Tafsir Surat An-Nur, ayat 55
{وَعَدَ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ
وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ
مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ
كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (55) }
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang
beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bahwa Dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia
menukar (keadaan) mereka sesudah mereka
berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan
tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang
yang fasik.
Ini merupakan janji dari Allah Swt. kepada Rasul-Nya Saw., bahwa Dia akan
menjadikan umatnya sebagai orang-orang yang berkuasa di bumi, yakni menjadi para
pemimpin manusia dan penguasa mereka. Dengan mereka negeri akan menjadi baik dan
semua hamba Allah akan tunduk kepada mereka. Dan Allah akan menukar keadaan
mereka sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa dan menjadi penguasa
atas manusia. Janji itu telah diberikan oleh Allah Swt. kepada mereka; segala
puji bagi Allah, begitu juga karunianya. Kerena sesungguhnya sebelum Nabi Saw.
wafat, Allah telah menaklukkan baginya Mekah, Khaibar, Bahrain, dan semua
kawasan Jazirah Arabia serta negeri Yaman seluruhnya. Beliau Saw. sempat
memungut jizyah dari orang-orang Majusi Hajar dan juga dari para penduduk
yang ada di pinggiran negeri Syam (yang berada di dekat negeri Arab).
Berbagai macam hadiah berdatangan kepada beliau Saw. dari Heraklius (Kaisar
Romawi), penguasa negeri Mesir dan Iskandariah (yaitu raja Muqauqis), raja-raja
negeri Amman (oman), dan Raja Negus (raja negeri Abesinia yang bertahta sesudah
As-hamah rahimahullah).
Kemudian setelah Rasulullah Saw. wafat dan Allah telah memilihnya untuk
menempati kemuliaan yang ada di sisi-Nya, maka urusannya dipegang oleh khalifah
yang sesudahnya, yaitu Abu Bakar As-Siddiq. Maka dirapikannya kembali semua
kesemrawutan sepeninggal Rasulullah Saw., dan seluruh Jazirah Arabia berhasil
disatukan kembali. Lalu ia mengirimkan sejumlah pasukan kaum muslim ke negeri
Persia di bawah pimpinan Khalid ibnul Walid r.a. Akhirnya mereka berhasil
menaklukkan sebagian dari negeri Persia, dan banyak korban yang berjatuhkan dari
kalangan penduduknya.
Ia mengirimkan pasukan lainnya di bawah pimpinan Abu Ubaidah r.a. dan para
amir yang mengikutinya menuju ke negeri Syam. Pasukan yang ketiga
dikirimkannyalah menuju ke negeri Mesir di bawah pimpinan Amr ibnul 'As.
Di masa pemerintahannya, pasukan yang dikirim ke negeri Syam berhasil
menaklukkan Kota Busra, Dimasyq, dan daerah lainnya yang ada di belakangnya dari
kawasan negeri Hauran dan negeri lainnya yang berdekatan. Kemudian Allah
mewafatkan Khalifah Abu Bakar dan memilihnya untuk menduduki kehormatan di
sisi-Nya.
Allah memberikan karunia-Nya kepada kaum muslim dengan memberikan ilham
kepada Abu Bakar sebelum wafatnya untuk memilih Umar Al-Faruq sebagai khalifah
penggantinya.
Umar Al-Faruq memegang tampuk kekhalifahan sesudah Abu Bakar, lalu ia
menjalankannya dengan sempurna sehingga belum pernah tercatat oleh sejarah
tentang kecemerlangan yang semisal dengannya sesudah para nabi dalam hal
kekuatan sirah dan kesempurnaan keadilannya. Dalam masa pemerintahannya
telah berhasil ditaklukkan seluruh negeri Syam dan negeri Mesir serta sebagian
besar dari kawasan Persia. Dia telah mematahkan Kisra (Raja Persi) dan
mengalahkannya dengan kekalahan yang fatal yang memaksa Raja Persi mundur sampai
ke bagian pedalaman negerinya. Kaisar romawi terpukul mundur dan merebut negeri
Syam dari tangan kekuasaannya, lalu terus maju sampai Konstantinopel, dan
menginfakkan harta benda keduanya di jalan Allah, seperti yang telah diberitakan
sebelumnya oleh Rasulullah Saw. yang telah mendapat janji dari Allah Swt. akan
hal tersebut.
Kemudian di masa kekuasaan dinasti Usmanyiah, kerajaan Islam makin meluas
sampai kebelahan timur dan barat yang paling dalam. Di taklukkanlah
negeri-negeri Magrib sampai ke bagian yang paling dalam yang ada di baliknya,
seperti Andalusia dan Cyprus, juga kota Qairuwan dan Sabtah yang ada di tepi
Laut Tengah, sedangkan di belahan timur penaklukkannya sampai ke bagian
pedalaman negeri Cina.
Kisra terbunuh dan semua kerajaannya hancur sama sekali. Kota-kota negeri
Irak, Khurrasan, dan Al-Ahwaz dapat ditaklukkan dan terjadilah pertempuran
besar-besaran antara pasukan kaum muslim dengan bangsa Turki, dan Allah
menaklukkan raja mereka yang besar (yaitu Khaqan).
Kharraj dipungut dari belahan timur dan barat, lalu didatangkan ke hadapan
Amirul Mu’minin Usman ibnu Affan r.a. Yang demikian itu dapat tercapai berkat
kerajinannya dalam membaca Al-Qur'an, mempelajarinya, dan menghimpunkan umat
serta menggerakkan mereka untuk menghafal Al-Qur'an. Di dalam sebuah hadis sahih
disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"إِنَّ
اللَّهَ زَوَى لِيَ الْأَرْضَ، فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا،
وَسَيَبْلُغُ مُلْكُ أُمَّتِي مَا زُوي لِيَ مِنْهَا"
Sesungguhnya Allah melipat bumi untukku sehingga aku dapat melihat belahan
timur dan baratnya, dan kelak kerajaan umatku akan mencapai batas apa yang
dilipatkan untukku itu.
Sekarang kita hidup mondar-mandir di dalam kawasan yang telah dijanjikan
kepada kita oleh Allah dan Rasul-Nya. Mahabenar Allah dan Rasul-Nya. Kami
memohon kepada Allah agar dikaruniai iman kepada-Nya, kepada Rasul-Nya, dan
berbuat untuk mensyukuri nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita sesuai
dengan apa yang diridai oleh-Nya.
قَالَ
الْإِمَامُ مُسْلِمُ بْنُ الْحَجَّاجِ: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ، حَدَّثَنَا
سُفْيَانُ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَة قَالَ:
سمعتُ رسولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "لَا يَزَالُ
أَمْرُ النَّاسِ مَاضِيًا مَا وَلِيَهُمُ اثْنَا عَشَرَ رَجُلًا". ثُمَّ تَكَلَّمَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَلِمَةٍ خَفِيَتْ عَنِّي
فَسَأَلْتُ أَبِي: مَاذَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ؟ فَقَالَ: "كُلُّهُمْ مِنْ قُرَيْشٍ".
Imam Muslim ibnul Hajjaj telah mengatakan di dalam kitab sahihnya, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar, telah menceritakan kepada kami Sufyan,
dari Abdul Malik ibnu Umair, dari Jubir ibnu Samurah yang mengatakan bahwa ia
pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Urusan manusia masih tetap
berjalan lancar selagi mereka diperintah oleh dua belas orang laki-laki
(pemimpin). Kemudian Nabi Saw. mengucapkan kata-kata yang tidak dapat
kudengar dengan jelas, lalu aku bertanya kepada ayahku tentang apa yang
dikatakan oleh Rasulullah Saw. itu. Ayahku menjawab: Semuanya dari kalangan
Quraisy.
Imam Bukhari meriwayatkannya melalui hadis Syu'bah, dari Abdul Malik ibnu
Umair dengan sanad yang sama. Di dalam riwayat Imam Muslim disebutkan bahwa Nabi
Saw. mengucapkan sabdanya itu di petang hari sesudah menghukum rajam Ma'iz ibnu
Malik. Selain dari itu Nabi Saw. mengemukakan hadis-hadis lainnya. Di dalam
hadis ini terkandung dalil yang menunjukkan bahwa sudah dipastikan keberadaan
dua belas orang Khalifah yang adil-adil. Tetapi mereka bukanlah para imam
golongan Syi'ah yang dua belas orang itu, karena sesungguhnya kebanyakan dari
mereka tidak mempunyai suatu peran penting pun.
Adapun mereka yang dua belas orang yang disebutkan dalam hadis ini seluruhnya
berasal dari keturunan Quraisy. Mereka berkuasa dan berlaku adil. Berita gembira
tentang kedatangan mereka itu telah disebutkan pula di dalam kitab-kitab
terdahulu.
Kemudian tidak disyaratkan keberadaan mereka berturut-turut di kalangan umat,
bahkan keberadaan mereka ada yang berturut-turut dan ada yang terpisah-pisah. Di
antara mereka yang keberadaannya berturut-turut yaitu sebanyak empat orang;
mereka adalah Abu Bakar, Umar, Usman, kemudian Ali. Selanjutnya sesudah mereka
selang beberapa masa muncul pula sebagian dari mereka menurut apa yang
dikehendaki oleh Allah Swt. Kemudian masih ada sebagian orang dari mereka yang
masih menunggu waktu pemunculannya yang hanya diketahui oleh Allah Swt. Di
antara mereka adalah Al-Mahdi, yang namanya sesuai dengan nama Rasulullah Saw.
dan kunyah-nya sama dengan kunyah beliau Saw. Dia akan memenuhi
dunia ini dengan keadilan, sebagaimana sebelumnya telah dipenuhi oleh
kelaliman.
Imam Ahmad, Imam Abu Daud, Imam Turmuzi, dan Imam Nasai telah meriwayatkan
melalui hadis Sa'id ibnu Jamhan, dari Safinah maula Rasulullah Saw., bahwa
Rasulullah Saw. pernah bersabda:
الْخِلَافَةُ
بَعْدِي ثَلَاثُونَ سنة، ثم يَكُونُ
مُلْكًا عَضُوضا"
Kekhalifahan sesudahku berlangsung sampai tiga puluh tahun, kemudian
muncullah raja yang diktator.
Ar-Rabi' ibnu Anas telah meriwayatkan dari Abul Aliyah sehubungan dengan
makna firman-Nya; Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di
antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh
akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi
aman sentosa. (An-Nur: 55), hingga akhir ayat.
Dahulu Nabi Saw. dan para sahabatnya di Mekah tinggal selama dua puluh tahun,
menyeru manusia kepada Allah semata dan menyembahNya semata, tiada sekutu
bagi-Nya, yang hal ini dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Mereka dicekam oleh
rasa takut dan tidak diperintah untuk berperang, hingga mereka diperintahkan
untuk berhijrah ke Madinah sebagai pendahuluannya.
Kemudian Allah memerintahkan kepada mereka untuk berperang, dahulu mereka
tinggal di Mekah dalam keadaan takut memegang senjata, tetapi setelah di Madinah
mereka baru dapat memegang senjata. Mereka dengan penuh kesabaran tinggal dalam
keadaan seperti itu (berperang) selama masa yang dikehendaki oleh Allah Swt.
Kemudian ada seorang lelaki dari kalangan sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah,
apakah kita akan selalu dalam keadaan ketakutan selamanya seperti ini? Tidakkah
akan datang suatu masa bagi kita yang di masa itu kita hidup dalam keadaan aman
dan meletakkan senjata kita?" Maka Rasulullah Saw. menjawab:
"
لَنْ تَغْبروا إِلَّا يَسِيرًا حَتَّى يَجْلِسَ الرَّجُلُ مِنْكُمْ فِي الْمَلَأِ
الْعَظِيمِ مُحْتَبِيًا لَيْسَتْ فِيهِمْ حَدِيدَةٌ".
Kalian hanya memerlukan kesabaran sebentar lagi, karena akan datang
masanya seseorang di antara kalian duduk bersila di antara sekumpulan orang yang
banyak, tanpa ada senjata tajam pun (padanya).
Allah menurunkan ayat ini dan menjadikan Nabi-Nya berkuasa atas seluruh
Jazirah Arabia, para penduduknya beriman dan meletakkan senjata (menyerah
kepadanya).
Kemudian Allah mewafatkan Nabi-Nya dan kaum muslim masih dalam keadaan aman
seperti sebelumnya di masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar, Umar dan Usman. Lalu
terjadilah peristiwa yang menyebabkan mereka bercerai-berai, sehingga ketakutan
kembali menimpa mereka dan mulailah mereka mengambil (mengangkat) para pengawal
pribadi dan para penjaga. Mereka mengubah tatanan kebijakan dan akhirnya mereka
berada dalam keadaan yang berbeda dengan masa sebelumnya.
Sebagian ulama Salaf mengatakan bahwa kekhalifahan Abu Bakar dan Umar
merupakan perkara yang hak yang termaktub di dalam Kitabullah, lalu ia
membaca ayat ini.
Al-Barra ibnu Azib mengatakan bahwa ayat ini diturunkan ketika kami (para
sahabat) berada dalam ketakutan yang sangat. Ayat ini semakna dengan firman-Nya
yang mengatakan:
{وَاذْكُرُوا
إِذْ أَنْتُمْ قَلِيلٌ مُسْتَضْعَفُونَ فِي الأرْضِ}
Dan ingatlah (hai para Muhajirin) ketika kamu masih berjumlah
sedikit lagi tertindas di muka bumi (Al-Anfal: 26)
sampai dengan firman-Nya:
لَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ
agar kalian bersyukur. (Al-Anfal: 26)
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{كَمَا
اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ}
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa.
(An-Nur: 55), hingga akhir ayat.
Sama seperti apa yang difirmankan oleh Allah Swt. mengenai perkataan Musa
kepada kaumnya:
{عَسَى
رَبُّكُمْ أَنْ يُهْلِكَ عَدُوَّكُمْ وَيَسْتَخْلِفَكُمْ فِي
الأرْضِ}
Mudah-mudahan Allah membinasakan musuh kalian dan menjadikan kalian
khalifah di bumi-(Nya). (Al-A'raf: 129), hingga akhir Ayat.
Dan firman-Nya:
{وَنُرِيدُ
أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الأرْضِ}
Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi
(Mesir). (Al-Qashash: 5), hingga akhir ayat berikutnya.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَلَيُمَكِّنَنَّ
لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ}
dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya
untuk mereka. (An-Nur: 55), hingga akhir ayat.
Sama pula dengan sabda Rasulullah Saw. kepada Addi ibnu Hatim ketika menjadi
utusan kaumnya menghadap kepada beliau,
"أَتَعْرِفُ
الْحِيرَةَ؟ " قَالَ : لَمْ أَعْرِفْهَا، وَلَكِنْ قَدْ سَمِعْتُ بِهَا. قَالَ:
"فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، ليُتمنّ اللَّهُ هَذَا الْأَمْرَ حَتَّى تَخْرُجَ
الظَّعِينَةُ مِنَ الحِيرَة حتى تَطُوفَ
بِالْبَيْتِ فِي غَيْرِ جِوَارِ أَحَدٍ، وَلَتَفْتَحُنَّ كُنُوزَ كِسْرَى بْنِ
هُرْمُزَ". قُلْتُ: كِسْرَى بْنُ هُرْمُزَ؟ قَالَ: "نَعَمْ، كِسْرَى بْنُ هُرْمُزَ،
وليُبذَلَنّ المالُ حَتَّى لَا يَقْبَلَهُ أَحَدٌ". قَالَ عَدِيُّ بْنُ حَاتِمٍ:
فَهَذِهِ الظَّعِينَةُ تَخْرُجُ مِنْ الْحِيرَةِ فَتَطُوفُ بِالْبَيْتِ فِي غَيْرِ
جِوَارِ أَحَدٍ، وَلَقَدْ كُنْتُ فِيمَنِ افْتَتَحَ كُنُوزَ كِسْرَى بْنِ هُرْمُزَ،
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَتَكُونَنَّ الثَّالِثَةَ؛ لِأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ قَالَهَا
"Tahukah kamu Hirah?" Addi ibnu Hatim menjawab, "Belum, tetapi saya
pernah mendengarnya." Rasulullah Saw. bersabda: Demi Tuhan yang jiwaku berada
di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sungguh Allah benar-benar akan menyempurnakan
urusan (Islam) ini hingga wanita pengendara unta berangkat dari Hirah,
lalu melakukan tawaf di Baitullah tanpa ada seorang lelaki pun yang menemaninya
(keadaannya aman sekali). Dan sungguh Allah akan membuka perbendaharaan
Kisra ibnu Hurmuz. Aku bertanya, "Benarkah dia adalah Kisra ibnu Hurmuz?"
Nabi Saw. bersabda: Ya, Kisra ibnu Hurmuz. Dan sungguh harta benda akan
dibelanjakan tanpa ada seorang pun yang mau menerimanya (karena semuanya
sudah berkecukupan).
Addi ibnu Hatim mengatakan, "Wanita pengendara unta ini berangkat dari Hirah,
lalu melakukan tawaf di Baitullah tanpa ada seorang laki-lakipun yang
mengawalnya, dan sesungguhnya aku termasuk orang yang menaklukkan perbendaharaan
Kisra ibnu Hurmuz. Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman
kekuasaan-Nya, sungguh akan ada peristiwa yang ketiga, karena Rasulullah Saw.
telah mengatakannya."
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ
أَبِي سَلَمَةَ، عَنِ الرَّبِيعِ بْنِ أَنَسٍ، عَنْ أَبِي الْعَالِيَةِ، عَنْ
أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "بَشِّرْ هَذِهِ الْأُمَّةَ بالسَّناء وَالرِّفْعَةِ، وَالدِّينِ
وَالنَّصْرِ وَالتَّمْكِينِ فِي الْأَرْضِ، فَمِنْ عَمِلَ مِنْهُمْ عَمَلَ
الْآخِرَةِ لِلدُّنْيَا، لَمْ يَكُنْ لَهُ فِي الْآخِرَةِ نَصِيبٌ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah
menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abu Salamah, dari Ar-Rabi' ibnu Anas, dari
Abul Aliyah, dari Ubay ibnu Ka'b yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: Umat ini akan mendapat berita gembira memperoleh ketenaran,
kedudukan yang tinggi, agama, kemenangan, dan kekuasaan yang mapan di muka bumi.
Maka barang siapa di antara mereka yang mengerjakan amal akhirat untuk
dunia(nya), maka tiada bagian baginya kelak di akhirat.
*******************
Firman Allah Swt.:
{يَعْبُدُونَنِي
لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا}
Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun
dengan Aku. (An-Nur: 55 )
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا
عَفَّانُ، حَدَّثَنَا هُمَامٌ، حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ مُعَاذَ
بْنَ جَبَلٍ حَدَّثَهُ قَالَ: بَيْنَا أَنَا رَدِيفُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ بَيْنِي وَبَيْنَهُ إِلَّا آخِرَةَ الرَّحْل،
قَالَ: "يَا مُعَاذُ"، قُلْتُ: لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وسَعْديك. قَالَ:
ثُمَّ سَارَ سَاعَةً، ثُمَّ قَالَ: "يَا مُعَاذُ بْنَ جَبَلٍ "، قُلْتُ: لَبَّيْكَ
يَا رَسُولَ اللَّهِ وَسَعْدَيْكَ. [ثُمَّ سَارَ سَاعَةً، ثُمَّ قَالَ: "يَا
مُعَاذُ بْنَ جَبَلٍ"، قُلْتُ: لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَسَعْدَيْكَ"].
قَالَ: "هَلْ تَدْرِي مَا حَقُّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ"؟ قُلْتُ: اللَّهُ
وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: " [فَإِنَّ] حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ
يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا". قَالَ: ثُمَّ سَارَ سَاعَةً. ثُمَّ
قَالَ: "يَا مُعَاذُ بْنَ جَبَلٍ"، قُلْتُ: لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
وَسَعْدَيْكَ. قَالَ: "فَهَلْ تَدْرِي مَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ إِذَا
فَعَلُوا ذَلِكَ"؟، قَالَ: قُلْتُ: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: "فَإِنَّ
حَقَّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ أَنْ لَا يُعَذِّبَهُمْ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah
menceritakan kepada kami Hammam, telah menceritakan kepada kami Qatadah, dari
Anas, bahwa Mu'az ibnu Jabal pernah menceritakan kepadanya, "Ketika kami sedang
membonceng Nabi Saw. di atas keledainya, tanpa ada jarak antara aku dan dia
selain bagian belakang pelananya. Nabi Saw. bersabda, 'Hai Mu'az!' Aku menjawab,
'Labbaika, ya Rasulullah, kupenuhi seruanmu dengan penuh
kebahagian.'Kemudian Rasulullah Saw. melanjutkan perjalanannya sesaat, lalu
bersabda, 'Hai Mu'az!' Aku menjawab,? 'Labbaika, ya Rasulullah, kupenuhi
semanmu dengan penuh kebahagian.' Beliau Saw. melanjutkan perjalanannya sesaat,
lalu bersabda lagi, 'Hai Mu'az!' Aku menjawab, 'Labbaika, ya Rasulullah,
kupenuhi seruanmu dengan penuh kebahagian.' Rasulullah Saw. bersabda:
'Tahukah kamu, apakah hak Allah atas hamba-hamba-(Nya.)? ' Aku menjawab,
'Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.? Rasulullah Saw. bersabda; 'Hak Allah
atas hamba-hamba-Nya ialah hendaknya mereka menyembah-Nya dan tidak
mempersekutukan sesuatu dengan-Nya.' Kemudian Rasulullah Saw. berjalan
sesaat dan bersabda, 'Hai Mu'az!' Aku menjawab, Labbaika, ya Rasulullah,
kupenuhi panggilanmu dengan penuh kebahagiaan.' Rasulullah Saw. bersabda:
'Tahukah kamu, apakah hak hamba-hamba Allah atas Allah bila mereka
mengerjakan hal tersebut?' Aku menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih
mengetahui. ' Rasulullah Saw. bersabda, 'Sesungguhnya hak hamba-hamba
atas Allah Swt. ialah Dia tidak mengazab mereka'.”
Imam Bukhari dan Imam Muslim telah mengetengahkan hadis ini di dalam kitab
sahihnya masing-masing melalui hadis Qatadah.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَمَنْ
كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ}
Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu,
maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (An-Nur: 55)
Yakni barang siapa yang keluar dari ketaatan terhadap-Ku sesudah itu, maka
sesungguhnya dia telah keluar dari perintah Tuhannya, dan itu sudah cukup
merupakan dosa yang besar baginya.
Para sahabat radiyallahu anhum adalah orang yang paling menegakkan
perintah-perintah Allah dan paling taat kepada-Nya sesudah Nabi Saw. Maka
pertolongan Allah kepada mereka sesuai dengan keikhlasan mereka. Mereka berhasil
memenangkan kalimah Allah di belahan timur dan barat, dan Allah mendukung mereka
dengan dukungan yang besar serta menjadikan mereka berkuasa atas semua hamba
Allah dan semua negeri. Akan tetapi, setelah kaum muslim sesudah generasi
mereka melalaikan sebagian dari perintah-perintah Allah, maka kemenangan mereka
berkurang sesuai dengan keikhlasan mereka.
Akan tetapi, telah ditetapkan di dalam kitab Sahihain melalui berbagai
jalur dari Rasulullah Saw., bahwa beliau Saw. pernah bersabda:
"لَا
تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ، لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ
خَذَلَهُمْ وَلَا مَنْ خالفهم إلى اليوم الْقِيَامَةِ"
Masih tetap akan ada segolongan umatku yang memperjuangkan perkara hak,
tiada membahayakan mereka orang-orang yang menghina mereka dan tiada pula
orang-orang yang menentang mereka sampai hari kiamat.
Menurut riwayat yang lain disebutkan:
"حَتَّى
يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ، وَهُمْ كَذَلِكَ"
sampai datang perintah Allah (hari kiamat), sedangkan mereka tetap
dalam keadaan seperti itu (memperjuangkan perkara hak).
Di dalam riwayat lainnya disebutkan:
"حَتَّى
يُقَاتِلُوا الدَّجَّالَ"
sampai mereka memerangi Dajjal.
Di dalam riwayat lainnya lagi disebutkan:
"حَتَّى
يَنْزِلَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وهم ظاهرون"
sampai Isa putra Maryam turun, sedangkan mereka masih tetap
berjuang.
Semua riwayat ini berpredikat sahih, tiada pertentangan di
antaranya.