Tafsir Surat Yasin, ayat 30-32
{يَا
حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلا كَانُوا بِهِ
يَسْتَهْزِئُونَ (30) أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنَ الْقُرُونِ
أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ (31) وَإِنْ كُلٌّ لَمَّا جَمِيعٌ لَدَيْنَا
مُحْضَرُونَ (32) }
Alangkah besarnya penyesalan terhadap
hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasul pun kepada mereka melainkan mereka
selalu memperolok-olokkannya. Tidakkah mereka mengetahui berapa banyaknya
umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwa orang-orang
(yang telah Kami binasakan) itu tiada
kembali kepada mereka. Dan setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada
Kami.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan
makna firman-Nya: Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu
(Yasin: 30) Maksudnya, alangkah celakanya hamba-hamba itu.
Sedangkan menurut Qatadah, makna firman-Nya: Alangkah besarnya penyesalan
terhadap hamba-hamba itu (Yasin: 30) Yakni alangkah kecewanya hamba-hamba
itu atas diri mereka sendiri karena menyia-nyiakan perintah Allah dan melalaikan
kewajiban mereka kepada Allah.
Menurut suatu qiraat disebutkan "يَا حَسْرَةَ الْعِبَادِ عَلَى أَنْفُسِهَا"., yang artinya 'alangkah besarnya kekecewaan dan
penyesalan mereka kelak di hari kiamat bila mereka menyaksikan azab Allah Swt
karena mereka telah mendustakan rasul-rasul Allah dan menentang perintah Allah
saat mereka hidup di dunia'. Ungkapan ini ditujukan kepada mereka yang
mendustakan hal tersebut.
{مَا
يَأْتِيهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ}
tiada datang seorang rasul pun kepada mereka, melainkan mereka selalu
memperolok-olokkannya. (Yasin: 30)
Yaitu mendustakannya, memperolok-olokkannya, dan mengingkari kebenaran yang
disampaikan olehnya. Kemudian disebutkan dalam firman selanjutnya:
{أَلَمْ
يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنَ الْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا
يَرْجِعُونَ}
Tidakkah mereka mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang
telah Kami binasakan, bahwa orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu
tiada kembali kepada mereka. (Yasin: 31)
Yakni apakah mereka tidak mengambil pelajaran dari orang-orang yang sebelum
mereka yang mendustakan para rasul. Allah telah membinasakan mereka, dan
tiadalah mereka dikembalikan lagi ke dunia ini, dan perkaranya tidaklah seperti
apa yang diduga oleh kebanyakan dari orang-orang bodoh dan orang-orang durhaka
mereka yang telah mengatakan seperti apa yang disitir oleh firman-Nya:
{إِنْ
هِيَ إِلا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا}
kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati
dan kita hidup. (Al-Mu-minun: 37)
Mereka adalah orang-orang yang mempercayai adanya reinkarnasi suatu sekte
dari aliran Dahriyyah. Mereka berkeyakinan, karena kebodohan mereka, bahwa
mereka akan dikembalikan lagi ke dunia seperti masa mereka hidup. Maka Allah
menyanggah keyakinan mereka yang batil itu melalui firman-Nya:
{أَلَمْ
يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنَ الْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا
يَرْجِعُونَ}
Tidakkah mereka mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang
telah Kami binasakan, bahwa orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu
tiada kembali kepada mereka. (Yasin: 31)
*********
Adapun firman Allah Swt.:
{وَإِنْ
كُلٌّ لَمَّا جَمِيعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُونَ}
Dan setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada Kami. (Yasin:
32)
Yakni sesungguhnya semua umat yang terdahulu dan yang akan datang, kelak akan
dihimpunkan untuk menjalani perhitungan amal perbuatan di hari kiamat di hadapan
Allah Swt. Maka Dia akan membalas masing-masing dari mereka sesuai dengan amal
perbuatannya, yakni semua amal baik dan amal buruknya. Ayat ini semakna dengan
apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَإِنَّ
كُلا لَمَّا لَيُوَفِّيَنَّهُمْ رَبُّكَ أَعْمَالَهُمْ}
Dan sesungguhnya kepada masing-masing (mereka yang berselisih itu)
pasti Tuhanmu akan menyempurnakan dengan cukup (balasan) pekerjaan
mereka. (Hud: 111)
Ulama ahli qiraat berselisih pendapat sehubungan dengan bacaan ayat ini, di
antara mereka ada yang membacanya dengan bacaan takhfif pada lafaz
lamma sehingga menjadi lama. Atas dasar qiraat ini, berarti huruf
in menunjukkan makna itbat. Di antara mereka ada pula yang
men-tasydid-kan lamma serta menjadikan in sebagai huruf nafi.
sedangkan huruf lamma bermakna illa, artinya 'dan tidaklah
masing-masing dari mereka melainkan dikumpulkan kepada Kami'. Akan tetapi, makna
kedua qiraat ini sama tidak ada bedanya.