Tafsir Surat Al-Qashash, ayat 21-24
{فَخَرَجَ
مِنْهَا خَائِفًا يَتَرَقَّبُ قَالَ رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
(21) وَلَمَّا تَوَجَّهَ تِلْقَاءَ مَدْيَنَ قَالَ عَسَى رَبِّي أَنْ يَهْدِيَنِي
سَوَاءَ السَّبِيلِ (22) وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً
مِنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِنْ دُونِهِمُ امْرَأتَيْنِ تَذُودَانِ قَالَ
مَا خَطْبُكُمَا قَالَتَا لَا نَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا
شَيْخٌ كَبِيرٌ (23) فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ
إِنِّي لِمَا أَنزلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ (24) }
Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa
takut menunggu-nunggu dengan khawatir. Dia berdoa, "Ya Tuhanku, selamatkanlah
aku dari orang-orang yang zalim itu.” Dan tatkala ia menghadap ke jurusan negeri
Madyan, ia berdoa (lagi),
“Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar.” Dan tatkala ia sampai
di sumber air negeri Madyan, ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang
meminumkan (ternaknya) dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu dua
orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata, "Apakah
maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua wanita itu menjawab, "Kami tidak
dapat meminumkan (ternak kami), sebelum penggembala-penggembala itu
memulangkan (ternaknya), sedangkan bapak kami adalah orang tua yang telah
lanjut umurnya.” Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong)
keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh, lalu berdoa, "Ya
Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau
turunkan kepadaku.”
Setelah ia mendapat berita dari lelaki tersebut yang menyatakan bahwa Fir'aun
dan seluruh orang negerinya sedang berbuat makar untuk menangkapnya, maka Musa
keluar sendirian meninggalkan negeri Mesir, padahal sebelum itu ia tidak biasa
mengembara, karena ia selalu hidup dalam kemewahan dan kesenangan serta
kedudukan yang tinggi.
{فَخَرَجَ
مِنْهَا خَائِفًا يَتَرَقَّبُ قَالَ
رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ}
Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan
khawatir. Dia berdoa, "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim
itu.” (Al-Qashash: 21)
Yaitu dari Fir'aun dan pembesar-pembesar kerajaannya. Para ulama menyebutkan
bahwa Allah Swt. mengirimkan kepada Musa seorang malaikat mengendarai kuda, lalu
menuntun Musa ke jalan yang ditujunya, hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
{وَلَمَّا
تَوَجَّهَ تِلْقَاءَ مَدْيَنَ}
Dan tatkala ia menghadap ke jurusan Madyan. (Al-Qashash: 22)
Yakni menempuh jalan yang menghantarkan ke tujuannya telah terbentang di
hadapannya. Maka bergembiralah ia.
{قَالَ
عَسَى رَبِّي أَنْ يَهْدِيَنِي سَوَاءَ السَّبِيلِ}
ia berdoa (lagi), "Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang
benar.” (Al-Qashash: 22 )
Yaitu jalan yang sebenarnya; dan Allah memenuhi permintaannya, lalu
memberinya petunjuk ke jalan yang lurus di dunia dan akhirat dan menjadikan Musa
seorang yang dapat memberi petunjuk lagi diberi petunjuk.
{وَلَمَّا
وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ}
Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan. (Al-Qashash:
23)
Maksudnya, setelah sampai di negeri Madyan, ia mendatangi sumber air yang ada
di kota itu. Kota tersebut mempunyai sebuah sumur yang didatangi oleh banyak
penggembala ternak.
{وَجَدَ
عَلَيْهِ أُمَّةً مِنَ النَّاسِ}
ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan
(ternaknya). (Al-Qashash: 23)
Yakni sekumpulan banyak orang yang sedang memberi minum ternaknya.
{يَسْقُونَ
وَوَجَدَ مِنْ دُونِهِمُ امْرَأتَيْنِ تَذُودَانِ}
dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu dua orang wanita yang sedang
menghambat (ternaknya). (Al-Qashash: 23)
Yaitu mengekang ternak dombanya agar jangan ikut minum dengan ternak mereka
agar keduanya tidak disakiti oleh para gembala itu. Ketika Musa melihat kedua
wanita itu, timbullah rasa kasihannya.
{قَالَ
مَا خَطْبُكُمَا}
Musa bertanya, "Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” (Al-Qashash:
23)
Artinya, mengapa kamu tidak ikut meminumkan ternakmu bersama para penggembala
itu?
{قَالَتَا
لَا نَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ}
Kedua wanita itu menjawab, 'Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami),
sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya). (Al-Qashash:
23)
Yakni kami tidak dapat memperoleh bagian meminumkan ternak kami kecuali
sesudah mereka selesai meminumkan ternaknya.
{وَأَبُونَا
شَيْخٌ كَبِيرٌ}
sedangkan, bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut usianya.”
(Al-Qashash: 23)
Itulah latar belakang yang mendesak kami mengalami keadaan yang engkau
saksikan sendiri sekarang ini. Dalam firman berikutnya disebutkan:
{فَسَقَى
لَهُمَا}
Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya.
(Al-Qashash: 24)
Abu Bakar ibnu Abu Syaibah mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Ubaidillah, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Ishaq, dari Amr ibnu
Maimun Al-Audi, dari Umar ibnul Khattab r.a., bahwa Musa a.s. setelah sampai di
sumber air negeri Madyan, dia menjumpai sekumpulan orang-orang yang sedang
memberi minum ternak mereka. Setelah selesai, lalu mereka mengembalikan batu
besar penutup sumur itu yang tidak dapat diangkat kecuali hanya oleh sepuluh
orang laki-laki. Tiba-tiba Musa melihat dua orang wanita yang sedang menambat
ternaknya. Ia bertanya, "Apakah gerangan yang dialami oleh kamu berdua?" Lalu
keduanya menceritakan perihal dirinya kepada Musa, maka Musa mendatangi batu
besar itu dan mengangkatnya sendirian. Kemudian tidaklah ia memberi minum ternak
keduanya, melainkan cukup hanya dengan setimba air dan ternyata ternak kedua
wanita itu kenyang. Sanad riwayat ini sahih.
Firman Allah Swt.:
{ثُمَّ
تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنزلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ
فَقِيرٌ}
kemudian dia kembali ke tempat yang teduh, lalu berdoa, "Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan
kepadaku". (Al-Qashash: 24)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa Musa berjalan meninggalkan negeri Mesir di malam
hari menuju ke negeri Madyan, sedangkan ia tidak membawa bekal makanan,
terkecuali hanya sayuran dan dedaunan pohon. Dia berangkat tanpa alas kaki.
Ketika sampai di negeri Madyan, kedua telapak kakinya melepuh, lalu ia duduk
istirahat di bawah naungan sebuah pohon. Padahal dia adalah makhluk pilihan
Allah dari makhluk-Nya, namun perutnya benar-benar kempis seakan-akan menyatu
dengan punggungnya karena kelaparan, dan sesungguhnya seakan-akan hijaunya
sayur-sayuran yang dimakannya kelihatan dari balik perutnya. Sesungguhnya dia
benar-benar sangat membutuhkan buah kurma, walaupun hanya satu biji atau
separuhnya.
Firman Allah Swt.:
{إِلَى
الظِّلِّ}
ke tempat yang teduh. (Al-Qashash: 24)
Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, dan As-Saddi mengatakan bahwa Musa duduk istirahat
di bawah sebuah pohon.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Husain ibnu Amr
Al-Anqazi, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami
Israil, dari Abu Ishaq, dari Amr ibnu Maimun, dari Abdullah ibnu Mas'ud yang
mengatakan bahwa ia memacu untanya selama dua malam, akhirnya sampailah ia ke
negeri Madyan, lalu ia menanyakan tentang pohon yang pernah dipakai untuk
bernaung oleh Nabi Musa a.s. Ternyata pohon itu sangat hijau yang penuh dengan
dedaunan. Lalu untanya yang sedang kelaparan langsung memakan dedaunannya.
Selama sesaat untanya memakan dedaunan pohon itu, lalu memamahnya. Maka ia
berdoa untuk Musa a.s., setelah itu Ibnu Mas'ud pergi meninggalkannya.
Menurut riwayat lain yang bersumber dari Ibnu Mas'ud, ia pergi menuju ke
pohon yang Musa pernah diajak berbicara langsung oleh Allah, seperti yang akan
dijelaskan kemudian, insya Allah; dan hanya Allahlah Yang Maha
Mengetahui.
As-Saddi mengatakan, pohon tersebut adalah pohon samur.
Ata ibnus Sa'ib mengatakan bahwa ketika Musa berdoa: Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan
kepadaku. (Al-Qashash: 24) Doanya itu terdengar oleh wanita
tersebut.