Tafsir Surat Maryam, ayat 76
{وَيَزِيدُ
اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا هُدًى وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ
رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ مَرَدًّا (76) }
Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka
yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik
pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya.
Setelah Allah menyebutkan pemberian masa tangguh-Nya terhadap orang-orang
yang sesat dalam kesesatannya, dan Allah menjadikan mereka bertambah sesat,
kemudian Allah menyebutkan bahwa Dia menambah petunjuk kepada orang-orang yang
telah mendapat petunjuk, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain
melalui firman-Nya:
{وَإِذَا
مَا أُنزلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَذِهِ
إِيمَانًا}
Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang
munafik) ada yang berkata, "Siapakah di antara kalian yang bertambah imannya
dengan (turunnya) surat ini?” (At-Taubah: 124), hingga akhir ayat
berikutnya.
Adapun firman Allah Swt.:
{وَالْبَاقِيَاتُ
الصَّالِحَاتُ}
Dan amal-amal saleh yang kekal itu. (Maryam: 76)
Tafsir mengenainya telah disebutkan di dalam surat Al-Kahfi berikut
hadis-hadis yang membahas tentangnya.
{خَيْرٌ
عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا}
lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu. (Maryam: 76)
Maksudnya, lebih baik balasan pahalanya.
{وَخَيْرٌ
مَرَدًّا}
dan lebih baik kesudahannya. (Maryam: 76)
Yakni lebih baik akibat dan kesudahannya bagi orang yang mengerjakannya.
قَالَ
عَبْدُ الرَّزَّاقِ: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ رَاشِدٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي
كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ: جَلَسَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ، فَأَخَذَ عُودًا يَابِسًا
فَحَطَّ وَرَقَهُ ثُمَّ قَالَ: "إِنَّ قَوْلَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ،
وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ، تَحُطُّ
الْخَطَايَا كَمَا تَحُطُّ وَرَقَ هَذِهِ الشَّجَرَةِ الرِّيحُ ، خُذْهُنَّ يَا
أَبَا الدَّرْدَاءِ قَبْلَ أَنْ يُحَالَ بَيْنَكَ وَبَيْنَهُنَّ، هُنَّ
الْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ، وَهُنَّ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ" قَالَ أَبُو
سَلَمَةَ: فَكَانَ أَبُو الدَّرْدَاءِ إِذَا ذَكَرَ هَذَا الْحَدِيثَ قَالَ:
لَأُهَلِّلَنَّ اللَّهَ، وَلَأُكَبِّرَنَّ اللَّهَ، وَلَأُسَبِّحَنَّ اللَّهَ،
حَتَّى إِذَا رَآنِي الْجَاهِلُ حَسِبَ أَنِّي مَجْنُونٌ
Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar ibnu Rasyid,
dari Yahya ibnu Abu Kasir, dari Abu Salamah ibnu Abdur Rahman yang mengatakan
bahwa pada suatu hari Rasulullah Saw. duduk, lalu memungut sebatang kayu yang
telah kering dan membuang dedaunannya, kemudian bersabda: Sesungguhnya
ucapan, "Tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Mahabesar, Mahasuci Allah, dan
segala puji bagi Allah, "dapat menggugurkan dosa-dosa sebagaimana angin
menggugurkan dedaunan pohon (yang telah kering) ini. Ambillah olehmu, hai
Abu Darda, sebelum kamu dihalang-halangi untuk dapat mengucapkannya.
Kalimat-kalimat ini merupakan amal-amal saleh yang kekal, dan ia merupakan
perbendaharaan surga. Abu Salamah mengatakan bahwa Abu Darda apabila
teringat akan hadis ini, ia mengatakan, "Sungguh aku akan membaca tahlil,
takbir, dan tasbih kepada Allah Swt. hingga orang yang tidak mengerti mendugaku
sebagai orang gila."
Makna lahiriah hadis ini menunjukkan bahwa hadis berpredikat mursal,
tetapi barangkali yang mursal berasal dari riwayat Abu Salamah dari
Abu Darda. Hanya Allah yang mengetahui kebenarannya.
Demikianlah menurut apa yang terdapat di dalam Sunan Ibnu Majah
melalui hadis Abu Mu'awiyah, dari Umar ibnu Rasyid, dari Yahya, dari Abu
Salamah, dari Abu Darda, lalu disebutkan hadis yang semisal.