Tafsir Surat Al-Ahzab, ayat 41-44
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ
بُكْرَةً وَأَصِيلا (42) هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلائِكَتُهُ
لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ
رَحِيمًا (43) تَحِيَّتُهُمْ يَوْمَ يَلْقَوْنَهُ سَلامٌ وَأَعَدَّ لَهُمْ أَجْرًا
كَرِيمًا (44) }
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah
(dengan menyebut nama) Allah, zikir
yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.
Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan
untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang
terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. Salam
penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka
menemui-Nya ialah: "Salam, " dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi
mereka.
Allah Swt: berfirman, memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar
banyak menyebut nama Tuhan mereka yang telah melimpahkan nikmat kepada mereka
berupa berbagai macam nikmat dan beraneka ragam anugerah. Karena dalam
melaksanakan hal tersebut terdapat pahala yang berlimpah bagi mereka dan tempat
kembali yang sangat baik.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن
سعيد ، حدثني مولى بن عَيَّاشٍ عَنْ أَبِي بَحرية ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ،
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "أَلَّا أُنْبِئَكُمْ بِخَيْرِ أعمالكم وأزكاها عند مليككم، وأرفعها في
درجاتكم، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ إِعْطَاءِ الذَّهَبِ والوَرق، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ
أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ، وَيَضْرِبُوا
أَعْنَاقَكُمْ؟ " قَالُوا: وَمَا هُوَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: "ذِكْرُ اللَّهَ
عَزَّ وَجَلَّ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa'id, dari
Abdullah ibnu Sa'id, telah menceritakan kepadaku maula ibnu Iyasy, dari Abu
Bahriyyah, dari Abu Darda r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: "Maukah aku ceritakan kepada kalian tentang amal perbuatan yang
terbaik bagi kalian dan tersuci di sisi Tuhan kalian serta menghantarkan kalian
kepada kedudukan yang tertinggi, dan lebih baik bagi kalian daripada
menyedekahkan emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian daripada kalian
berperang melawan musuh kalian, lalu kalian tebas batang leher mereka dan mereka
menebas batang leher kalian?” Mereka bertanya, 'Wahai Rasulullah, amalan
apakah itu?" Rasulullah Saw. menjawab, "Zikrullah (banyak menyebut nama
Allah).”
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dan Imam ibnu Majah
melalui hadis Abdullah ibnu Sa'id ibnu Abu Hindun, dari Ziad maula ibnu Iyasy,
dari Abu Bahriyyah yang nama aslinya Abdullah ibnu Qais Al-Baragimi, dari Abu
Darda r.a. Imam Turmuzi mengatakan bahwa sebagian dari para perawi
meriwayatkannya dari Abu Bahriyyah secara mursal.
Menurut hemat kami, dalam pembahasan yang lalu hadis ini telah dikemukakan,
yaitu dalam tafsir firman Allah Swt.:
{وَالذَّاكِرِينَ
اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ}
Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah. (Al-Ahzab:
35)
Di dalam kitab Musnad Imam Ahmad telah disebutkan hal yang semisal
melalui hadis Ziyad ibnu Abu Ziyad maula Abdullah ibnu Iyasy, bahwa telah sampai
kepadanya sebuah hadis dari Mu'az ibnu Jabal r.a., dari Rasulullah Saw., lalu
disebutkan hal yang semisal, Hanya Allah Yang Maha Mengetahui.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا وَكِيع، حَدَّثَنَا فَرَجُ بْنُ فَضَالة، عَنْ
أَبِي سَعْدٍ الحِمْصي قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: دُعَاءٌ
سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا أَدَعُهُ:
"اللَّهُمَّ، اجْعَلْنِي أُعْظِمُ شُكْرَكَ، وَأَتْبَعُ نَصِيحَتَكَ، وَأُكْثِرُ
ذِكْرَكَ، وَأَحْفَظُ وَصِيَّتَكَ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki', telah
menceritakan kepada kami Rauh ibnu Fudalah, dari Abu Sa'id Al-Himsi yang
menceritakan bahwa ia pernah mendengar Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa ada
sebuah doa yang ia dengar dari Rasulullah Saw., selanjutnya tidak pernah ia
tinggalkan, yaitu: Ya Allah, jadikanlah diriku orang yang banyak bersyukur
kepada-Mu, dan orang yang paling mengikuti nasihat-Mu, dan orang yang paling
banyak berzikir menyebut nama-Mu, dan orang yang paling memelihara
wasiat-Mu.
Imam Turmuzi meriwayatkannya melalui Yahya ibnu Musa, dari Waki', dari Abu
Fudalah Al-Fajr ibnu Fudalah, dari Abu Sa'id Al-Himsi, dari Abu Hurairah r.a.
Lalu disebutkan hal yang semisal, dan ia mengatakan bahwa hadis ini
garib.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abun Nadr Hasyim ibnul
Qasim, dari Farj ibnu Fudalah, dari Abu Sa'id Al-Murri, dari Abu Hurairah r.a.,
lalu disebutkan hal yang semisal.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِي، عَنْ
مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ قَيْسٍ قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ
اللَّهِ بْنَ بُسْر يَقُولُ: جَاءَ أَعُرَابِيَّانِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ أَحَدُهُمَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ
النَّاسِ خَيْرٌ؟ قَالَ: "مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ". وَقَالَ
الْآخَرُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ قَدْ كَثُرَتْ
عَلَيْنَا، فَمُرْنِي بِأَمْرٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ. قَالَ: "لَا يَزَالُ لِسَانُكَ
رَطْبًا بِذِكْرِ اللَّهِ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu
Mahdi, dari Mu'awiyah ibnu Saleh, dari Amr ibnu Qais yang menceritakan bahwa ia
pernah mendengar Abdullah ibnu Bisyr menceritakan hadis berikut, bahwa pernah
ada dua orang Badui datang menghadap kepada Rasulullah Saw. salah seorangnya
bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling baik itu?" Rasulullah
Saw. menjawab: Orang yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya.
Lalu orang yang lainnya bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya
syariat-syariat Islam itu banyak sekali bagi kami, maka perintahkanlah saya
untuk melakukan suatu perkara yang akan saya pegang teguh." Rasulullah Saw.
menjawab: Biarkanlah lisanmu tetap basah karena terus-menerus berzikir
menyebut nama Allah Swt.
Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah telah mengetengahkan bagian terakhir dari
hadis ini melalui riwayat Mu'awiyah ibnu Saleh dengan sanad yang sama. Imam
Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan garib.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا سُرَيج، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ عَمْرِو
بْنِ الْحَارِثِ قَالَ: أَنَّ دَرّاجا أَبَا السَّمْحِ حَدَّثَهُ، عَنْ أَبِي
الْهَيْثَمِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "أَكْثِرُوا ذِكْرَ اللَّهِ حَتَّى يَقُولُوا:
مَجْنُونٌ."
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syuraij, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, dari Amr ibnul Haris yang menceritakan bahwa
Darij alias Abus Samah pernah menceritakan hadis berikut dari Abul Haisam, dari
Abu Sa’id Al-Khudri r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Berzikirlah menyebut nama Allah sebanyak-banyaknya hingga mereka mengatakan
bahwa (kalian) tergila-gila.
قَالَ
الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ، حَدَّثَنَا عُقْبَةُ
بْنُ مُكرم العَمِّي، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ سُفْيَانَ الجَحْدَرِي، حَدَّثَنَا
الْحَسَنُ بْنُ أَبِي جَعْفَرٍ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ أَبِي ثُبَيت الرَّاسِبِيِّ،
عَنِ أَبِي الْجَوْزَاءِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا [حَتَّى]
يقول الْمُنَافِقُونَ:
تُرَاءُونَ."
Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ahmad,
telah menceritakan kepada kami Uqbah ibnu Makram yang tuna netra, telah
menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Safin Al-Juhdari, telah menceritakan kepada
kami Al-Hasan ibnu Abu Ja'far, dari Uqbah ibnu Abu Syabib Ar-Rasi, dari Abul
Jauza, dari Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: Berzikirlah kepada Allah dengan sebenar-benarnya hingga orang-orang
munafik mengatakan bahwa sesungguhnya kalian pamer.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ مَوْلَى بَنِي هَاشِمٍ، حَدَّثَنَا
شَدَّادٌ أَبُو طَلْحَةَ الرَّاسِبِيُّ، سَمِعْتُ أَبَا الْوَازِعِ جَابِرَ بْنَ
عَمْرٍو يُحَدِّثُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَا مِنْ قَوْمٍ جَلَسُوا مَجْلِسًا لَمْ
يَذْكُرُوا اللَّهَ فِيهِ، إِلَّا رَأَوْهُ حَسْرَةً يَوْمِ
الْقِيَامَةِ."
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id maula Bani
Hasyim, telah menceritakan kepada kami Syaddad Abu Talhah Ar-Rasi; ia pernah
mendengar Abul Wazi' alias Jabir ibnu Amr menceritakan hadis berikut dari
Abdullah ibnu Amr r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Tidak sekali-kali suatu kaum duduk di suatu majelis tanpa berzikir menyebut
nama Allah padanya, melainkan mereka akan menyaksikan majelis itu menjadi
penyesalan kelak di hari kiamat.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan
makna firman Allah Swt.: berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah,
zikir yang sebanyak-banyaknya. (Al-Ahzab: 41) Sesungguhnya Allah Swt. tidak
sekali-kali menetapkan suatu kefarduan (kewajiban) atas hamba-hamba-Nya,
melainkan menjadikan baginya batasan yang telah dimaklumi, kemudian pelakunya
dimaafkan jika sedang uzur, terkecuali zikir. Karena sesungguhnya Allah Swt.
tidak pernah menjadikan baginya batasan yang mengakhirinya, tidak pernah pula
memaafkan seseorang yang meninggalkannya, melainkan orang tersebut berada dalam
keadaan yang terkalahkan karena meninggalkannya. Allah Swt. telah berfirman:
ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring.
(An-Nisa: 103) Yakni di malam hari dan di siang hari, di daratan maupun di
lautan, dalam perjalanan maupun di tempat tinggal, dalam keadaan kaya maupun
miskin, dalam keadaan sakit maupun sehat, sembunyi-sembunyi maupun
terang-terangan, dan dalam semua keadaan.
***********
Firman Allah Swt.:
{وَسَبِّحُوهُ
بُكْرَةً وَأَصِيلا}
Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (Al-Ahzab:
42)
Apabila kalian telah melakukan hal tersebut, tentulah Allah akan melimpahkan
rahmat-Nya kepada kalian dan para malaikat-Nya akan memohonkan ampunan bagi
kalian. Hadis-hadis dan ayat-ayat serta asar-asar yang menganjurkan untuk banyak
berzikir kepada Allah sebanyak-banyaknya tidak terhitung jumlahnya; dan dalam
ayat ini terkandung anjuran untuk memperbanyak berzikir.
Sejumlah ulama telah menulis kitab-kitab yang berisikan tentang zikir-zikir
yang diucapkan, baik di malam hari maupun di siang hari, antara lain Imam Nasai
dan Al-Ma'mari serta selain keduanya. Dan termasuk kitab yang paling baik dalam
subjek zikir ini ialah karya tulis Syekh Muhyid Din An-Nawawi rahimahullah,
yang dikenal dengan judul Al-Azkar.
***********
Firman Allah Swt.:
{وَسَبِّحُوهُ
بُكْرَةً وَأَصِيلا}
Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (Al-Ahzab:
42)
Yaitu di waktu pagi dan petang hari, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat
lain melalui firman-Nya:
{فَسُبْحَانَ اللَّهِ حِينَ تُمْسُونَ وَحِينَ تُصْبِحُونَ وَلَهُ
الْحَمْدُ فِي السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ وَعَشِيًّا وَحِينَ
تُظْهِرُونَ}
Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan
waktu kamu berada di waktu subuh, dan bagi-Nyalah segala puji di langit dan di
bumi dan di waktu kamu berada pada petang hari dan di waktu kamu berada di waktu
zuhur. (Ar-Rum: 17-18)
Adapun firman Allah Swt.:
{هُوَ
الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلائِكَتُهُ}
Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan
ampunan untukmu). (Al-Ahzab: 43)
Ayat ini menggugah untuk banyak berzikir. Dengan kata lain, dapat diartikan
bahwa Allah Swt. selalu ingat kepada kalian, maka ingatlah pula kalian
kepada-Nya dengan banyak menyebut nama-Nya. Semakna dengan apa yang disebutkan
oleh firman-Nya:
{كَمَا
أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ
وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا
تَعْلَمُونَ. فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا
تَكْفُرُونِ}
sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang
membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan
kepadamu Al-Kitab dan hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu
ketahui. Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku (Al-Baqarah: 151-152)
Nabi Saw. pernah bersabda:
"يَقُولُ
اللَّهُ: مَنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي، ومَنْ ذَكَرَنِي فِي
مَلأ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ"
Allah Swt. berfirman, "Barang siapa yang menyebut-Ku di dalam dirinya,
maka Aku menyebutnya pula dalam diri-Ku. Dan barang siapa yang menyebut-Ku dalam
suatu kumpulan orang, maka Aku menyebutnya pula dalam suatu golongan yang lebih
baik daripada golongannya.
Salawat dari Allah Swt. artinya pujian Allah kepada hamba-Nya di kalangan
para malaikat. Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Imam
Bukhari, dari Abul Aliyah. Abu Ja'far Ar-Razi telah meriwayatkan dari Ar-Rabi
ibnu Anas hal yang sama. Selain Anas ibnur Rabi' mengatakan bahwa salawat dari
Allah Swt. artinya rahmat-Nya. Akan tetapi, dapat pula dikatakan bahwa di antara
kedua pendapat tersebut tidak ada pertentangan; hanya Allah-lah Yang Maha
Mengetahui.
Adapun salawat dari malaikat maksudnya mendoakan untuk kebaikan manusia yang
bersangkutan dan memohonkan ampunan baginya, semakna dengan apa yang disebutkan
dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{الَّذِينَ
يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ
وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ
شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ
وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي
وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ
إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ}
"(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arasy dan malaikat yang berada
di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta
memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan), "Ya
Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan
kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah
mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala. Ya Tuhan kami, dan masukkanlah
mereka ke dalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan
orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan
keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan.
(Al-Mu-min: 7-9)
Yakni berkat rahmat Allah kepada kalian, pujian-Nya terhadap kalian, dan doa
malaikat bagi kalian, maka kalian dikeluarkan oleh Allah dari gelapnya kejahilan
dan kesesatan menuju kepada terangnya hidayah dan keyakinan.
***********
Firman Allah Swt.:
{لِيُخْرِجَكُمْ
مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ}
Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.
(Al-Ahzab: 43)
Yaitu di dunia dan di akhirat. Adapun rahmat Allah bagi mereka di dunia
berupa petunjuk, Dia telah memberi mereka petunjuk kepada kebenaran, padahal
selain mereka tidak mengetahuinya. Dan Allah menerangi jalan mereka, sedangkan
selain mereka sesat dan menyimpang jauh darinya. Orang-orang selain mereka itu
adalah para penyeru kekafiran atau perbuatan bid'ah, juga para pengikut mereka
dari kalangan orang-orang yang berlaku sewenang-wenang. Adapun rahmat Allah
kepada mereka di akhirat ialah Dia menyelamatkan mereka dari keterkejutan yang
besar (huru-hara hari kiamat), dan Dia memerintahkan kepada para malaikat-Nya
agar menyambut mereka dengan menyampaikan berita gembira bahwa mereka beruntung
mendapat surga dan diselamatkan dari neraka. Hal ini tiada lain menunjukkan akan
kecintaan Allah dan belas kasihanNya kepada mereka.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ حُمَيْدٍ،
عَنْ أَنَسٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: مَرَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي نَفَرٍ مِنْ أَصْحَابِهِ وَصَبِيٍّ فِي الطَّرِيقِ،
فَلَمَّا رَأَتْ أُمُّهُ الْقَوْمَ خَشِيَتْ عَلَى وَلَدِهَا أَنْ يُوطَأَ،
فَأَقْبَلَتْ تَسْعَى وَتَقُولُ: ابْنَيِ ابْنِي، وَسَعَت فَأَخَذَتْهُ، فَقَالَ
الْقَوْمُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا كَانَتْ هَذِهِ
لِتُلْقِيَ ابْنَهَا فِي النَّارِ. قَالَ: فَخَفَّضهم رسول الله صلى الله عليه وسلم
وقال: "وَلَا اللَّهُ ، لَا يُلْقِي حَبِيبَهُ فِي النَّارِ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abu Addi,
dari Humaid, dari Anas r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersama
sejumlah sahabatnya bersua dengan seorang anak kecil di tengah jalan. Ketika ibu
si anak kecil itu melihat adanya sejumlah orang dewasa yang akan melewati jalan
tersebut, maka timbullah rasa khawatirnya akan keselamatan anaknya; ia khawatir
anaknya akan terinjak. Lalu si ibu segera berlari memburu anaknya seraya
berkata, "Hai anakku, hai anakku," lalu ia menggendong anaknya ke pinggir jalan.
Maka para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, wanita itu tidak akan
mencampakkan anaknya ke dalam api." Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa lalu
Rasulullah Saw. menenangkan mereka supaya berjalan agak pelan dan bersabda:
Benar tidak, dan Allah tidak akan melemparkan kekasih-Nya ke dalam
neraka.
Sanad hadis ini dengan syarat Sahihain, dan tidak ada seorang pun dari
pemilik kitab Sittah yang mengetengahkannya.
Akan tetapi, di dalam kitab Sahih Bukhari disebutkan melalui Amirul
Mu-minin Umar ibnul Khattab r.a. yang telah menceritakan bahwa Rasulullah Saw.
melihat seorang wanita dari kalangan para tawanan yang menggendong anak
kecilnya, lalu menempelkannya pada dadanya dan menyusuinya. Maka Rasulullah Saw.
bertanya,
"أَتَرَوْنَ
هَذِهِ تُلْقِي وَلَدَهَا فِي النَّارِ وَهِيَ تَقْدِرُ عَلَى ذَلِكَ؟ " قَالُوا:
لَا. قَالَ: "فَوَاللَّهِ، لَلَّهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ هَذِهِ
بِوَلَدِهَا"
"Bagaimanakah pendapat kalian, apakah wanita ini tega mencampakkan bayinya
ke dalam api, sedangkan ia mampu melakukannya?" Mereka menjawab, "Tidak."
Rasulullah Saw. bersabda: Maka Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya
daripada wanita ini kepada anaknya.
************
Firman Allah Swt.:
{تَحِيَّتُهُمْ
يَوْمَ يَلْقَوْنَهُ سَلامٌ}
Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari
mereka menemui-Nya ialah, "Salam." (Al-Ahzab: 44)
Menurut makna lahiriahnya —hanya Allah Yang Maha Mengetahui— ialah salam
penghormatan bagi mereka dari Allah pada hari mereka bersua dengan-Nya ialah,
"Salam." Yakni pada hari Allah mengucapkan salam kepada mereka, semakna dengan
apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{سَلامٌ
قَوْلا مِنْ رَبٍّ رَحِيمٍ}
(Kepada mereka dikatakan), "Salam," sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang
Maha Penyayang. (Yasin: 58)
Qatadah menduga bahwa makna yang dimaksud ialah sebagian dari mereka
mengucapkan salam kepada sebagian yang lain pada hari mereka bersua dengan Allah
di hari akhirat, lalu pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir.
Menurut hemat saya, barangkali yang dijadikan pegangan dalil adalah firman
Allah Swt. yang menyebutkan:
{دَعْوَاهُمْ
فِيهَا سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلامٌ وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ
أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ}
Doa mereka di dalamnya ialah, "Subhanakallahumma" (Mahasuci Engkau, ya
Allah) dan salam penghormatan mereka ialah, "Salam.” Dan penutup doa mereka
ialah, "Alhamdulillahi Rabbil 'Alamina" (Segala puji bagi Allah Tuhan
semesta alam). (Yunus: 10)
Adapun firman Allah Swt.:
{وَأَعَدَّ
لَهُمْ أَجْرًا كَرِيمًا}
dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka. (Al-Ahzab: 44)
Yakni surga dan semua makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, istri-istri,
semua kelezatan, dan semua pemandangan yang belum pernah dilihat oleh mata,
belum pernah didengar oleh telinga, serta belum pernah terbayangkan di hati
seorang manusia pun.