhnya aku bermaksud menanyakan hal berikut kepadamu," kemudian ia
membaca firman-Nya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri
(dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia salat. (Al-A'la:
14-15)
Dan ia mengatakan, "Sesungguhnya penduduk Madinah memandang bahwa tiada
sedekah yang lebih baik daripada mengerjakan salat dan memberi minum."
Dan sesungguhnya kami telah meriwayatkan dari Amirul Mu’minin Umar ibnu Abdul
Aziz, bahwa dia selalu menganjurkan orang-orang untuk mengeluarkan zakat fitrah
dan membaca firman-Nya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan
diri , (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia salat.
(Al-A'la: 14-15)
Abul Ahwas' mengatakan bahwa apabila seseorang di antara kamu kedatangan
seseorang yang meminta-minta sedangkan dia hendak menunaikan salat, hendaklah
dia mendahulukan zakatnya sebelum mengerjakan salatnya, karena sesungguhnya
Allah Swt. telah berfirman: Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan
diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia salat.
(Al-A'la: 14-15)
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini: Sesungguhnya
beruntunglah orang yang memberslhkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama
Tuhannya, lalu dia salat. (Al-A'la: 14-15) Yakni menzakati harta bendanya
dan membuat rida Penciptanya.
Kemudian Allah Swt. berfirman:
{بَلْ
تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا}
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi, (Al-A'la:
16)
Yakni kamu lebih mendahulukan kepentingan duniawi daripada kepentingan
akhirat, dan kamu memandangnya sebagai tujuanmu karena di dalamnya terkandung
kemanfaatan dan kemaslahatan kehidupanmu.
{وَالآخِرَةُ
خَيْرٌ وَأَبْقَى}
Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.
(Al-A'la: 17)
Yakni pahala Allah di negeri akhirat lebih baik dan lebih kekal daripada
kesenangan dunia. Karena sesungguhnya dunia itu pasti akan fana dalam waktu yang
singkat, sedangkan kehidupan akhirat mulia lagi kekal. Maka bagaimana orang yang
berakal bisa lebih memilih hal yang fana atas hal yang kekal, dan lebih
mementingkan hal yang cepat lenyapnya serta berpaling dari memperhatikan negeri
yang kekal dan pahala yang kekal di akhirat.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا ذُوَيد، عَنْ
أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عُرْوَة، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "الدُّنْيَا دَارُ مَنْ لَا دارَ لَهُ، وَمَالُ
مَنْ لَا مَالَ لَهُ، وَلَهَا يَجْمَعُ مَنْ لَا عَقْلَ لَهُ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Husain ibnu Muhammad,
telah menceritakan kepada kami Duraid, dari Abu Ishaq, dari Urwah, dari Aisyah
yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Dunia ini adalah rumah
bagi orang yang tidak mempunyai rumah, dan harta bagi orang yang tidak mempunyai
harta, dan karena untuk dunialah orang yang tidak berakal menghimpun
hartanya.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah
menceritakan kepada kami Yahya ibnu Wadih, telah menceritakan kepada kami Abu
Hamzah, dari Ata, dari Urfujah As-Saqafi yang telah mengatakan bahwa ia belajar
mengenai firman Allah Swt. di bawah ini dari Ibnu Mas'ud. Sucikanlah nama
Tuhanmu Yang Mahatinggi. (Al-A'la: 1) ketika bacaannya sampai pada
firman-Nya: Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.
(Al-A'la: 16) Maka Ibnu Mas'ud meninggalkan bacaannya, lalu menghadap kepada
murid-muridnya dan berkata, "Kita lebih memilih dunia daripada akhirat." Kaum
yang hadir terdiam, dan Ibnu Mas'ud kembali berkata, "Kita telah memilih dunia,
karena kita melihat perhiasannya, wanita-wanitanya, makanan dan minumannya
sedangkan kepentingan akhirat kita dikesampingkan. Maka berarti kita memilih
kehidupan yang segera ini dan kita tinggalkan kehidupan akhirat kita." Hal ini
yang keluar dari Ibnu Mas'ud r.a. merupakan ungkapan tawadu' (rendah diri)nya,
atau barangkali dia hanya mengungkapkan tentang jenis keduanya semata-mata;
hanya Allah-lah yang Maha Mengetahui.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الْهَاشِمِيُّ،
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ أَبِي عَمْرٍو،
عَنِ الْمُطَّلِبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ: أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "مِنْ أَحَبِّ دُنْيَاهُ
أَضَرَّ بِآخِرَتِهِ، ومَن أَحَبَّ آخِرَتَهُ أَضَرَّ بِدُنْيَاهُ، فَآثِرُوا مَا
يبقَى عَلَى مَا يَفْنَى"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Daud
Al-Hasyimi, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Ja'far, telah
menceritakan kepadaku Amr ibnu Abu Amr, dari Al-Muttalib ibnu Abdullah, dari Abu
Musa Al-Asy'ari, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barang siapa yang
mencintai dunianya, berarti merugikan akhiratnya; dan barang siapa yang
mencintai akhiratnya, berarti merugikan dunianya. Maka utamakanlah apa
yang kekal di atas apa yang fana.
Imam Ahmad meriwayatkan hadis ini secara munfarid. Imam Ahmad telah
meriwayatkannya pula dari Abu Salamah Al-Khuza'i, dari Ad-Darawardi, dari Amr
ibnu Abu Amr dengan lafaz dan sanad yang semisal.
Firman Allah Swt.:
{إِنَّ
هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الأولَى صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى}
Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,
(yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa. (Al-A'la: 18-19)
قَالَ
الحافظ أبو بكر البزار: حَدَّثَنَا
نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ، حَدَّثَنَا مُعتمر بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ أَبِيهِ عَنْ
عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ عِكْرِمة، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: لَمَّا
نَزَلَتْ: {إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الأولَى صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى}
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "كَانَ كُلُّ هَذَا-أَوْ:
كَانَ هَذَا-فِي صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى"
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Nasr
ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Ma'mar ibnu Sulaiman, dari ayahnya,
dari Ata ibnus Sa’ib, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ketika
ayat ini diturunkan, yaitu firman Allah Swt.: Sesungguhnya ini benar-benar
terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan
Musa. (Al-A'la: 18-19) Maka Nabi Saw. bersabda: Adalah semuanya ini atau
adalah hal ini terdapat di dalam kitab-kitab Ibrahim dan Musa.
Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa ia tidak mengetahui ada sanad yang lebih
kuat dari Ata ibnus Sa’ib, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas selain sanad ini dan
hadis lainnya yang diriwayatkan semisal dengan sanad ini.
قَالَ
النَّسَائِيُّ: أَخْبَرَنَا زَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى، أَخْبَرَنَا نَصْرُ بْنُ
عَلِيٍّ، حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ عَطَاءِ
بْنِ السَّائِبِ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ
{سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأعْلَى} قَالَ: كُلُّهَا فِي صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ
وَمُوسَى، فَلَمَّا نَزَلَتْ: {وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى} [النَّجْمِ:37]
قَالَ: وفَّى {أَلا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى}
Imam Nasai mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zakaria ibnu Yahya,
telah menceritakan kepada kami Nasr ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami
Al-Mu'tamir ibnu Sulaiman, dari ayahnya, dari Ata ibnus Sa’ib, dari Ikrimah,
dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ketika ayat ini diturunkan, yaitu:
Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi. (Al-A'la: 1) Maka Nabi Saw.
bersabda, bahwa semuanya itu terdapat di dalam lembaran-lembaran Ibrahim dan
Musa. Dan ketika firman-Nya diturunkan, yaitu: dan
lembaran-lembaran Ibrahim yang selain menyempurnakan janji. (An-Najm: 37)
Nabi Saw. bersabda, bahwa Ibrahim telah menyempurnakan janji. (yaitu)
bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.
(An-Najm: 38)
Ayat ini semakna dengan firman-Nya yang terdapat di dalam surat An-Najm,
yaitu:
أَمْ
لَمْ يُنَبَّأْ بِما فِي صُحُفِ مُوسى وَإِبْراهِيمَ الَّذِي وَفَّى أَلَّا تَزِرُ
وازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرى وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسانِ إِلَّا مَا سَعى وَأَنَّ
سَعْيَهُ سَوْفَ يُرى ثُمَّ يُجْزاهُ الْجَزاءَ الْأَوْفى وَأَنَّ إِلى رَبِّكَ
الْمُنْتَهى
Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran
Musa? Dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji? (Yaitu)
bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan
bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.
Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan
diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan bahwasanya
kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu). (An-Najm: 36-42)
Hal yang sama telah dikatakan oleh Ikrimah menurut apa yang diriwayatkan oleh
Ibnu Jarir, dari Ibnu Humaid, dari Mahran, dari Sufyan As-Sauri, dari ayahnya,
dari Ikrimah sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya ini benar-benar
terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu. (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan
Musa. (Al-A'la: 18-19) Bahwa makna yang dimaksud ialah semua ayat yang
terdapat di dalam surat Al-A'la. Abul Aliyah mengatakan bahwa kisah dalam surat
ini terdapat di dalam lembaran-lembaran terdahulu.
Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa makna yang dimaksud oleh
firman-Nya, "Inna haza " (Sesungguhnya ini) ditujukan kepada
firman-Nya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan
beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia salat. Tetapi kamu (orang-orang
kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik
dan lebih kekal. (Al-A'la: 14-17)
Kemudian Allah Swt. berfirman: Sesungguhnya ini. (Al-A'la: 18) Yakni
kandungan makna ayat-ayat sebelumnya itu. benar-benar terdapat dalam
kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa. (Al-A'la:
18-19)
Apa yang dipilih oleh Ibnu Jarir ini baik lagi kuat. Telah diriwayatkan juga
hal yang semisal dari Qatadah dan Ibnu Zaid. Hanya Allah-lah Yang Maha
Mengetahui.
آخِرُ
تَفْسِيرِ سورة "سبح" ولله الحمد والمنة.
Demikianlah akhir tafsir surat
Al-A'la dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah atas semua karunia-Nya,
dan hanya kepada-Nyalah kita memohon taufik dan pemeliharaan.