Tafsir Surat Al-Hajj, ayat 73-74
{يَا
أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ
مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ
يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ
وَالْمَطْلُوبُ (73) مَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ
عَزِيزٌ (74) }
Hai manusia, telah dibuatkan perumpamaan, maka
dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain
Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walau pun mereka
bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka,
tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang
menyembah dan amat lemah (pulalah) yang
disembah. Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya
Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa.
Allah Swt. berfirman menyoroti kehinaan berhala-berhala itu dan
ketidakwarasan akal para pengabdinya.
{يَا
أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ}
Hai manusia, telah dibuat perumpamaan. (Al-Hajj: 73)
Yakni tentang apa yang disembah-sembah oleh orang-orang yang tidak mengenal
Allah lagi mempersekutukan-Nya.
{فَاسْتَمِعُوا
لَهُ}
maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. (Al-Hajj: 73)
Artinya, perhatikanlah dan dengarkanlah baik-baik, serta pahamilah dengan
benar.
{إِنَّ
الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ
اجْتَمَعُوا لَهُ}
Sesungguhnya segala yang kamu sembah selain Allah sekali-kali tidak dapat
menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakannya.
(Al-Hajj: 73)
Yaitu sekalipun semua berhala yang disembah mereka itu bersatu untuk
menciptakan seekor lalat, niscaya mereka tidak akan mampu melakukannya.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ. حَدَّثَنَا
أَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ، حَدَّثَنَا شَرِيك، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ الْقَعْقَاعِ، عَنْ
أَبِي زُرْعة، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ -رَفَعَ الْحَدِيثَ-قَالَ: "وَمَنْ أَظْلَمُ
مِمَّنْ خَلَقَ [خَلْقًا] كَخَلْقِي؟ فَلْيَخْلُقُوا مِثْلَ خَلْقِي ذَرّة، أَوْ
ذُبَابَةً، أَوْ حَبَّة"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Aswad ibnu Amir, telah
menceritakan kepada kami Syarik, dari Imarah ibnul Qa'qa', dari Abu Zar'ah, dari
Abu Hurairah secara marfu': Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang
sengaja menciptakan (sesuatu) seperti ciptaan-Ku, maka hendaklah mereka
menciptakan seperti ciptaan-Ku, baik berupa semut kecil, atau lalat atau
biji?
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadis ini melalui jalur Imarah,
dari Abu Zar'ah, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang telah bersabda:
"وَمَنْ
أَظْلَمُ مِمَّنْ ذَهَبَ يَخْلُقُ كَخَلْقِي؟ فَلْيَخْلُقُوا ذَرَّةً،
فَلْيَخْلُقُوا شُعَيْرَةً"
Allah Swt. berfirman, "Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang
sengaja menciptakan (sesuatu) seperti ciptaan-Ku, maka hendaklah mereka
menciptakan semut kecil (jika mampu), dan hendaklah mereka menciptakan
sebiji gandum.
Dalam firman selanjutnya disebutkan:
{وَإِنْ
يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ}
Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat
merebutnya kembali dari lalat itu.'(Al-Hajj: 73)
Yakni mereka tidak akan mampu menciptakan seekor lalat pun. Bahkan yang lebih
jelas daripada itu mereka tidak mampu mempertahankan diri dari lalat itu dan
tidak dapat menolong dirinya sendiri seandainya lalat itu merampas sesuatu yang
ada padanya, misalnya wewangian yang ada padanya (yang diletakkan oleh para
penyembahnya). Dan seandainya berhala-berhala itu berkehendak merebut kembali
apa yang dirampas darinya, niscaya tidak akan mampu melakukannya; padahal lalat
adalah makhluk Allah yang paling lemah dan paling hina. Karena itulah disebutkan
oleh firman-Nya:
{ضَعُفَ
الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ}
Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang
disembah. (Al-Hajj: 73)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa talib artinya berhala, sedangkan matlub
artinya lalat. Lalu dipilih oleh Ibnu Jarir, hal ini berdasarkan konteks
lahiriahnya. As-Saddi dan selainnya mengatakan bahwa tdlib artinya
penyembah, sedangkan matlub artinya berhala. Kemudian dalam firman
selanjutnya disebutkan:
{مَا
قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ}
Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. (Al-Hajj: 74)
Maksudnya, mereka tidak mengetahui tentang kekuasaan Allah dan kebesaran-Nya
saat mereka menyembah selain-Nya di samping Dia dibandingkan dengan
berhala-berhala yang tidak mampu mempertahankan diri terhadap lalat yang
menyerangnya karena berhala-berhala itu lemah dan tidak mempunyai kekuatan apa
pun.
{إِنَّ
اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ}
Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa. (Al-Hajj:
74)
Yakni Dia Mahakuat yang dengan kekuasaan serta kekuatan-Nya menciptakan
segala sesuatu.
{وَهُوَ
الَّذِي يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَهُوَ أَهْوَنُ
عَلَيْهِ}
Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian
mengembalikan (menghidupkan) nya kembali, dan menghidupkan kembali itu
adalah lebih mudah bagi-Nya. (Ar-Rum: 27)
{إِنَّ
بَطْشَ رَبِّكَ لَشَدِيدٌ. إِنَّهُ هُوَ يُبْدِئُ وَيُعِيدُ}
Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras. Sesungguhnya Dialah Yang
menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkannya (kembali).
(Al-Buruj: 12-13)
{إِنَّ
اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ}
Sesungguhnya Allah, Dialah Maha Pemberi Rezeki Yang mempunyai Kekuatan
lagi sangat Kokoh. (Adz-Dzariyat: 58)
Adapun firman Allah Swt.:
{عَزِيزٌ}
lagi Mahaperkasa. (Al-Hajj: 74)
Artinya, Dia Mahaperkasa atas segala sesuatu. Maka Dia mengalahkan dan
menundukkannya, tiada yang dapat mencegah dan tiada yang dapat menang atas-Nya,
berkat kebesaran dan kekuasaan-Nya. Dialah Yang Maha Esa lagi
Mahaperkasa.