Tafsir Surat An-Naml, ayat 82
{وَإِذَا
وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ الأرْضِ
تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُونَ (82)
}
Dan apabila perkataan telah jatuh atas
mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan
kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat
Kami.
Binatang ini kelak akan muncul di akhir zaman di saat manusia telah rusak dan
mereka meninggalkan perintah-perintah Allah serta mengubah agama yang hak. Allah
mengeluarkan bagi mereka binatang melata dari bumi, yang menurut suatu pendapat
menyebutkan dari Mekah, sedangkan pendapat yang lain menyatakan bukan dari
Mekah, seperti yang akan dirincikan keterangannya, dan hewan itu berbicara
mengenai hal itu kepada manusia.
Ibnu Abbas, Al-Hasan, dan Qatadah telah meriwayatkan dari Ali r.a., bahwa
binatang itu dapat berbicara dan berucap kepada mereka dengan
sebenar-benarnya.
Ata Al-Khurrasani mengatakan bahwa binatang itu berbicara kepada manusia
seraya mengatakan, "Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat
Kami." Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ali dan dipilih oleh Ibnu Jarir,
tetapi pendapat ini jelas perlu dipertimbangkan, hanya Allah-lah Yang Maha
Mengetahui.
Ibnu Abbas dalam riwayat lain menyebutkan bahwa binatang itu melukai mereka.
Dalam riwayat yang lainnya lagi dari Ibnu Abbas disebutkan pula bahwa binatang
itu mengatakan, "Janganlah kamu melakukan anu dan anu," Pendapat ini merupakan
pendapat yang baik, tidak ada pertentangan di antaranya, hanya Allah-lah Yang
Maha Mengetahui.
Banyak hadis dan asar yang menyebutkan tentang munculnya binatang ini.
Berikut ini akan kami ketengahkan sebagian darinya yang mudah diketengahkan, dan
hanya kepada Allah-lah kami memohon pertolongan.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ فُرَات، عَنْ أَبِي الطُّفَيْلِ،
عَنْ حُذَيفة بْنِ أَسِيدٍ الْغِفَارِيِّ قَالَ: أَشْرَفَ عَلَيْنَا رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ غُرْفَةٍ وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ
أَمْرَ السَّاعَةَ فَقَالَ: لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَرَوا عَشْرَ آيَاتٍ:
طُلُوعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَالدُّخَانُ، والدابة، وخروج يأجوج ومأجوج،
وخروج عيسى بن مَرْيَمَ، وَالدَّجَّالُ، وَثَلَاثَةُ خُسُوفٍ: خَسْفٌ
بِالْمَغْرِبِ، وَخَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ، وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ، وَنَارٌ
تَخْرُجُ مِنْ قَعر عَدَنٍ تَسُوقُ -أَوْ: تَحْشُرُ -النَّاسَ، تَبِيتُ مَعَهُمْ
حَيْثُ بَاتُوا، وَتَقِيلُ مَعَهُمْ حَيْثُ قَالُوا"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Furat,
dari Abut Tufail, dari Huzaifah ibnu Usaid Al-Gifari yang menceritakan bahwa
Rasulullah Saw. muncul dari kamarnya menemui kami ketika kami sedang
memperbincangkan perihal hari kiamat, lalu beliau Saw. bersabda: Hari kiamat
tidak akan terjadi sebelum kalian melihat sepuluh pertandanya, yaitu terbitnya
matahari dari arah barat, munculnya asap (di langit), munculnya binatang
(dari bumi), keluarnya Ya-juj dan Ma-juj, munculnya Isa ibnu Maryam as.,
munculnya Dajjal, dan tiga gerhana (yaitu gerhana di belahan barat, gerhana
di belahan timur, dan gerhana di Jazirah Arabia) serta munculnya api dari
pedalaman negeri 'Adn yang menggiring atau menghimpunkan semua manusia; api itu
ikut menginap di mana mereka menginap, dan ikut istirahat di siang hari di mana
mereka istirahat di siang hari.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dan para pemilik kitab
sunan melalui berbagai jalur dari Furat Al-Qazzaz, dari Abut Tufail alias Amir
ibnu Wasilah, dari Huzaifah secara marfu. Imam Turmuzi mengatakan bahwa
hadis ini hasan sahih. Imam Muslim telah meriwayatkannya pula melalui
hadis Abdul Aziz ibnu Rafi', dari Abut Tufail, dari Huzaifah secara mauquf,
hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Jalur lain, Abu Daud At-Tayalisi telah meriwayatkan dari Talhah ibnu Amr dan
Jarir Ibnu Hazim. Talhah mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu
Ubaidillah ibnu Umair Al-Laisi, bahwa Abut Tufail pernah menceritakan hadis
berikut dari Huzaifah ibnu Usaid Al-Gifari alias Abu Sarihah. Sedangkan Jarir
mengatakan bahwa ia meriwayatkannya dari Abdullah ibnu Ubaid, dari seorang
lelaki dari kalangan keluarga Abdullah ibnu Mas'ud.
Hadis Talhah lebih sempurna dan lebih baik. Disebutkan bahwa Rasulullah Saw.
menceritakan perihal binatang itu. Beliau bersabda,
"لَهَا
ثَلَاثُ خَرْجَاتٍ مِنَ الدَّهْرِ، فَتَخْرُجُ خَرجة مِنْ أَقْصَى الْبَادِيَةِ،
وَلَا يَدْخُلُ ذِكْرُهَا الْقَرْيَةَ -يَعْنِي: مَكَّةَ -ثُمَّ تَكْمُنُ زَمَانًا
طَوِيلًا ثُمَّ تَخْرُجُ خَرْجة أُخْرَى دُونَ تِلْكَ، فَيَعْلُو ذِكْرُهَا فِي
أَهْلِ الْبَادِيَةِ، وَيَدْخُلُ ذِكْرُهَا الْقَرْيَةَ" يَعْنِي: مَكَّةَ. -قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "ثُمَّ بَيْنَمَا النَّاسُ فِي
أَعْظَمِ الْمَسَاجِدِ عَلَى اللَّهِ حُرْمَةً وَأَكْرَمِهَا: الْمَسْجِدِ
الْحَرَامِ، لَمْ يَرُعْهم إِلَّا وَهِيَ تَرْغو بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ،
تَنْفُضُ عَنْ رَأْسِهَا التُّرَابَ. فَارْفَضَّ النَّاسُ عَنْهَا شتَّى وَمَعًا،
وَبَقِيَتْ عِصَابَةٌ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَرَفُوا أَنَّهُمْ لَمْ يُعْجِزُوا
اللَّهَ، فَبَدَأَتْ بِهِمْ فجَلَت وُجُوهَهُمْ حَتَّى جَعَلَتْهَا كَأَنَّهَا
الْكَوْكَبُ الدُّرِّيُّ، وَوَلَّتْ فِي الْأَرْضِ لَا يُدْرِكُهَا طَالِبٌ، وَلَا
يَنْجُو مِنْهَا هَارِبٌ، حَتَّى إِنَّ الرَّجُلَ لِيَتَعَوَّذُ مِنْهَا
بِالصَّلَاةِ، فَتَأْتِيهِ مِنْ خَلْفِهِ فَتَقُولُ: يَا فُلَانُ، الآن
تصلي؟ فَيُقْبِلُ
عَلَيْهَا فَتَسِمُهُ فِي وَجْهِهِ، ثُمَّ تَنْطَلِقُ وَيَشْتَرِكُ النَّاسُ فِي
الْأَمْوَالِ، وَيَصْطَحِبُونَ فِي الْأَمْصَارِ، يُعْرَفُ الْمُؤْمِنُ مِنَ
الْكَافِرِ، حَتَّى إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيَقُولُ: يَا كَافِرُ، اقْضِنِي حَقِّي.
وَحَتَّى إِنَّ الْكَافِرَ لَيَقُولُ: يَا مُؤْمِنُ، اقْضِنِي
حَقِّي"
"Binatang itu muncul tiga kali. Pertama kali muncul ialah di daerah
pedalaman, dan kisah kemunculannya tidak sampai kepada penduduk kota (yakni
Mekah). Lalu ia bersembunyi dalam masa yang cukup lama. Kemudian ia muncul lagi
di lain waktu di daerah yang tidak terlalu dalam sehingga beritanya tersiar di
kalangan semua penduduk daerah pedalaman dan sampai pula kepada penduduk kota,
yakni Mekah." Kemudian Rasulullah Saw. bersabda: Ketika manusia sedang
berada di masjid yang paling besar kesuciannya dan paling dimuliakan oleh Allah
—yaitu Masjidil Haram— dalam keadaan tenang, tiba-tiba muncullah binatang itu di
antara rukun (Yamani) dan Maqam Ibrahim seraya mengeluarkan suara
lenguhan dan mengibaskan kepalanya menepiskan debu yang ada di kepalanya. Maka
orang-orang pun bubar meninggalkannya menuju ke berbagai arah, sendiri-sendiri
dan berbondong-bondong. Dan yang tinggal hanyalah segolongan kaum mukmin, mereka
merasa yakin bahwa diri mereka tidak berdaya terhadap kekuasaan Allah. Maka
binatang itu mulai mengecap mereka sehingga bersinarlah wajah mereka, dan
menjadikan wajah mereka seakan-akan bintang yang bercahaya. Lalu hewan itu pergi
mengembara ke seantero dunia, tiada seorang pun yang dapat mengejarnya dan tiada
seorang pun yang melarikan diri selamat darinya. Sehingga ada seseorang yang
melindungi dirinya dari (kejaran) binatang itu dengan (berpura-pura)
salat. Lalu binatang itu datang dari arah belakang dan berkata, "Hai Fulan,
sekarang engkau baru mau salat.” Maka lelaki itu menghadap ke arahnya, dan dia
mengecapnya di wajahnya (dengan cap kafir), lalu ia pergi sedangkan
lelaki itu kembali bergaul dengan orang-orang banyak bermuamalah dengan mereka
dalam harta. Dan orang-orang di tempat-tempat yang ramai di kota-kota dapat
dibedakan antara orang mukmin dan orang kafirnya (karena semuanya telah
dicap pada wajahnya oleh binatang tersebut). Sehingga seorang mukmin berkata,
"Hai orang kafir, bayarlah hakku.” Begitu pula orang kafir mengatakan, "Hai
orang mukmin, bayarlah hakku.”
Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui dua jalur dari Huzaifah ibnu Usaid secara
mauquf, hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Ibnu Jarir meriwayatkannya
pula melalui Huzaifah ibnul Yaman secara marfu'. Disebutkan bahwa
peristiwa tersebut terjadi di masa Isa putra Maryam, yang saat itu sedang tawaf
di Baitullah. Akan tetapi, sanad hadis ini tidak sahih.
Hadis lain. Imam Muslim ibnul Hajjaj mengatakan:
حَدَّثَنَا
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ، عَنْ أَبِي
حَيَّان، عَنْ أَبِي زُرْعَة، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: حَفظْتُ
مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيثًا لَمْ أَنْسَهُ
بَعْدُ: سمعتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "إِنْ
أَوَّلَ الْآيَاتِ خُرُوجًا طُلُوعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَخُرُوجُ
الدَّابَّةِ عَلَى النَّاسِ ضُحى، وَأَيَّتُهُمَا مَا كَانَتْ قَبْلَ صَاحِبَتِهَا،
فَالْأُخْرَى عَلَى إِثْرِهَا قَرِيبًا"
telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan
kepada kami Muhammad ibnu Bisyr, dari Abu Hayyan, dari Abu Zar'ah, dari Abdullah
ibnu Amr yang mengatakan bahwa ia hafal sebuah hadis yang ia terima dari
Rasulullah Saw. yang tidak pernah ia lupakan sesudahnya. Ia mendengar Rasulullah
Saw. bersabda: Sesungguhnya mula-mula munculnya pertanda kiamat ialah
terbitnya matahari dari arah barat (tempat tenggelamnya), dan munculnya
binatang melata di kalangan manusia di pagi hari; mana saja dari salah satunya
yang muncul, maka yang lainnya akan mengikutinya dalam masa yang dekat.
Hadis lain. Imam Muslim di dalam kitab sahihnya telah meriwayatkan:
مِنْ
حَدِيثِ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْقُوبَ -مَوْلَى الحُرَقَة
-عَنْ أَبِيهِ: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ
سِتًّا: طُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، أَوِ الدُّخَانَ، أَوِ الدَّجَّالَ،
أَوِ الدَّابَّةَ، أَوْ خَاصَّةَ أَحَدِكُمْ، أَوْ أَمْرَ
الْعَامَّةِ"
melalui Al-Ala ibnu Abdur Rahman ibnu Ya'qub maula Al-Hirqah, dari ayahnya,
dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Bersegeralah mengerjakan amal-amal (kebaikan-, sebelum munculnya) enam
perkara, yaitu terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya, munculnya asap,
Dajjal, binatang melata, dan perkara khusus seseorang dari kalian serta perkara
umum.
Imam Muslim meriwayatkannya secara tunggal, dan hadis ini mempunyai syahid
yang menguatkannya:
مِنْ
حَدِيثِ قَتَادَةَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ زِيَادِ بْنِ رَبَاحٍ، عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: "بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ سِتًّا: الدَّجَّالَ، وَالدُّخَانَ،
وَدَابَّةَ الْأَرْضِ، وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَأَمْرَ الْعَامَّةِ
وخُويّصة أَحَدِكُمْ"
melalui riwayat Qatadah, dari Al-Hasan, dari Ziyad ibnu Abu Rabah, dari Abu
Hurairah r.a., dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Bersegeralah melakukan
amal-amal (kebaikan sebelum munculnya) enam perkara, yaitu munculnya
Dajjal, asap, binatang melata bumi, terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya,
perkara umum, dan perkara khusus menyangkut pribadi kalian.
Hadis lain. Ibnu Majah mengatakan:
حَدَّثَنَا
حَرْمَلَة بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ
الْحَارِثِ وابن لَهِيعة، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ سِنَان بْنِ
سَعْدٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ سِتًا:
طُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَالدُّخَانَ، وَدَابَّةَ الْأَرْضِ،
وَالدَّجَّالَ، وخُوَيّصة أَحَدِكُمْ، وَأَمْرَ الْعَامَّةِ"
telah menceritakan kepada kami Harmalah ibnu Yahya, telah menceritakan kepada
kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Amr ibnul Haris dan Ibnu Lahi'ah,
dari Yazid ibnu Abu Habib, dari Sinan ibnu Sa'id, dari Anas ibnu Malik, dari
Rasulullah Saw. yang telah bersabda: Bersegeralah mengerjakan amal-amal
(kebaikan sebelum datang) enam perkara, yaitu terbitnya matahari dari
tempat tenggelamnya, munculnya asap, binatang melata, Dajjal, dan perkara khusus
seseorang dari kalian serta perkara umum.
Ibnu Majah meriwayatkannya secara tunggal.
Hadis lain. Abu Daud At-Tayalisi mengatakan:
حَدَّثَنَا
حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ، عَنْ أَوْسِ بْنِ خَالِدٍ، عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "تَخْرُجُ دَابَّةُ الْأَرْضِ، وَمَعَهَا عَصَا مُوسَى
وَخَاتَمُ سُلَيْمَانَ، عَلَيْهِمَا السَّلَامُ، فَتَخْطِمُ أَنْفَ الْكَافِرِ
بِالْعَصَا، وتُجلي وجه المؤمن بِالْخَاتَمِ،
حَتَّى يَجْتَمِعَ النَّاسُ عَلَى الْخُوَانِ يُعْرَفُ الْمُؤْمِنُ مِنَ
الْكَافِرِ".
telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Ali ibnu Zaid, dari
Uwais ibnu Khalid, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw.
pernah bersabda: Kelak akan muncul hewan melata bumi yang membawa tongkat
Musa dan cincin Sulaiman a.s. Lalu ia mencocok hidung orang kafir dengan
tongkat, dan mencerahkan wajah orang mukmin dengan cincinnya sehingga manusia
berkumpul di suatu perjamuan, sedangkan orang mukmin dan orang kafir dapat
dibedakan.
Imam Ahmad meriwayatkannya dari Bahz, Affan, dan Yazid ibnu Harun.
Ketiga-tiganya menerima hadis ini dari Hammad ibnu Salamah dengan sanad yang
sama. Dan disebutkan:
"فَتَخْطِمُ
أَنْفَ الْكَافِرِ بِالْخَاتَمِ، وَتَجْلُو وَجْهَ الْمُؤْمِنِ بِالْعَصَا، حَتَّى
إِنَّ أَهْلَ الْخُوَانِ الْوَاحِدِ لَيَجْتَمِعُونَ فَيَقُولُ هَذَا: يَا
مُؤْمِنُ، وَيَقُولُ هَذَا: يَا كَافِرُ".
Maka hidung orang kafir dicocok dengan cincin dan wajah orang mukmin
dibuat bersinar dengan tongkat, sehingga para peserta suatu jamuan berkumpul dan
seseorang (dari mereka) berkata, "Hai orang mukmin, " dan yang lainnya
berkata, "Hai orang kafir.”
Ibnu Majah meriwayatkannya dari Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, dari Yunus ibnu
Muhammad Al-Muaddib, dari Hammad ibnu Salamah dengan sanad yang sama.
Hadis lain. Ibnu Majah mengatakan:
حَدَّثَنَا
أَبُو غَسَّانَ مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو، حَدَّثَنَا أَبُو تُمَيْلة، حَدَّثَنَا
خَالِدُ بْنُ عُبَيْد، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيدة، عَنْ أَبِيهِ
قَالَ: ذَهَبَ بِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى
مَوْضِعٍ بِالْبَادِيَةِ، قَرِيبٍ مِنْ مَكَّةَ، فَإِذَا أَرْضٌ يَابِسَةٌ
حَوْلَهَا رَمْلٌ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"تَخْرُجُ الدَّابَّةُ مِنْ هَذَا الْمَوْضِعِ. فَإِذَا فِتْر فِي
شِبْرٍ".
telah menceritakan kepada kami Abu Gassan Muhammad ibnu Amr, telah
menceritakan kepada kami Abu Tamilah, telah menceritakan kepada kami Khalid ibnu
Ubaid, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Buraidah, dari ayahnya yang
menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah membawanya pergi ke suatu tempat di
pedalaman yang dekat dengan Mekah. Ketika sampai di suatu tanah kering yang
dikelilingi oleh pasir, maka Rasulullah Saw. bersabda: Hewan itu akan muncul
dari tempat ini.
Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Qatadah,
bahwa Ibnu Abbas pernah mengatakan, "Hewan melata itu berbulu, berkaki empat,
muncul dari salah satu Lembah Tihamah."
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Raja, telah menceritakan kepada kami
Fudail ibnu Marzuq, dari Atiyah yang telah mengatakan bahwa Abdullah pernah
mengatakan, "Binatang melata itu akan muncul dari tanah retak yang ada di Bukit
Safa, selama tiga hari sepertiganya belum keluar; hewan itu larinya kencang
seperti kuda balap."
Muhammad ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Aban ibnu Saleh yang mengatakan
bahwa Abdullah ibnu Amr pernah ditanya tentang binatang melata tersebut. Maka ia
menjawab, "Binatang melata itu keluar dari bawah batu besar yang terdapat di
Jiyad. Demi Allah, seandainya aku ada bersama mereka (di masanya) atau kalau aku
mampu berbuat dengan tongkatku ini, tentulah aku akan membantu mengangkat batu
besar yang muncul hewan tersebut dari bawahnya." Ketika ditanyakan, "Lalu apa
yang dilakukan oleh hewan melata itu, hai Abdullah ibnu Amr?” Ia menjawab,
"Hewan melata itu menghadap ke arah timur, lalu mengeluarkan teriakannya yang
dapat menembus semua kawasan timur, dan ia menghadap ke arah Syam, lalu
mengeluarkan teriakan yang terdengar sampai ke negeri Syam, lalu menghadap ke
arah barat dan mengeluarkan suara teriakannya hingga terdengar sampai ke barat,
lalu menghadap ke arah negeri Yaman dan mengeluarkan suara teriakannya hingga
terdengar sampai ke Yaman. Kemudian di petang hari ia pergi dari Mekah, dan pada
keesokan harinya telah berada di Asfan." Ketika ditanyakan lagi, "Lalu apa yang
dilakukannya?" Abdullah ibnu Amr menjawab, "Saya tidak tahu."
Abdullah ibnu Umar menurut riwayat yang bersumber darinya menyebutkan bahwa
binatang melata itu muncul di malam Juma' (berkumpulnya orang haji di Mina). Ini
diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim, tetapi di dalam sanadnya terdapat Ibnul
Bailamani.
Wahb ibnu Munabbih telah menceritakan sabda Nabi Uzair a.s. yang mengatakan
bahwa kelak akan muncul dari kota Sodom binatang melata yang dapat berbicara
dengan manusia; semua orang mendengar suaranya. Wanita-wanita yang sedang
mengandung melahirkan kandungannya sebelum sempurna masa kandungannya, air yang
tadinya tawar berubah menjadi asin, orang-orang yang tadinya bersahabat saat itu
menjadi saling bermusuhan, kitab-kitab yang bermanfaat dibakar dan ilmu diangkat
(dilenyapkan), dan di masa itu manusia mengharapkan apa yang tidak dapat mereka
capai, bersusah payah untuk meraih apa yang tidak mereka jangkau, dan bekerja
untuk mencari apa yang tidak mereka makan. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu
Hatim, dari Wahb ibnu Munabbih.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Abu Saleh juru tulis Al-Lais, talah menceritakan
kepadaku Mu'awiyah Ibnu Saleh, dari Abu Maryam; ia pernah mendengar Abu Hurairah
r.a. mengatakan bahwa sesungguhnya binatang melata itu mempunyai bulu yang
beraneka ragam, semua warna ada pada bulunya, dan jarak antara satu ujung tanduk
ke ujung tanduk lainnya sama dengan jarak satu farsakh (saking
besarnya).
Ibnu Abbas mengatakan bahwa binatang melata tersebut bentuknya seperti tombak
yang sangat besar.
Amirul Mu-minin Ali ibnu Abu Talib r.a. telah mengatakan bahwa sesungguhnya
hewan melata itu mempunyai bulu dan rambut serta mempunyai teracak, tetapi
tidak berekor dan mempunyai jenggot. Sesungguhnya hewan ini saking besarnya
selama tiga hari sepertiga dari tubuhnya masih belum muncul (dari bumi).
Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.
Ibnu Juraij telah meriwayatkan dari Ibnuz Zubair yang menggambarkan tentang
binatang melata tersebut. Ia mengatakan bahwa kepala binatang itu seperti
banteng, matanya seperti babi, telinganya seperti gajah, tanduknya seperti
kijang jantan, lehernya seperti burung unta (panjang), dadanya seperti dada
singa, tetapi warnanya adalah warna macan tutul, pinggangnya mirip dengan
pinggang kucing hutan, ekornya seperti ekor biri-biri, dan kaki-kakinya seperti
kaki unta; di antara dua tulang ruasnya, panjangnya adalah dua belas hasta.
Ia membawa tongkat Nabi Musa dan cincin Nabi Sulaiman; maka tidak
dibiarkannya seorang mukmin melainkan diberi tanda pada wajahnya dengan tongkat
Nabi Musa, capnya putih, lalu cap itu menyebar ke seluruh wajahnya sehingga
wajahnya menjadi putih bersinar. Dan tidak dibiarkannya seorang kafir pun
melainkan ia cap dengan cap hitam dari cincin Nabi Sulaiman, lalu warna hitam
itu menyebar ke seluruh wajahnya hingga wajahnya menjadi hitam.
Sehingga orang-orang melakukan transaksi jual beli di pasar-pasar, lalu
mereka mengatakan, "Berapakah ini, hai orang mukmin; dan berapakah ini hai orang
kafir?" Sehingga suatu keluarga duduk di perjamuan mereka, sedangkan mereka
mengetahui siapa yang beriman di antara mereka dan siapa yang kafir (karena
semua ada tanda capnya).
Kemudian binatang melata itu berkata kepada mereka, "Hai Fulan,
bergembiralah, engkau termasuk ahli surga; dan hai Fulan, engkau termasuk
penghuni neraka." Yang demikian itu disebutkan oleh firman Allah Swt:
{وَإِذَا
وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ الأرْضِ
تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُونَ}
Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis
binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya
manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami. (An-Naml: 82)