Tafsir Surat Al-Hajj, ayat 58-60
{وَالَّذِينَ
هَاجَرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ قُتِلُوا أَوْ مَاتُوا لَيَرْزُقَنَّهُمُ
اللَّهُ رِزْقًا حَسَنًا وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ (58)
لَيُدْخِلَنَّهُمْ مُدْخَلا يَرْضَوْنَهُ وَإِنَّ اللَّهَ لَعَلِيمٌ حَلِيمٌ (59)
ذَلِكَ وَمَنْ عَاقَبَ بِمِثْلِ مَا عُوقِبَ بِهِ ثُمَّ بُغِيَ عَلَيْهِ
لَيَنْصُرَنَّهُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ (60) }
Dan
orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka dibunuh atau mati,
benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rezeki yang baik (surga).
Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki. Sesungguhnya Allah
akan memasukkan mereka ke dalam suatu tempat (surga) yang mereka
menyukainya. Dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.
Demikianlah, barang siapa membalas seimbang dengan penganiayaan yang pernah ia
derita, kemudian ia dianiaya (lagi), pasti Allah akan menolongnya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
Allah Swt. menceritakan tentang orang-orang yang keluar dalam rangka
berhijrah ke jalan Allah demi memperoleh rida-Nya dan mengharapkan pahala yang
ada di sisi-Nya, sehingga mereka rela meninggalkan tanah airnya, keluarga dan
teman-temannya, juga berpisah dari negerinya demi membela Allah dan Rasul-Nya
serta menolong agama Allah.
{ثُمَّ
قُتِلُوا}
kemudian mereka dibunuh.(Al-Hajj: 58)
Yaitu dalam jihadnya.
{أَوْ
مَاتُوا}
atau mati (Al-Hajj; 58)
Maksudnya, habis ajalnya tanpa berperang; yakni meninggal dunia di
ranjangnya. Maka sesungguhnya mereka telah beroleh pahala yang berlimpah dan
pujian yang baik. sama halnya dengan apa yang disebutkan di dalam
firman-Nya:
{وَمَنْ
يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ
الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ}
Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan
Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang
dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. (An-Nisa:
100)
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{لَيَرْزُقَنَّهُمُ
اللَّهُ رِزْقًا حَسَنًا}
Benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rezeki yang baik.
(Al-Hajj: 58)
Artinya, Allah akan mengalirkan kepada mereka sebagian dari karunia dan
rezeki-Nya di dalam surga yang membuat hati mereka senang.
{وَإِنَّ
اللَّهَ لَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ. لَيُدْخِلَنَّهُمْ مُدْخَلا
يَرْضَوْنَهُ}
Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki. Sesungguhnya
Allah akan memasukkan mereka ke dalam suatu tempat yang mereka menyukainya.
(Al-Hajj: 58-59)
Yakni surga, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{فَأَمَّا
إِنْ كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِينَ. فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّةُ
نَعِيمٍ}
adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang yang didekatkan
(kepada Allah), maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta surga
kenikmatan. (Al-Waqi'ah: 88-89)
Melalui ayat ini Allah Swt. memberitahukan bahwa mereka mendapat kesenangan
dan rezeki serta surga yang penuh dengan kenikmatan. Seperti halnya yang
disebutkan dalam ayat berikut ini melalui firman-Nya: benar-benar Allah akan
memberikan kepada mereka rezeki yang baik. (Al-Hajj: 58)
Kemudian Allah Swt. berfirman:
{لَيُدْخِلَنَّهُمْ
مُدْخَلا يَرْضَوْنَهُ وَإِنَّ اللَّهَ لَعَلِيمٌ
حَلِيمٌ}
Sesungguhnya Allah akan memasukkan mereka ke dalam suatu tempat
(surga) yang mereka menyukainya. Dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Penyantun. (Al-Hajj: 59)
Yakni Maha Mengetahui orang-orang yang berhijrah dan berj ihad di jalanNya
serta siapa saja yang berhak mendapat pahala tersebut. Maha Penyantun, Maha
Pemaaf lagi Maha Mengampuni dosa-dosa mereka, Allah menghapus semua dosa mereka
berkat hijrah kepada-Nya dan tawakal mereka kepada-Nya. Adapun mengenai
orang-orang yang gugur di jalan Allah dari kalangan kaum muhajir dan bukan
muhajir, sesungguhnya dia hidup di sisi Tuhannya dalam keadaan diberi rezeki,
sebagaimana yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:
{وَلا
تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ
عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ}
Janganlah kalian mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu
mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. (Ali
Imran: 169)
hadis-hadis yang membicarakan hal ini cukup banyak, seperti yang telah
disebutkan dalam pembahasan terdahulu.
Adapun orang-orang yang wafat di jalan Allah dari kalangan kaum muhajir dan
bukan muhajir, termasuk pula ke dalam pengertian ayat ini di samping hadis-hadis
sahih yang menguatkannya, yang menyebutkan bahwa mereka diberi rezeki dan
mendapat kebaikan yang besar dari Allah Swt.
قَالَ
ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا المسيَّب بْنُ وَاضِحٍ،
حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ شُرَيْح، عَنِ ابْنِ
الْحَارِثِ -يَعْنِي: عَبْدَ الْكَرِيمِ-عَنِ ابْنِ عُقْبَةَ -يَعْنِي: أَبَا
عُبَيْدَةَ بْنَ عُقْبَةَ-قَالَ: حَدَّثَنَا شُرَحْبِيل بْنُ السِّمْط: طَالَ
رِبَاطُنَا وَإِقَامَتُنَا عَلَى حِصْنٍ بِأَرْضِ الرُّومِ، فَمَرَّ بِي
سَلْمَانُ-يَعْنِي: الْفَارِسِيَّ-رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَقَالَ: إِنِّي سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ يَقُولُ: "مَنْ مَاتَ مُرَابِطًا، أَجْرَى اللَّهُ عَلَيْهِ مِثْلَ
ذَلِكَ الْأَجْرِ، وَأَجْرَى عَلَيْهِ الرِّزْقَ، وَأَمِنَ مِنَ الفَتَّانين"
وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ: {وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ
قُتِلُوا أَوْ مَاتُوا لَيَرْزُقَنَّهُمُ اللَّهُ رِزْقًا حَسَنًا وَإِنَّ اللَّهَ
لَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ لَيُدْخِلَنَّهُمْ مُدْخَلا يَرْضَوْنَهُ وَإِنَّ
اللَّهَ لَعَلِيمٌ حَلِيمٌ}
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Al-Musayyab ibnu Wadih, telah menceritakan kepada kami
Ibnul Mubarak, dari Abdur Rahman ibnu Syuraih, dari Ibnul Haris (yakni Abdul
Karim), dari Ibnu Uqbah (yakni Abu Ubaidah ibnu Uqbah) yang mengatakan bahwa
Syurahbil ibnus Simt pernah mengatakan, "Kami bertugas dalam dinas kemiliteran
dalam waktu yang cukup lama di sebuah benteng yang ada di negeri Romawi.
Kemudian mampirlah kepada kami Salman Al-Farisi r.a., lalu ia berkata bahwa
sesungguhnya ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: 'Barang siapa yang
meninggal dunia dalam keadaan sedang bertugas di medan jihad, maka Allah
mengalirkan kepadanya pahala tersebut dan memberinya rezeki serta
menyelamatkannya dari dua fitnah.' Bacalah oleh kalian jika kalian suka akan
firman-Nya: 'Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka
dibunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rezeki yang
baik (surga). Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki.
Sesungguhnya Allah akan memasukkan mereka ke dalam suatu tempat (surga)
yang mereka menyukainya. Dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Penyantun.' (Al-Hajj: 58-59)
Kemudian Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abu
Zar'ah, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnu Bisyr, telah menceritakan
kepadaku Hammam, bahwa dia pernah mendengar Abu Qubail dan Rabi'ah ibnu Yusuf
Al-Mu'afiri berkata, "Ketika kami berada di Rodes bersama Fudalah ibnu Ubaid
Al-Ansari (seorang sahabat Rasulullah Saw.), tiba-tiba lewatlah di hadapan kami
dua iringan jenazah; salah satunya gugur di medan perang, sedangkan yang lainnya
meninggal dunia. Kemudian orang-orang berkumpul, ikut mengantarkan jenazah yang
gugur di medan perang itu. Maka Fudalah berkata, "Mengapa kulihat orang-orang
berdatangan kepada jenazah yang satu itu dan meninggalkan jenazah lainnya?"
Mereka menjawab, 'Jenazah ini matinya karena gugur di jalan Allah.' Maka Fudalah
berkata, 'Demi Allah, saya tidak mempedulikan dari liang lahad manakah keduanya
kelak akan dibangkitkan (di hari kiamat). Tetapi dengarkanlah oleh kalian firman
Allah Swt. berikut' (yaitu): 'Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah,
kemudian mereka dibunuh atau mati.' (Al-Hajj: 58), hingga akhir ayat."
Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Abdah ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami
Ibnul Mubarak, telah menceritakan kepada kami Ibnu Luhai'ah, telah menceritakan
kepada kami Salaman ibnu Amir Asy-Syaibani; Abdur Rahman ibnu Jahdam Al-Khaulani
pernah menceritakan kepadanya bahwa ia pernah bersama Fudalah ibnu Ubaid di laut
(armada laut) yang saat itu ada dua jenazah; salah satunya mati karena terkena
manjaniq, sedangkan yang lainnya mati biasa. Sesudah keduanya dikubur, maka
Fudalah ibnu Ubaid duduk di dekat kuburan orang yang mati biasa, lalu dikatakan
kepadanya, "Mengapa engkau tinggalkan orang yang mati syahid dan tidak duduk di
dekat kuburnya?" Fudalah menjawab, "Saya tidak peduli dari liang manakah
keduanya dibangkitkan oleh Allah nanti, karena sesungguhnya Allah Swt. telah
berfirman: 'Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka
dibunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rezeki yang
baik (surga)' (Al-Hajj: 58), hingga akhir ayat berikutnya. Lalu apalagi yang
engkau harapkan, hai hamba Allah, jika engkau dimasukkan ke dalam tempat yang
kamu sukai dan kamu mendapat rezeki yang baik di dalamnya. Demi Allah, aku tidak
mempedulikan dari liang manakah engkau dibangkitkan."
Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Yunus ibnu Abdul A'la, dari Ibnu Wahb, bahwa
telah menceritakan kepadaku Abdur Rahman ibnu Syuraih, dari Salaman ibnu Amir
yang mengatakan bahwa Fudalah saat menjadi amir di Rodes yang menguasai kawasan
lautan tersebut, pada suatu hari diiringkan jenazah dua orang lelaki ke tempat
pengebumiannya; salah satunya gugur di medan perang, sedangkan yang lainnya mati
karena ajalnya. Kemudian disebutkan kisah yang semisal.
*******************
Firman Allah Swt.:
{ذَلِكَ
وَمَنْ عَاقَبَ بِمِثْلِ مَا عُوقِبَ بِهِ ثُمَّ بُغِيَ عَلَيْهِ لَيَنْصُرَنَّهُ
اللَّهُ}
Demikianlah, dan barang siapa membalas seimbang dengan penganiayaan yang
pernah ia derita. (Al-Hajj: 60), hingga akhir ayat
Muqatil ibnu Hayyan dan Ibnu Jarir menyebutkan bahwa ayat ini diturunkan
berkenaan dengan sariyyah (pasukan khusus) yang terdiri atas kalangan
sahabat. Mereka berhadapan dengan sejumlah pasukan kaum musyrik di bulan
Muharram. Kemudian kaum muslim menyerukan kepada mereka untuk tidak mengadakan
peperangan dalam bulan haram itu, tetapi kaum musyrik menolak dan tetap
bersikeras untuk berperang, bahkan kaum musyrik bersikap kelewat batas terhadap
kaum muslim. Maka kaum muslim terpaksa melayani perang mereka, dan Allah
memberikan kemenangan kepada kaum muslim.
{إِنَّ
اللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ}
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
(Al-Hajj: 60)