Tafsir Surat Al-Anbiya, ayat 34-35
{وَمَا
جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِنْ مِتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ
(34) كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ
فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ (35) }
Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang
manusia pun sebelum kamu (Muhammad),
maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal. Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai
cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kalian
dikembalikan.
Allah Swt. berfirman:
{وَمَا
جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ}
Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu
(Muhammad). (Al-Anbiya: 34)
Yaitu di dunia ini, bahkan:
{كُلُّ
مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ
وَالإكْرَامِ}
Semua yang ada di bumi itu akan binasa, dan tetap kekal Zat Tuhanmu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (Ar-Rahman: 26-27)'
Sebagian ulama menyimpulkan dalil dari ayat ini, bahwa Khidir a.s. telah
wafat dan tidak hidup sampai sekarang, karena dia adalah seorang manusia, baik
ia sebagai seorang wali, atau seorang nabi atau seorang rasul, sebab Allah Swt.
telah berfirman: Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun
sebelum kamu (Muhammad). (Al-Anbiya: 34)
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{أَفَإِنْ
مِتَّ فَهُمُ
الْخَالِدُونَ}
maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? (Al-Anbiya: 34)
Yakni mereka berharap dapat hidup sesudah kamu. Tidak akan terjadi hal
seperti ini, melainkan semuanya pasti mati. Karena itulah dalam firman
selanjutnya disebutkan:
{كُلُّ
نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ}
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. (Al-Anbiya: 35)
Telah diriwayatkan dari Imam Syafii, bahwa beliau mengemukakan dua bait syair
berikut yang semakna dengan ayat ini, yaitu:
تَمَنَّى
رِجَالٌ أَنْ أَمُوتَ وَإِنْ أَمُتْ فَتلْكَ سَبيل لَسْت فيهَا
بأوْحد
فقُلْ
للَّذي يَبْغي خِلَافَ الَّذِي مَضَى: تَهَيَّأ لأخْرى مثْلها فكَأن
قَدِ
Banyak kalangan lelaki yang
mengharapkan aku mati cepat, dan memang mati itu merupakan suatu akhir yang saya
tidak menyendiri di dalamnya.
Maka katakanlah kepada orang yang
menginginkan hal yang berbeda dengan pendahulunya, bersiap-siaplah untuk
menghadapi masa hidupnya yang baru, kematian akan tetap menjadi suatu kepastian
baginya.
*******************
Firman Allah Swt:
{وَنَبْلُوكُمْ
بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً}
Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan
(yang sebenar-benarnya). (Al-Anbiya: 35)
Artinya, Kami benar-benar akan menguji kalian —adakalanya dengan musibah dan
adakalanya dengan nikmat— agar Kami dapat melihat siapakah yang bersyukur dan
siapakah yang ingkar, siapakah yang bersabar serta siapakah yang berputus asa
(di antara kalian).
Seperti yang telah diriwayatkan oleh Ali ibnu Abu Talhah, dari Ibnu Abbas
sehubungan dengan makna firman-Nya: Kami akan menguji kalian. (Al-Anbiya:
35) Yakni memberikan cobaan kepada kalian. dengan keburukan dan kebaikan
sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). (Al-Anbiya: 35) Yaitu dengan
kesengsaraan dan kemakmuran, dengan sehat dan sakit, dengan kaya dan miskin,
dengan halal dan haram, dengan taat dan durhaka, serta dengan petunjuk dan
kesesatan.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَإِلَيْنَا
تُرْجَعُونَ}
Dan hanya kepada Kamilah kalian dikembalikan. (Al-Anbiya: 35)
Maka Kami akan memberikan balasan kepada kalian sesuai dengan amal perbuatan
kalian.