Tafsir Surat Luqman, ayat 34
{إِنَّ
اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنزلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي
الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ
بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (34) }
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya
sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan
mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat
mengetahui (dengan pasti) apa yang
akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi
mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.
Apa yang disebutkan oleh ayat ini merupakan kunci-kunci kegaiban yang hanya
Allah sendirilah yang mengetahuinya. Maka tiada seorang pun yang dapat
mengetahuinya kecuali setelah ia diberi tahu oleh Allah Swt. tentangnya.
Pengetahuan mengenai saat hari kiamat tiada seorang pun dari kalangan nabi yang
diutus atau malaikat yang terdekat mengetahuinya.
{لَا
يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلا هُوَ}
tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia.
(Al-A'raf: 187)
Demikian pula mengenai turunnya hujan, tiada yang mengetahuinya selain Allah
Swt. Tetapi bila Allah memerintahkan untuk turunnya hujan, barulah para malaikat
yang diserahi tugas untuk menurunkannya mengetahuinya, demikian pula orang yang
dikehendaki Allah dari kalangan makhluk-Nya. Tiada yang mengetahui apa yang ada
di dalam rahim, yakni apa yang bakal diciptakan-Nya selain hanya Dia sendiri.
Tetapi bila Allah telah memerintahkan agar yang di dalam rahim menjadi laki-laki
atau perempuan, atau menjadi orang yang celaka atau menjadi orang yang bahagia,
barulah para malaikat yang diserahi tugas untuk menjaganya mengetahui hal itu,
juga orang yang dikehendaki oleh Allah dari kalangan makhluk-Nya (mengetahuinya
pula).
Selain itu tiada seorang pun yang mengetahui apa yang akan diusahakannya
besok di dunianya dan di akhiratnya.
{وَمَا
تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ}
Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
(Luqman: 34)
Yakni di negerinyakah atau di negeri lain di antara negeri-negeri yang ada;
tiada seorang pun yang mengetahui hal ini. Ayat ini semakna dengan apa yang
disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَعِنْدَهُ
مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلا هُوَ}
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib, tak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri. (Al-An'am: 59), hingga akhir ayat.
Kelima perkara ini disebutkan pula di dalam sunnah dengan istilah
"kunci-kunci kegaiban".
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ، حَدَّثَنِي حُسَيْنُ بْنُ
وَاقَدٍ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيدة، سَمِعْتُ أَبِي -بُرَيدة -
يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
"خَمْسٌ لَا يَعْلَمُهُنَّ إِلَّا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: {إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ
عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنزلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي
نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ
اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ}
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnul Habbab,
telah menceritakan kepadaku Husain ibnu Waqid, telah menceritakan kepadaku
Abdullah ibnu Buraidah; ia pernah mendengar Abu Buraidah mengatakan bahwa ia
pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Ada lima perkara yang tiada
seorang pun mengetahuinya kecuali hanya Allah Swt.; sesungguhnya Allah hanya
pada sisi-Nyalah pengetahuan mengenai hari kiamat, Dialah yang menurunkan hujan,
Dia mengetahui apa yang terdapat di dalam rahim, dan tiada seorang pun yang
mengetahui apa yang akan diusahakannya besok, dan tiada seorang pun yang
mengetahui di bumi manakah ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.
Hadis Ibnu Umar.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا وَكِيع، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَفَاتِيحُ
الْغَيْبِ خَمْسٌ لَا يَعْلَمُهُنَّ إِلَّا اللَّهُ: {إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ
عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنزلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي
نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ
اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ}
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki', telah
menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abdullah ibnu Dinar, dari Ibnu Umar yang
telah menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Kunci-kunci semua
yang gaib itu ada lima, tiada seorang pun yang mengetahuinya kecuali hanya
Allah. Yaitu sesungguhnya Allah, hanya di sisi-Nyalah pengetahuan tentang hari
kiamat; Dialah yang menurunkan hujan; Dia mengetahui apa yang ada di dalam
rahim; tiada seorang pun yang mengetahui apa yang akan diusahakannya besok; dan
tiada seorang pun yang mengetahui di bumi manakah dia akan mati; sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Hadis diketengahkan oleh Imam Bukhari secara tunggal. Dia meriwayatkannya di
dalam Kitabul Istisqa, bagian dari kitab sahihnya, melalui Muhammad ibnu
Yusuf Al-Faryabi, dari Sufyan ibnu Sa'id As-Sauri dengan sanad yang sama.
Dia meriwayatkannya pula di dalam kitab tafsir melalui jalur lain.
حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ سُلَيْمَانَ، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، حَدَّثَنِي عُمَرَ بْنِ
مُحَمَّدِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ: أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ
أَنَّ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَفَاتِيحُ الْغَيْبِ خَمْسٌ". ثُمَّ قَرَأَ: {إِنَّ اللَّهَ
عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنزلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي
الأرْحَامِ}
Dia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sulaiman, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Umar ibnu
Muhammad ibnu Zaid ibnu Abdullah ibnu Umar; ayahnya pernah menceritakan
kepadanya bahwa Abdullah ibnu Umar pernah berkata, "Nabi Saw. pernah bersabda
bahwa sesungguhnya kunci-kunci semua yang gaib ada lima. Kemudian Nabi
Saw. membacakan firman-Nya: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah
pengetahuan tentang hari kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan
mengetahui apa yang ada di dalam rahim. (Luqman: 34)
Hadis ini diriwayatkan pula oleh Imam Bukhari dengan tunggal.
وَرَوَاهُ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ عَنْ غُنْدَر، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ عُمَرَ بْنِ مُحَمَّدٍ؛
أَنَّهُ سَمِعَ أَبَاهُ يُحَدِّثُ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "أُوتِيتُ مَفَاتِيحَ كُلِّ شَيْءٍ إِلَّا
الْخَمْسَ: {إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنزلُ الْغَيْثَ
وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا
تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ
خَبِيرٌ}
Imam Ahmad meriwayatkannya melalui Gundar, dari Syu'bah, dari Umar ibnu
Muhammad; ia pernah mendengar ayahnya menceritakan hadis ini dari Ibnu Umar,
dari Nabi Saw. yang telah bersabda, bahwa sesungguhnya beliau telah
dianugerahi kunci-kunci segala sesuatu kecuali lima perkara, yaitu:
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari
kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam
rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa
yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di
bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
(Luqman: 34)
Hadis Ibnu Mas'ud.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى، عَنْ شُعْبَةَ، حَدَّثَنِي عَمْرِو بْنِ
مُرَّة، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلَمَةَ قَالَ: قَالَ عَبْدُ
اللَّهِ :
أُوتِيَ نَبِيُّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَفَاتِيحَ كُلِّ شَيْءٍ
غَيْرَ خَمْسٍ: {إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنزلُ الْغَيْثَ
وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا
تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ
خَبِيرٌ}
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya, dari Syu'bah,
telah menceritakan kepadaku Amr ibnu Murrah, dari Abdullah ibnu Salamah yang
mengatakan bahwa Abdullah ibnu Mas'ud pernah mengatakan bahwa Nabi kalian
dianugerahi kunci-kunci segala sesuatu kecuali lima perkara, yaitu:
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari
kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam
rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa
yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di
bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
(Luqman: 34)
Hal yang sama telah diriwayatkan dari Muhammad ibnu Ja'far, dari Syu'bah,
dari Amr ibnu Murrah dengan sanad yang sama, tetapi di akhirnya ditambahkan
bahwa perawi menanyakannya kepada Abdullah ibnu Salamah, "Apakah engkau
mendengarnya dari Ibnu Mas'ud?" Abdullah ibnu Salamah menjawab, "Ya, lebih dari
lima puluh kali." Waki' telah meriwayatkannya pula dari Mis'ar, dari Amr ibnu
Murrah dengan sanad yang sama. Sanad hadis ini hasan dengan syarat
ashabus sunan, tetapi mereka tidak mengetengahkannya.
Hadis Abu Hurairah.
قَالَ
الْبُخَارِيُّ عِنْدَ تَفْسِيرِ هَذِهِ الْآيَةِ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ، عَنْ
جَرِيرٍ، عَنْ أَبِي حَيَّانَ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ
يَوْمًا بَارِزًا لِلنَّاسِ، إِذْ أَتَاهُ رَجُلٌ يَمْشِي، فَقَالَ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، مَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ: "الْإِيمَانُ: أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ
وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَلِقَائِهِ، وَتُؤْمِنُ بِالْبَعْثِ
الْآخَرِ". قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ: "الْإِسْلَامُ:
أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ وَلَا تشرك به شيئا، وتقيم الصلاة، وتؤتي الزكاة
الْمَفْرُوضَةَ، وَتَصُومَ رَمَضَانَ". فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا
الْإِحْسَانُ؟ قَالَ: "الْإِحْسَانُ: أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ،
فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ". قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَتَى
السَّاعَةُ؟ قَالَ: "مَا الْمَسْؤُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ،
وَلَكِنْ سَأُحَدِّثُكَ عَنْ أَشْرَاطِهَا: إِذَا وَلَدَتِ الأمَةُ رَبَّتَهَا،
فَذَاكَ مِنْ أَشْرَاطِهَا. وَإِذَا كَانَ الْحُفَاةُ العُرَاة
رُؤُوسَ النَّاسِ، فَذَاكَ مِنْ أَشْرَاطِهَا، فِي خمس لا يعلمهن إِلَّا اللَّهُ.
{إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنزلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي
الأرْحَامِ} ، ثُمَّ انْصَرَفَ الرَّجُلُ فَقَالَ: "ردُّوه عَلَيَّ". فَأَخَذُوا
لِيَرُدُّوهُ، فَلَمْ يَرَوْا شَيْئًا، فَقَالَ: "هَذَا جِبْرِيلُ، جَاءَ
لِيُعَلِّمَ النَّاسَ دِينَهُمْ"
Imam Bukhari dalam tafsir ayat ini mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Ishaq, dari Jarir, dari Abu Hayyan, dari Abu Zar'ah, dari Abu Hurairah r.a.,
bahwa Rasulullah Saw. di suatu hari duduk dikelilingi oleh orang banyak,
tiba-tiba datanglah kepadanya seorang lelaki jalan kaki, lalu lelaki itu
bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah iman itu?" Rasulullah Saw. menjawab,
"Iman itu hendaknya kamu beriman kepada Allah, para malaikat-Nya,
kitab-kitabNya, rasul-rasul-Nya, serta hari pertemuan dengan-Nya, dan hendaknya
kamu beriman kepada adanya hari berbangkit." Lelaki itu bertanya lagi,
"Wahai Rasulullah, apakah Islam itu?" Rasulullah Saw. menjawab, "Islam ialah
hendaknya engkau menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
pun, dan hendaknya engkau mengerjakan salat, menunaikan zakat yang difardukan,
dan puasa bulan Ramadan." Lelaki itu bertanya lagi, "Wahai Rasulullah,
apakah ihsan itu?" Rasulullah Saw. menjawab, "Ihsan ialah hendaknya engkau
menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Dan jika kamu tidak dapat
melihatNya, sesungguhnya Dia selalu melihatmu." Lelaki itu bertanya lagi,
"Wahai Rasulullah, bilakah hari kiamat itu?" Rasulullah Saw. menjawab,
"Tidaklah orang yang ditanya lebih mengetahui daripada orang yang bertanya,
tetapi aku akan menceritakan kepadamu tentang tanda-tandanya. Yaitu apabila
seorang budak perempuan melahirkan majikannya, maka itu pertanda akan dekat hari
kiamat. Dan apabila ada orang-orang yang tidak beralas kaki lagi telanjang
menjadi para pemimpin, itu salah satu pertanda dekatnya kiamat, hal itu
merupakan salah satu dari lima perkara yang tiada seorang pun mengetahuinya
kecuali hanya Allah. Yaitu sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah
pengetahuan tentang hari kiamat, Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui
apa yang ada di dalam rahim," hingga akhir ayat. Kemudian lelaki itu pergi
dan Rasulullah Saw. bersabda, "Panggillah lelaki itu kembali kepadaku!"
Maka mereka mencarinya untuk memanggil kembali lelaki itu, tetapi ternyata
mereka tidak melihatnya. Rasulullah Saw. kembali bersabda: Orang ini adalah
Jibril yang sengaja datang untuk mengajarkan kepada manusia tentang agama
mereka.
Imam Bukhari meriwayatkannya pula di dalam Kitabul Iman, juga Imam
Muslim melalui berbagai jalur dari Abu Hayyan dengan sanad yang sama. Kami telah
membicarakan tentang hadis ini dalam permulaan Syarah Bukhari, dan telah kami
sebutkan pula di dalam kitab yang sama hadis Amirul Mu-minin Umar ibnul Khattab
mengenai masalah ini dengan panjang lebar. Hadis ini merupakan salah satu dari
hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim secara tunggal.
Hadis Ibnu Abbas.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ،
حَدَّثَنَا شَهْر، حَدَّثَنَا عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا، قَالَ: جَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مَجْلِسًا لَهُ، فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ فَجَلَسَ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاضِعًا كَفَّيْهِ عَلَى رُكْبَتِي النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، [حَدِّثْنِي]
مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
الْإِسْلَامُ أَنْ تُسْلِمَ وَجْهَكَ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَتَشْهَدَ أَنْ لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ". قَالَ: فَإِذَا فَعَلْتُ ذَلِكَ فَقَدْ أَسْلَمْتُ؟ قَالَ: "إِذَا
فَعَلْتَ ذَلِكَ فَقَدْ أَسْلَمْتَ". قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فحدِّثني مَا
الْإِيمَانُ؟ قَالَ: "الْإِيمَانُ: أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ، وَالْيَوْمِ الْآخِرِ،
وَالْمَلَائِكَةِ، وَالْكِتَابِ، وَالنَّبِيِّينَ، وَتُؤْمِنَ بِالْمَوْتِ،
وَبِالْحَيَاةِ بَعْدَ الْمَوْتِ، وَتُؤْمِنَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّارِ،
وَالْحِسَابِ وَالْمِيزَانِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ كُلِّهِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ".
قَالَ: فَإِذَا فَعَلْتُ ذَلِكَ فَقَدْ آمَنْتُ؟ قَالَ: "إِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ
فَقَدْ آمَنْتَ". قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، حَدِّثْنِي مَا الْإِحْسَانُ؟ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "الْإِحْسَانُ أَنْ تَعْمَلَ
لِلَّهِ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ كُنْتَ لَا تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ". قَالَ:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَحَدِّثْنِي مَتَى السَّاعَةُ؟ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "سُبْحَانَ اللَّهِ. فِي خَمْسٍ لَا يَعْلَمُهُنَّ
إِلَّا هُوَ: {إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنزلُ الْغَيْثَ
وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا
تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ} ، وَلَكِنْ
إِنْ شِئْتَ حَدَّثْتُكَ بِمَعَالِمَ لَهَا دُونَ ذَلِكَ؟ ". قَالَ: أَجَلْ، يَا
رَسُولَ اللَّهِ، فَحَدِّثْنِي. قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "إِذَا رَأَيْتَ الأمَة وَلَدَتْ رَبَّتَها -أَوْ: رَبَّهَا -وَرَأَيْتَ
أَصْحَابَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الْبُنْيَانِ، وَرَأَيْتَ الْحُفَاةَ
الْجِيَاعَ الْعَالَةَ [كَانُوا رُؤُوسَ النَّاسِ، فَذَلِكَ مِنْ مَعَالِمِ
السَّاعَةِ وَأَشْرَاطِهَا". قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ومَنْ أَصْحَابُ الشَّاءِ
وَالْحُفَاةِ الْجِيَاعِ الْعَالَةِ؟ قَالَ: "الْعَرَبُ"]
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abun Nadr, telah
menceritakan kepada kami Abdul Hamid, telah menceritakan kepada kami Bahz, telah
menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Abbas r.a. yang menceritakan bahwa
Rasulullah Saw. duduk di suatu majelis, maka datanglah Malaikat Jibril yang
langsung duduk di hadapan Rasulullah Saw. seraya meletakkan kedua telapak
tangannya di atas kedua lutut Nabi Saw. Lalu Jibril bertanya, "Apakah Islam
itu?" Rasulullah Saw. menjawab, "Islam ialah hendaknya engkau menyerahkan
dirimu kepada Allah Swt. semata, dan engkau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan
Rasul-Nya." Selanjutnya Rasulullah Saw. bersabda, "Jika kamu telah
melakukan hal tersebut, berarti engkau telah Islam." Rasulullah Saw.
bersabda lagi, "Apabila kamu telah melakukan hal tersebut, berarti kamu telah
Islam." Lelaki itu bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepadaku
apakah iman itu?" Rasulullah Saw. menjawab, "Iman ialah hendaknya engkau
beriman kepada Allah, hari kemudian, para malaikat, Al-Kitab (Al-Qur'an), para
nabi; engkau beriman kepada kematian dan kehidupan sesudah mati, dan kamu
beriman kepada adanya surga, neraka, hisab, dan timbangan amal perbuatan; kamu
juga beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk semuanya dari Allah."
Selanjutnya Rasulullah Saw. bersabda, "Apabila kamu telah melakukan hal itu,
berarti kamu telah beriman." Rasulullah Saw. bersabda lagi, "Bila kamu
lakukan hal itu, berarti kamu telah beriman." Lelaki itu bertanya lagi,
"Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepadaku apakah ihsan itu?" Rasulullah Saw.
bersabda, "Ihsan ialah hendaknya engkau beramal hanya karena Allah
seakan-akan engkau melihat-Nya; dan jika engkau tidak dapat melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia selalu melihatmu." Lelaki itu bertanya lagi, "Wahai
Rasulullah, ceritakanlah kepadaku bilakah hari kiamat itu?" Rasulullah Saw.
menjawab, bahwa hari kiamat itu—Mahasuci Allah— termasuk lima perkara yang tiada
seorang pun mengetahuinya selain Allah: Sesungguhnya Allah, hanya pada
sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan Dialah Yang menurunkan
hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang
dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan
tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Luqman: 34); Tetapi jika kamu
bersikeras menanyakannya, maka aku hanya dapat menyebutkan tentang
tanda-tandanya saja. Lelaki itu berkata, "Baiklah, wahai Rasulullah,
ceritakanlah kepadaku tentang tanda-tandanya itu." Rasulullah Saw. bersabda,
"Apabila kamu telah melihat seorang budak perempuan melahirkan majikannya
atau tuannya, dan kamu lihat para ahli bangunan mulai saling berlomba
meninggikan bangunannya, dan kamu lihat orang-orang yang tak beralas kaki,
lapar, lagi miskin menjadi pemimpin manusia, maka itulah pertanda dekatnya hari
kiamat." Lelaki itu bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah para ahli bangunan
yang tak beralas kaki, lapar, lagi miskin itu?" Rasulullah Saw. menjawab,
"Orang Arab."
Hadis ini garib, mereka tidak mengetengahkannya.
Hadis seorang lelaki dari kalangan Bani Amir.
رَوَى
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شعبة، عن
مَنْصُورٍ، عَنْ رِبْعي بْنِ حِرَاش، عَنْ رَجُلٍ مِنْ بَنِي عَامِرٍ؛ أَنَّهُ
اسْتَأْذَنَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ:
أَأَلِجُ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِخَادِمِهِ:
"اخرُجي إِلَيْهِ، فَإِنَّهُ لَا يُحْسِنُ الِاسْتِئْذَانَ فَقُولِي لَهُ:
فَلْيَقُلْ: "السَّلَامُ عَلَيْكُمْ، أَأَدْخُلُ؟ " قَالَ: فسَمعتهُ يَقُولُ
ذَلِكَ، فَقُلْتُ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ، أَأَدْخُلُ؟ فَأَذِنَ، فَدَخَلْتُ،
فَقُلْتُ: بِمَ أَتَيْتَنَا بِهِ؟ قَالَ: "لَمْ آتِكُمْ إِلَّا بِخَيْرٍ،
أَتَيْتُكُمْ أَنْ تَعْبُدُوا اللَّهَ وَحْدَهُ لا شريك له، وأن تَدَعوا
اللَّاتَ وَالْعُزَّى، وَأَنْ تُصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ خَمْسَ
صَلَوَاتٍ؛ وَأَنْ تَصُومُوا مِنَ السَّنَةِ شَهْرًا، وَأَنْ تَحُجُّوا الْبَيْتَ،
وَأَنْ تَأْخُذُوا الزَّكَاةَ مِنْ مَالِ أَغْنِيَائِكُمْ فَتَرُدُّوهَا عَلَى
فُقَرَائِكُمْ". قَالَ: فَقَالَ: فَهَلْ بَقِيَ مِنَ الْعِلْمِ شَيْءٌ لَا
تَعْلَمُهُ؟ قَالَ: "قَدْ عَلم اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرًا، وَإِنَّ مِنَ
الْعِلْمِ مَا لَا يَعْلَمُهُ إِلَّا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: الْخَمْسُ: {إِنَّ
اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنزلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي
الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ
بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ}
Imam Ahmad meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far,
telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Mansur, dari Rab'i ibnu Hirasy,
dari seorang lelaki dari kalangan Bani Amir yang menceritakan bahwa ia pernah
meminta izin masuk menemui Rasulullah Saw., lalu ia berkata, "Bolehkah saya
masuk?" Maka Nabi Saw. bersabda kepada pelayannya, "Keluarlah dan temui dia,
sesungguhnya dia masih belum mengetahui cara meminta izin masuk. Katakanlah
kepadanya, hendaklah dia mengucapkan, 'Assalamu 'alaikum, bolehkah saya
masuk?'." Lelaki dari Bani Amir mengatakan bahwa ia mendengar sabda Nabi
Saw. itu, lalu ia mengucapkannya, "Assalamu 'alaikum, bolehkah saya
masuk?" Lalu ia masuk dan bertanya, "Apakah yang engkau bawa kepada kami?"
Rasulullah Saw. menjawab: Tidaklah aku datang kepada kalian melainkan membawa
kebaikan belaka. Aku datang kepada kalian dengan membawa perintah hendaknya
kalian menyembah Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya; dan kamu tinggalkan
penyembahan kepada Lata dan 'Uzza, dan kamu kerjakan salat di malam dan siang
hari sebanyak lima kali, dan kamu puasa setiap tahunnya selama satu bulan, dan
kamu berhaji ke Baitullah, dan kamu pungut zakat dari harta orang-orang kaya
kalian, lalu kamu berikan kepada kaum fakir miskin kalian. Lelaki itu
bertanya lagi, "Apakah masih ada sesuatu dari pengetahuan yang tidak kamu
ketahui?" Rasulullah Saw. menjawab, "Sesungguhnya Allah telah mengajarkan
kebaikan kepadanya dan sesungguhnya ada di antara ilmu yang tiada seorang pun
mengetahuinya kecuali hanya Allah Swt., yaitu ada lima perkara:
'Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari
kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam
rahim. ' (Luqman: 34), hingga akhir ayat.
Sanad hadis ini sahih.
Ibnu Abu Nujaih telah meriwayatkan dari Mujahid, bahwa pernah ada seorang
lelaki Badui, lalu lelaki itu bertanya (kepada Nabi Saw.), "Sesungguhnya istriku
mengandung, maka ceritakanlah kepadaku apa yang bakal dilahirkannya (laki-laki
ataukah perempuan). Negeri kami sedang musim paceklik, maka ceritakanlah
kepadaku bilakah hujan turun. Dan sesungguhnya engkau telah mengetahui kapan aku
lahir, maka ceritakanlah kepadaku bilakah aku mati?" Maka Allah Swt. menurunkan
firman-Nya: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan
tentang hari kiamat. (Luqman: 34) sampai dengan firman-Nya: Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Luqman: 34) Mujahid mengatakan bahwa itulah
yang dimaksudkan kunci-kunci semua yang gaib yang disebutkan oleh Allah Swt.
dalam firman-Nya: Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib, tak
ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. (Al-An'am: 59)
Hadis riwayat Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir.
Asy-Sya'bi telah meriwayatkan dari Masruq, dari Aisyah r.a. yang mengatakan,
"Siapa pun yang berkata kepadamu bahwa dia mengetahui apa yang bakal terjadi
besok, sesungguhnya dia telah berdusta." Kemudian Siti Aisyah membacakan
firman-Nya: Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti)
apa yang akan diusahakannya besok. (Luqman: 34)
************
Adapun firman Allah Swt.:
{وَمَا
تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ}
Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
(Luqman: 34)
Qatadah mengatakan bahwa ada beberapa perkara yang hanya diketahui oleh Allah
saja. Dia tidak memperlihatkannya, baik kepada seorang malaikat yang terdekat
ataupun kepada seorang nabi yang diutus. Perkara tersebut yaitu: Sesungguhnya
Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat. (Luqman:
34) Maka tiada seorang pun yang mengetahui bila hari kiamat terjadi, di tahun
berapa, di bulan apa, di malam hari ataukah di siang hari. dan Dialah Yang
menurunkan hujan. (Luqman: 34) Maka tiada seorang pun yang mengetahui bila
hujan akan turun, di siang hari atau di malam hari. dan Dia mengetahui apa
yang ada di dalam rahim. (Luqman:34) Maka tiada seorang pun yang mengetahui
apa yang ada di dalam rahim, laki-laki ataukah perempuan, berkulit merah ataukah
berkulit hitam, dan bagaimanakah nasibnya kelak. Dan tiada seorang pun yang
dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.
(Luqman: 34) Apakah kebaikan ataukah keburukan. Dan kamu tidak mengetahui,
hai anak Adam, bilakah kamu mati, barangkali besok kamu akan mati, dan
barangkali besok kamu tertimpa musibah. Dan tiada seorang pun yang dapat
mengetahui di bumi mana dia akan mati. (Luqman: 34) Yakni tiada seorang pun
yang mengetahui di mana ia akan mati, di bumi ataukah di laut, di hutan, di
lembah, ataukah di bukit.
Di dalam sebuah hadis disebutkan:
"إِذَا
أَرَادَ اللَّهُ قبض عبد بأرض، جعل له إليها حاجة"
Apabila Allah hendak mencabut nyawa seorang hamba di suatu negeri, maka
Allah menggerakkan hamba yang bersangkutan ke negeri itu untuk suatu
keperluan.
فَقَالَ
الْحَافِظُ أَبُو الْقَاسِمِ الطَّبَرَانِيُّ فِي مُعْجَمِهِ الْكَبِيرِ، فِي
مُسْنَدِ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ: حَدَّثَنَا
إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا
مَعْمَر، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ أَبِي الْمَلِيحِ، عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَا جَعَلَ اللَّهُ
ميتَة عَبْدٍ بِأَرْضٍ إِلَّا جَعَلَ لَهُ فِيهَا حَاجَةً"
Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani mengatakan di dalam kitab Mu’jamnya
yang besar, yaitu dalam musnad Usamah ibnu Zaid. Dia menyebutkan, telah
menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami
Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Ayyub, dari Abul
Malih, dari Usamah ibnu Zaid yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: Tidaklah Allah menjadikan kematian seseorang hamba di suatu negeri
melainkan Dia menjadikan baginya di negeri itu suatu keperluan (yang
menggerakkannya ke negeri itu).
قَالَ
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْإِمَامِ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي
شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو داود الحَفَريّ، عن سُفْيَانَ،
عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ مَطَر بْنِ عُكَامِس قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا قَضَى اللَّهُ مَيْتَةَ عَبْدٍ بِأَرْضٍ،
جَعَلَ لَهُ إِلَيْهَا حَاجَةً"
Abdullah ibnu Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Daud
Al-Hafri, dari Sufyan, dari Abu Ishaq, dari Matar ibnu Akamis yang telah
menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Apabila Allah telah
menetapkan kematian seseorang hamba di suatu negeri, maka Dia menjadikan baginya
di negeri itu suatu keperluan (yang menggerakkannya ke negeri itu).
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi di dalam Bab 'Takdir'
melalui hadis Sufyan As-Sauri dengan sanad yang sama, kemudian ia mengatakan
bahwa hadis ini hasan garib, dan belum pernah diketahui bahwa Matar
menerima hadis langsung dari Nabi Saw. selain hadis ini. Imam Abu Daud telah
meriwayatkannya di dalam hadis-hadis mursal-nya. Hanya Allah-lah Yang
Maha Mengetahui.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنْ أَبِي
الْمَلِيحِ بْنِ أُسَامَةَ عَنْ
أَبِي عَزَّةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم: "إذا
أَرَادَ اللَّهُ قَبْضَ رُوحِ عَبْدٍ بِأَرْضٍ جَعَلَ لَهُ فِيهَا -أَوْ قَالَ:
بِهَا -حَاجَةً".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail, telah
menceritakan kepada kami Ayyub, dari Abul Malih ibnu Usamah, dari Abu Izzah yang
telah mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Apabila Allah
berkehendak akan mencabut nyawa, seseorang hamba di suatu negeri, maka Dia
menjadikan baginya di negeri itu suatu keperluan (yang mendorongnya pergi ke
negeri itu).
Abu Izzah ini adalah Basysyar ibnu Ubaidillah, yang juga dikenal dengan nama
Ibnu Abdul Huzali. Imam Turmuzi mengetengahkannya melalui hadis Ismail ibnu
Ibrahim, yaitu Ibnu Ulaiyyah; dan Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini
sahih.
قَالَ
ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عِصَامٍ الْأَصْفَهَانِيُّ،
حَدَّثَنَا الْمُؤَمَّلُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ]، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ
أَبِي حُمَيْدٍ، عَنْ أَبِي الْمَلِيحِ، عَنْ أَبِي عَزَّةَ الْهُذَلِيِّ قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم: "إذا أراد الله قبض عبد بأرض،
جَعَلَ لَهُ إِلَيْهَا حَاجَةً، فَلَمْ يَنْتَهِ حَتَّى يَقْدُمَهَا". ثُمَّ قَرَأَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ
عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنزلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي
نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ
اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ}
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Isam
Al-Asfahani, telah menceritakan kepada kami Al-Muammal ibnu Ismail, telah
menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Abu Humaid, dari Abul Malih, dari Abu
Izzah Al-Huzali yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Apabila Allah berkehendak akan mencabut nyawa seseorang hamba di suatu
negeri, maka Dia menjadikan baginya suatu keperluan, dan si hamba yang
bersangkutan tetap bersikeras hingga mendatangi negeri itu. Kemudian
Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: Sesungguhnya Allah, hanya pada
sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat. (Luqman: 34) sampai dengan
firman-Nya: Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Luqman: 34)
Hadis lain.
قَالَ
الْحَافِظُ أَبُو بَكْرٍ الْبَزَّارُ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ ثَابِتٍ الجَحْدَري
وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى القُطَعي قَالَا حَدَّثَنَا عُمَر بْنُ عَلِيٍّ،
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، عَنْ قَيْسٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلم: "إذا أراد الله قبض عبد بِأَرْضٍ جَعَلَ لَهُ
إِلَيْهَا حَاجَةً".
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad
ibnu Sabit Al-Juhdari dan Muhammad ibnu Yahya Al-Qat'i. Keduanya mengatakan,
telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami
Ismail, dari Qais dari Abdullah yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. telah
bersabda: Apabila Allah berkehendak akan mencabut nyawa seseorang hamba di
suatu negeri, maka Dia menjadikan suatu keperluan baginya di negeri itu.
Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa hadis ini, sepanjang pengetahuan kami
tiada seorang pun yang me-rafa '-kannya selain Umar ibnu Ali
Al-Maqdami.
Ibnu Abud Dunia mengatakan, telah menceritakan kepadaku Sulaiman ibnu Abu
Masih yang mengatakan bahwa Muhammad ibnul Hakam telah membacakan kepadanya
bait-bait syair milik A'sya Hamdan, yaitu:
فَمَا
تَزَوّدَ ممَّا كَانَ يَجْمَعُه ...
سِوَى حَنُوط غَدَاةَ البَيْن مَع خرَق ...
وَغَيْرِ
نَفْحة أعْوَاد تُشَبّ لَه ...
وَقلّ ذَلكَ مِنْ زَاد لمُنْطَلق! ...
لَا
تَأسَيَنّ عَلَى شَيْء فَكُلّ فَتَى ...
إلَى مَنيّته سَيَّارُ فِي عَنَق
وَكُلّ
مَنْ ظَنّ أَنَّ الموتَ يُخْطِئهُ ...
مُعَلَّلٌ بأعَاليل مِنَ الحَمق ...
بأيّمَا
بَلْدَة تُقْدَر مَنِيَّتُهُ ...
إنْ لَا يُسَيَّرْ إلَيها طَائعًا يُسَق ...
Tiada yang dapat dijadikan bekal dari apa yang telah dihimpunkan seseorang
selain kapur barus untuk menjelang hari perpisahannya, dan kain kafan, juga kayu
cendana .yang mengharumkannya. Tetapi amatlah sedikit hal itu dijadikan bekal
bagi orang yang bepergian. Janganlah engkau berputus asa atas sesuatu, karena
setiap pemuda itu pasti berjalan ke arah kematiannya dengan langkah yang cepat.
Setiap orang yang menduga bahwa kematian luput darinya, pastilah dia seorang
yang jahil murakkab (bodoh berat). Di negeri mana saja telah ditakdirkan
bagi kematiannya, tiada lain dia pasti mengarah ke negeri itu dengan langkah
yang pasti selama ia masih hidup.
Al-Hafiz Ibnu Asakir rahimahullah menyebutkannya di dalam biografi
Abdur Rahman ibnu Abdullah ibnul Haris, dialah A'sya Hamdan. Asy-Sya'bi adalah
suami saudara perempuannya, dan sebaliknya A'sya Hamdan pun mengawini saudara
perempuan Asy-Sya'bi.
A'sya Hamdan pada mulanya termasuk salah seorang yang menuntut ilmu sambil
mencari nafkah, tetapi kemudian ia beralih profesi menjadi penggubah syair,
akhirnya dia terkenal sebagai seorang penyair.
وَقَدْ
رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ عَنْ أَحْمَدَ بْنِ ثَابِتٍ وعُمَر بْنِ شَبَّة، كِلَاهُمَا
عَنْ عُمَرَ بْنِ عَلِيٍّ مَرْفُوعًا: "إِذَا كَانَ أَجَلُ أَحَدِكُمْ بِأَرْضٍ
أوثَبَتْه إِلَيْهَا
حَاجَةٌ، فَإِذَا بَلَغَ أَقْصَى أَثَرَهُ، قَبَضَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ،
فَتَقُولُ الْأَرْضُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: رَبِّ، هَذَا مَا
أَوْدَعْتَنِي"
Ibnu Majah telah meriwayatkan dari Ahmad ibnu Sabit dan Umar ibnu Syabbah,
kedua-duanya dari Umar ibnu Ali secara marfu', bahwa apabila ajal
seseorang telah ditetapkan di suatu negeri, maka ada suatu keperluan yang
mendatangkannya ke negeri itu. Apabila ia telah mencapai upaya terakhirnya,
barulah Allah Swt. mencabut nyawanya. Dan bumi kelak di hari kiamat akan
berkata: Ya Tuhanku, inilah apa yang Engkau titipkan kepadaku.
قَالَ
الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ
الرَّزَّاقِ، حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ أَبِي الْمَلِيحِ، عَنْ
أُسَامَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "مَا
جَعَلَ اللَّهُ مَنِيَّةَ عَبْدٍ بِأَرْضٍ، إِلَّا جَعَلَ لَهُ إِلَيْهَا
حَاجَةً"
Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Ibrahim,
telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami
Ma'mar, dari Ayyub, dari Abul Malih, dari Usamah, bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: Tidaklah Allah menjadikan kematian seseorang hamba di suatu negeri,
melainkan Dia menjadikan suatu keperluan baginya di negeri itu.
Demikianlah akhir surat Luqman, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam,
dan cukuplah bagi kami Allah sebagai Penolong, dan Dia adalah sebaik-baik
Pelindung.