Tafsir Surat Maryam, ayat 71-72
{وَإِنْ
مِنْكُمْ إِلا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا (71) ثُمَّ
نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا (72)
}
Dan tidak ada seorang pun darimu, melainkan
mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah
ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan
membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan
berlutut.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Harb,
telah menceritakan kepada kami Khalid Ibnu Sulaiman, dari Kasir ibnu Ziyad
Al-Bursuni, dari Abu Sumayyah yang mengatakan, "Kami berselisih pendapat tentang
makna al-wurud (mendatangi) yang ada dalam ayat ini. Sebagian dari kami
mengatakan bahwa neraka Jahanam tidak dimasuki oleh orang-orang mukmin. Sebagian
lainnya mengatakan bahwa semua manusia memasukinya, kemudian Allah menyelamatkan
orang-orang yang bertakwa. Kemudian saya bersua dengan Jabir ibnu Abdullah dan
kutanyakan kepadanya masalah tersebut, "Sesungguhnya kami berselisih pendapat
tentang makna al-wurud, apakah maknanya?' Jabir menjawab, 'semuanya
mendatangi neraka'."
Sulaiman ibnu Murrah mengatakan bahwa mereka semua memasukinya. Lalu ia
mengisyaratkan kedua jari telunjuknya ke arah kedua telinganya dan mengatakan
bahwa ia akan diam seandainya belum pernah mendengar Rasulullah Saw.
bersabda:
"لَا
يَبْقَى بَرٌّ وَلَا فَاجِرٌ إِلَّا دَخَلَهَا، فَتَكُونُ عَلَى الْمُؤْمِنِ
بَرْدًا وَسَلَامًا، كَمَا كَانَتْ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، حَتَّى إِنَّ لِلنَّارِ
ضَجِيجًا مِنْ بَرْدِهِمْ، ثُمَّ يُنَجِّي اللَّهُ الَّذِينَ اتَّقَوْا، وَيَذَرُ
الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا"
Tiada seorang pun yang bertakwa dan tiada pula seorang pun yang durhaka
melainkan memasuki neraka. Maka neraka Jahanam bagi orang mukmin terasa sejuk
dan menjadi keselamatan sebagaimana yang pernah dialami oleh Nabi Ibrahim,
sehingga neraka terdengar bersuara gemuruh karena sejuknya mereka. Kemudian
Allah Swt. selamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang
zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.
Hadis berpredikat garib, para ahli hadis tidak ada yang
mengetengahkannya selain dari Sulaiman ibnu Murrah.
Al-Hasan ibnu Arafah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Marwan ibnu
Mu'awiyah, dari Bakkar ibnu Abu Marwan, dari Khalid ibnu Ma'dan yang mengatakan
bahwa ahli surga setelah memasuki surga berkata, "Bukankah Tuhan kita telah
menjanjikan kepada kita akan mendatangi neraka?" Allah Swt. berfirman, "kalian
telah mendatanginya sedang neraka dalam keadaan padam."
Abdur Razzaq telah meriwayatkan dari Ibnu Uyaynah, dari Ismail ibnu Abu
Khalid, dari Qais ibnu Abu Hazim yang mengatakan bahwa Abdullah ibnu Rawwahah di
suatu hari sedang meletakkan kepalanya di pangkuan istrinya. Lalu ia menangis,
dan istrinya ikut menangis. Maka Abdullah bertanya, "Mengapa kamu ikut
menangis?" Istrinya menjawab, "Saya melihat kanda menangis, maka saya ikut
menangis." Abdullah ibnu Rawwahah berkata bahwa ia teringat akan firman Allah
Swt. yang mengatakan: Dan tidak ada seorang pun dari kalian melainkan
mendatangi neraka itu. (Maryam: 71) (Abdullah ibnu Rawwahah berkata), "Saya
tidak mengetahui apakah diri saya dapat selamat dari neraka ataukah tidak."
Menurut riwayat yang lain, saat itu Abdullah ibnu Rawwahah sedang dalam keadaan
sakit.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Yaman, dari Malik ibnu Magul, dari Abu Ishaq,
bahwa Abu Maisarah apabila berbaring di tempat peraduannya selalu mengatakan,
"Aduhai, sekiranya ibuku tidak melahirkan diriku." Kemudian ia menangis. Maka
ketika ditanyakan kepadanya, "Hai Abu Maisarah, mengapa engkau menangis?" Abu
Maisarah menjawab, "Kita diberi tahu bahwa kita akan mendatangi neraka itu dan
tidak diberi tahu bahwa kita akan keluar darinya."
Abdullah ibnul Mubarak telah meriwayatkan dari Al-Hasan Al-Basri yang
mengatakan bahwa seorang lelaki berkata kepada saudaranya, "Apakah engkau pernah
mendapat berita bahwa engkau akan mendatangi neraka?" Ia menjawab, "Ya."
Ditanyakan lagi, "Dan apakah engkau mendapat berita bahwa engkau akan keluar
darinya?" Ia menjawab, "Tidak." Dikatakan lagi, "Lalu mengapa engkau masih dapat
tertawa?" Al-Hasan Al-Basri selanjutnya menceritakan bahwa sejak saat itu lelaki
tersebut tidak kelihatan pernah tertawa hingga meninggal dunia.
Abdur Razzaq telah meriwayatkan pula, telah menceritakan kepada kami Ibnu
Uyaynah, dari Amr, telah menceritakan kepadaku seseorang yang pernah mendengar
Ibnu Abbas berdebat dengan Nafi' Al-Azraq. Ibnu Abbas mengatakan bahwa
al-wurud artinya memasuki. Sedangkan Nafi' berkata, "Bukan." Lalu Ibnu
Abbas membacakan firman-Nya: Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah
selain Allah adalah umpan Jahanam, kalian pasti masuk ke dalamnya.
(Al-Anbiya: 98) Ibnu Abbas mengatakan, "Apakah mereka memasukinya ataukah
tidak?" Ibnu Abbas membacakan lagi firman-Nya: Ia berjalan di muka kaumnya di
hari kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. (Hud: 98) Ibnu Abbas
mengatakan, "Bukankah Fir'aun memasuki neraka? Adapun aku dan kamu, maka kita
sama-sama akan memasukinya, lalu kita tunggu apakah kita bakal dikeluarkan
darinya ataukah tidak. Menurut hematku, Allah tidak akan mengeluarkan kamu dari
neraka, bila kamu tidak percaya." Maka Nafi' tertawa.
Ibnu Juraij telah meriwayatkan dari Ata, bahwa Abu Rasyid Al-Haruri
(yaituNafi' Al-Azraq) membacakan firman-Nya: mereka tidak mendengar sedikit
pun suara api neraka. (Al-Anbiya: 102) Maka Ibnu Abbas berkata, "Celakalah
kamu, apakah kamu ini gila? Lalu bagaimanakah dengan firman Allah Swt. yang
menyebutkan: Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat, lalu memasukkan
mereka ke dalam neraka' (Hud: 98) 'dan Kami akan menghalau orang-orang
yang durhaka ke neraka Jahanam dalam keadaan dahaga' (Maryam: 86) 'Dan
tidak ada seorang pun dari kalian melainkan mendatangi neraka itu' (Maryam:
71) Demi Allah, sesungguhnya doa orang yang terdahulu mengatakan, "Ya Allah,
keluarkanlah daku dari neraka dalam keadaan selamat, dan masukkanlah aku ke
dalam surga dalam keadaan beruntung'."
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Ubaid
Al-Muharibi, telah menceritakan kepada kami Asbat, dari Abdul Malik, dari
Ubaidillah, dari Mujahid yang mengatakan bahwa ketika ia berada di rumah Ibnu
Abbas, datanglah kepadanya seorang lelaki yang dikenal dengan panggilan Abu
Rasyid, yaitu Nafi' ibnul Azraq. Maka Nafi' berkata kepada Ibnu Abbas, "Hai Ibnu
Abbas, bagaimanakah menurutmu makna firman Allah Swt.: 'Dan tidak ada seorang
pun dari kalian melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah
suatu kemestian yang sudah ditetapkan' (Maryam: 71) Ibnu Abbas menjawab,
"Adapun saya dan kamu, hai Abu Rasyid, pasti akan mendatanginya. Maka tunggulah
apakah kita dapat keluar darinya ataukah tidak."
Abu Daud At-Tayalisi mengatakan, Syu'bah pernah mengatakan bahwa telah
menceritakan kepadaku Abdullah ibnus Sa-ib, dari seseorang yang mendengar Ibnu
Abbas membacakan firman-Nya ini dengan bacaan berikut: Wa-in minhum illa
wariduha, artinya: Dan tidak ada seorang pun dari mereka melainkan memasuki
neraka itu. Lalu Ibnu Abbas berkata bahwa yang dimaksud dengan mereka adalah
orang-orang kafir.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Umar ibnul Walid Al-Busti, bahwa ia
pernah mendengar Ikrimah membacanya dengan bacaan berikut: Wa-in minhum illa
wariduha, artinya: Dan tidak ada seorang pun dari mereka melainkan memasuki
neraka itu. Bahwa yang dimaksud dengan mereka adalah orang-orang yang zalim.
Ikrimah mengatakan, "Kami biasa membacanya dengan bacaan demikian (yakni minhum,
bukan minkum)." Semuanya diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna
firman-Nya: Dan tidak ada seorang pun dari kalian melainkan mendatanginya
(Maryam: 71) Yaitu orang yang baik dan orang yang jahat semuanya masuk
neraka, Tidakkah Anda mendengar firman Allah Swt. tentang Fir'aun: Ia
berjalan di muka kaumnya di hari kiamat, lalu memasukkan mereka ke dalam neraka.
(Hud: 98), hingga akhir ayat. Dan firman Allah Swt. yang mengatakan: dan
Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahanam dalam keadaan
dahaga. (Maryam: 86) Al-wurud dalam ayat ini berarti masuk, bukannya
keluar.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، عَنْ إِسْرَائِيلَ، عَنِ
السُّدِّيِّ، عَنْ مُرَّة، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ -هُوَ ابْنُ مَسْعُودٍ- {وَإِنْ
مِنْكُمْ إِلا وَارِدُهَا} قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "يَرِدُ النَّاسُ [النَّارَ] كلهم، ثم يصدرون عنها
بأعمالهم"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman, dari
Israil, dari As-Saddi, dari Murrah, dari Abdullah ibnu Mas'ud yang mengatakan
sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan tidak ada seorang pun dari kalian
melainkan mendatangi neraka itu. (Maryam: 71) Bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: Seluruh umat manusia mendatangi neraka, kemudian mereka dikeluarkan
darinya menurut amal perbuatannya masing-masing.
Imam Turmuzi meriwayatkannya dari Abdu ibnu Humaid, dari Ubaidillah, dari
Israil, dari As-Saddi dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi meriwayatkannya pula
melalui jalur Syu'bah, dari As-Saddi, dari Murrah, dari Ibnu Mas'ud secara
marfu'.
Demikianlah menurut riwayat ini hadis dikemukakan secara marfu'.
Asbat telah meriwayatkannya dari As-Saddi, dari Murrah, dari Abdullah ibnu
Mas'ud yang mengatakan bahwa manusia semuanya melewati sirat (jembatan
yang menghubungkan antara mauqif dan surga, sedangkan di tengah-tengahnya adalah
neraka). Pengertian wurud ialah berdirinya mereka di pinggir neraka,
kemudian mereka keluar dari sirat sesuai dengan amal perbuatannya
masing-masing. Di antara mereka ada orang yang lewat seperti kilat, ada orang
yang lewat seperti angin yang cepat, ada orang yang melaluinya seperti cepatnya
burung terbang ada orang yang melaluinya secepat kuda balap yang sangat kencang,
ada orang yang melaluinya seperti larinya unta yang cepat, ada pula yang
melewatinya dengan berlari kencang, sehingga orang yang terakhir dari mereka
(kaum muslim) melewatinya adalah seseorang yang cahayanya hanya sampai pada
bagian kedua jempol jari kakinya. Ia melewati sirat sedangkan sirat
menjadi goyang karenanya. Sirat adalah jembatan yang sangat licin,
padanya terdapat duri-duri yang sangat tajam, sedangkan di kedua tepi sirat
terdapat malaikat-malaikat yang membawa kaitan dari api yang digunakan
mereka untuk menyambar orang-orang yang melewati sirat (dan ditakdirkan
untuk masuk neraka), hingga akhir hadis. Hadis yang sama telah diriwayatkan pula
oleh Ibnu Abu Hatim.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Khallad ibnu Aslam,
telah menceritakan kepada kami An-Nadr, telah menceritakan kepada kami Israil,
telah menceritakan kepada kami Abu lshaq, dari Abul Ahwas, dari Abdullah
sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan tidak ada seorang pun dari kalian
melainkan mendatangi neraka itu. (Maryam: 71) Bahwa sirat berada di
atas neraka, tajamnya sama seperti pedang yang paling tajam. Maka golongan orang
yang pertama melaluinya seperti kilat yang menyambar, golongan kedua cepatnya
seperti angin yang kencang, golongan ketiga cepatnya seperti kuda balap, dan
golongan keempat cepatnya seperti ternak yang larat. Kemudian lewatlah para
malaikat seraya berkata, "Ya Allah, selamatkanlah kami, selamatkanlah kami."
Hadis ini mempunyai banyak bukti yang menguatkannya terdapat di dalam kitab
Sahihain dan kitab hadis lainnya melalui riwayat Anas, Abu Sa'id, Abu
Hurairah, Jabir, dan lain-lainnya dari kalangan para sahabat.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ya'qub, telah menceritakan
kepada kami Ibnu Ulayyah, dari Al-Jariri, dari Abus Salil, dari Ganim ibnu Qais
yang mengatakan bahwa mereka membicarakan tentang makna wurud. Ka'b
berkata, "Api neraka menyekap manusia seakan-akan seperti penjara yang maha
besar, hingga semua manusia berada di atas neraka, baik yang bertakwa maupun
yang durhaka. Kemudian terdengarlah suara yang menyeru neraka, 'Tahanlah
orang-orang yang harus masuk neraka, dan lepaskanlah teman-temanku!" Maka setiap
ahli neraka dibenamkan ke dalamnya oleh penjaga neraka, sedangkan penjaga neraka
itu lebih mengenal ahlinya daripada seseorang terhadap anaknya. Dan orang-orang
yang beriman dikeluarkan dari neraka dalam keadaan pakaian mereka basah. Ka'b
melanjutkan kisahnya, "Di antara malaikat penjaga mereka ada malaikat yang
panjang di antara kedua pundaknya sama dengan perjalanan satu tahun. Tiap-tiap
malaikat dari mereka membawa gada besar yang bercabang dua untuk mendorong ahli
neraka masuk ke dalam neraka. Bila malaikat itu menggunakan gadanya, maka
masuklah ke dalam neraka sebanyak tujuh ratus ribu orang."
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، حَدَّثَنَا الْأَعْمَشِ، عَنْ
أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرٍ، عَنِ أُمِّ مُبَشِّر، عَنْ حَفْصَةَ قَالَتْ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنِّي لَأَرْجُوَ أَلَّا
يَدْخُلَ النَّارَ -إِنْ شَاءَ اللَّهُ-أَحَدٌ شَهِدَ بَدْرًا وَالْحُدَيْبِيَةَ"
قَالَتْ فَقُلْتُ: أَلَيْسَ اللَّهُ يَقُولُ {وَإِنْ مِنْكُمْ إِلا وَارِدُهَا} ؟
قَالَتْ: فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: {ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ
الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا}
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah
menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Abu Sufyan, dari Jabir, dari Ummu
Mubasysyir, dari Hafsah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Sesungguhnya aku benar-benar berharap semoga tidak ada seorang pun dari
kalangan ahli Badar dan Hudaibiyyah yang masuk neraka, insya Allah. Hafsah
bertanya, "Bukankah Allah Swt. telah berfirman di dalam Al-Qur'an: 'Dan tidak
ada seorang pun dari kalian melainkan mendatangi neraka itu' (Maryam: 71)
Maka Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: Kemudian Kami akan menyelamatkan
orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka
dalam keadaan berlutut. (Maryam: 72)
قَالَ
[الْإِمَامُ] أَحْمَدُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا ابْنُ إِدْرِيسَ، حَدَّثَنَا
الْأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ ، عَنْ جَابِرٍ، عَنْ أُمِّ مُبَشِّرٍ
-امْرَأَةِ زَيْدِ بْنِ حَارِثَةَ-قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَيْتِ حَفْصَةَ، فَقَالَ: "لَا يَدْخُلُ النَّارَ أَحَدٌ
شَهِدَ بَدْرًا وَالْحُدَيْبِيَةَ" قَالَتْ حَفْصَةُ: أَلَيْسَ اللَّهُ يَقُولُ:
{وَإِنْ مِنْكُمْ إِلا وَارِدُهَا} ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا}
Imam Ahmad telah mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu
Idris, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Abu Sufyan, dari Jabir,
dari Ummu Mubasysyir (istri Zaid ibnu Harisah) yang telah menceritakan bahwa
ketika Rasulullah Saw. berada di rumah Siti Hafsah, beliau bersabda: Tidak
akan masuk neraka seseorang yang ikut dalam peperangan Badar dan peperangan
Hudaibiyah. Siti Hafsah bertanya, bahwa bukankah Allah Swt. Telah berfirman:
Dan tidak ada seorang pun dari kalian, melainkan mendatangi neraka itu.
(Maryam: 71) Yakni mendatangi neraka itu alias memasukinya, kemudian
Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: Kemudian Kami akan menyelamatkan
orang-orang yang bertakwa. (Maryam: 72)
Di dalam kitab Sahihain disebutkan sebuah hadis melalui Az-Zuhri, dari
Sa'id, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda:
"لا
يَمُوتُ لِأَحَدٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ ثَلَاثَةٌ مِنَ الْوَلَدِ تَمَسُّهُ
النَّارُ، إِلَّا تَحِلَّة الْقَسَمِ".
Tidak ada seorang pun dari kaum muslim yang ditinggal mati oleh ketiga
anaknya (yang belum berusia balig, lalu ia bersabar) masuk ke dalam
neraka melainkan hanya sekejap saja.
قَالَ
عَبْدُ الرَّزَّاقِ: قَالَ مَعْمَرٌ: أَخْبَرَنِي الزَّهْرِيِّ، عَنِ ابْنِ
الْمُسَيَّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: "مَنْ مَاتَ لَهُ ثَلَاثَةٌ لَمْ تَمَسَّهُ النَّارُ إِلَّا
تَحِلَّةَ الْقَسَمِ"
Abdur Razzaq mengatakan, Ma'mar pernah mengatakan bahwa telah menceritakan
kepadanya Az-Zuhri, dari Ibnul Musayyab, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Saw.
pernah bersabda: Barang siapa yang kematian tiga orang anaknya, tidak akan
disentuh api neraka kecuali hanya sekejap saja.
Makna yang dimaksud ia hanya mendatanginya saja, kemudian keluar darinya.
قَالَ
أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ: حَدَّثَنَا زَمْعَة، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ
سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "لَا يَمُوتُ لِمُسْلِمٍ ثَلَاثَةٌ
مِنَ الْوَلَدِ، تَمَسُّهُ النَّارُ إِلَّا تَحِلَّةَ الْقَسَمِ"
Abu Daud At-Tayalisi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zam'ah, dari
Az-Zuhri, dari Sa'id ibnul Musayyab, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa ia
pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Tidak ada seorang muslim pun yang
kematian tiga orang anaknya disentuh oleh api neraka kecuali hanya sebentar
saja.
Az-Zuhri mengatakan seakan-akan Rasulullah Saw. bermaksud dengan apa yang
disebutkan oleh ayat ini, yaitu firman-Nya: Dan tidak ada seorang pun dari
kalian melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu
kemestian yang sudah ditetapkan. (Maryam: 71)
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنِي عِمْرَانُ بْنُ بَكَّارٍ الْكَلَاعِيُّ ، حَدَّثَنَا
أَبُو الْمُغِيرَةَ ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ يَزِيدَ بْنِ تَمِيمٍ،
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ، قَالَ: خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَعُودُ رَجُلًا مِنْ أَصْحَابِهِ وعِكًا، وَأَنَا مَعَهُ، ثُمَّ قَالَ: "إِنَّ
اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ: هِيَ نَارِي أُسَلِّطُهَا عَلَى عَبْدِي الْمُؤْمِنِ؛
لِتَكُونَ حَظَّهُ مِنَ النَّارِ فِي الْآخِرَةِ"
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Imran ibnu Bakkar
Al-Kala'i, telah menceritakan kepada kami Abul Mugirah, telah menceritakan
kepada kami Abdur Rahman ibnu Yazid ibnu Tamim, telah menceritakan kepada kami
Ismail ibnu Ubaidillah, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. menjenguk seorang lelaki dari kalangan sahabatnya yang sedang
sakit, sedangkan aku bersama beliau Saw. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda:
Sesungguhnya Allah Swt. telah berfirman, "Sakit itu merupakan neraka-Ku yang
Aku timpakan kepada hamba-Ku yang mukmin sebagai ganti dari api neraka di
akhirat.”
Hadis berpredikat garib bila ditinjau dari segi jalur ini.
Telah menceritakan pula kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada
kami Abul Yaman, dari Usman ibnul Aswad, dari Mujahid yang mengatakan bahwa
sakit demam merupakan bagian tiap orang mukmin dari neraka. Kemudian ia
membacakan firman-Nya:Dan tidak ada seorang pun dari kalian melainkan
mendatangi neraka itu. (Maryam: 71)
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا حَسَنٌ، حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَة، حَدَّثَنَا
زَبَّان بْنِ فَائِدٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ مُعَاذِ بْنِ أَنَسٍ الْجُهَنِيِّ، عَنْ
أَبِيهِ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "مَنْ
قَرَأَ: {قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ} حَتَّى يَخْتِمَهَا عشر مَرَّاتٍ،
بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْرًا فِي الْجَنَّةِ". فَقَالَ عُمَرُ: إِذًا نَسْتَكْثِرُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ [صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"لَلَّهُ] َكْثَرُ وَأَطْيَبُ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Luhai'ah, telah menceritakan kepada kami Zaban
ibnu Fa-id, dari Sahl ibnu Mu'az ibnu Anas Al-Juhani, dari ayahnya, dari
Rasulullah Saw. yang telah bersabda: Barang siapa membaca surat Ikhlas
sebanyak sepuluh kali, maka Allah membangunkan baginya sebuah gedung di dalam
surga. Maka Umar berkata, "Kalau demikian, kami akan memperbanyak bacaannya,
hai Rasulullah." Rasulullah Saw. menjawab, "Allah akan membalasnya dengan
pahala yang lebih banyak dan lebih baik."
Rasulullah Saw. telah bersabda pula:
مَنْ
قَرَأَ أَلْفَ آيَةٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، كُتب يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ
النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ، وَحَسُنَ
أُولَئِكَ رَفِيقًا، إِنْ شَاءَ اللَّهُ. وَمَنْ حَرَسَ مِنْ وَرَاءِ
الْمُسْلِمِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ مُتَطَوِّعًا لَا بِأُجْرَةِ سُلْطَانٍ، لَمْ
يَرَ النَّارَ بِعَيْنَيْهِ إِلَّا تَحِلَّةَ الْقَسَمِ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى:
{وَإِنْ مِنْكُمْ إِلا وَارِدُهَا} وَإِنَّ الذِّكْرَ فِي سَبِيلِ [اللَّهِ]
يُضْعفُ فَوْقَ النَّفَقَةِ بِسَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ". وَفِي رِوَايَةٍ:
"بِسَبْعِمِائَةِ أَلْفِ ضِعْفٍ"
Barang siapa yang membaca seribu ayat di jalan Allah, maka kelak di hari
kiamat ia akan dikumpulkan bersama para nabi, para siddiqin, para syuhada, dan
orang-orang saleh; mereka adalah sebaik-baik teman, insya Allah. Dan barang
siapa yang menjaga tapal batas untuk melindungi kaum muslim (dari serangan
musuh) di jalan allah secara suka rela, bukan karena mendapat upah dari
sultan, niscaya ia tidak akan melihat neraka kecuali hanya dalam waktu yang
sebentar. Allah Swt. telah berfirman: Dan tidak ada seorang pun dari
kalian melainkan mendatangi neraka itu. (Maryam: 71) Dan sesungguhnya
berzikir di jalan Allah, pahalanya dilipatgandakan tujuh ratus kali
membelanjakan harta di jalan Allah. Menurut riwayat yang lain adalah
tujuh ratus ribu kali lipatnya.
وَرَوَى
أَبُو دَاوُدَ، عَنْ أَبِي الطَّاهِرِ، عَنِ ابْنِ وَهْبٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ
أَيُّوبَ [وَسَعِيدِ بْنِ أَبِي أَيُّوبَ] كِلَاهُمَا عَنْ زَبَّانَ، عَنْ سَهْلٍ،
عَنْ أَبِيهِ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ
الصَّلَاةَ وَالصِّيَامَ وَالذِّكْرَ تُضَاعَفُ عَلَى النَّفَقَةِ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ بِسَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ"
Abu Daud telah meriwayatkan dari Abut Tahir, dari Ibnu Wahb dan Yahya ibnu
Ayyub; keduanya dari Zaban, dari Sahl, dari ayahnya, dari Rasulullah Saw. yang
telah bersabda: Sesungguhnya membaca salawat untukku, puasa, dan berzikir,
pahalanya dilipatgandakan lebih dari membelanjakan harta di jalan Allah dengan
tujuh ratus kali lipat.
Abdur Razzaq telah meriwayatkan dari Ma'mar, dari Qatadah sehubungan dengan
makna firman-Nya: Dan tidak ada seorang pun dari kalian melainkan mendatangi
neraka itu. (Maryam: 71) Bahwa yang dimaksud dengan wurud ialah
melaluinya.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan sehubungan dengan makna
firman-Nya: Dan tidak ada seorang pun dari kalian melainkan mendatangi neraka
itu. (Maryam: 71) Yang dimaksud dengan mendatangi neraka bagi kaum muslim
ialah melewati jembatan yang terpancang di antara kedua tepinya, sedangkan yang
dimaksud dengan mendatangi bagi kaum musyrik ialah memasukinya. Dan Nabi Saw.
telah bersabda:
"الزَّالُّونَ
وَالزَّالَّاتُ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ، وَقَدْ أَحَاطَ بِالْجِسْرِ يَوْمَئِذٍ
سِمَاطان مِنَ الْمَلَائِكَةِ، دُعَاؤُهُمْ: يَا أَللَّهُ سَلِّمْ
سَلِّمْ"
Laki-laki dan wanita yang terpeleset pada hari itu banyak sekali, pada
hari itu jembatan tersebut dikepung oleh dua barisan malaikat yang dalam doanya
mengatakan, "Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah.”
As-Saddi telah meriwayatkan dari Murrah, dari Ibnu Mas'ud sehubungan dengan
makna firman-Nya: Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah
ditetapkan. (Maryam: 71) Makna yang dimaksud ialah sumpah yang wajib
dilaksanakan.
Menurut Mujahid, kemestian yang sudah ditetapkan. Hal yang sama telah
dikatakan oleh Ibnu Juraij.
*******************
Firman Allah Swt.:
{ثُمَّ
نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا}
Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa. (Maryam:
72)
Yakni apabila semua makhluk melewati neraka dan orang-orang kafir, serta
orang-orang ahli maksiat terjerumus ke dalamnya sesuai dengan amal perbuatan
mereka, maka Allah menyelamatkan orang-orang mukmin yang bertakwa dari neraka
sesuai dengan amal perbuatannya. Mereka melewati sirat dengan kecepatan
yang berbeda-beda sesuai dengan amal perbuatan masing-masing selama mereka di
dunia.
Kemudian diberikan syafaat terhadap orang-orang yang berdosa besar dari
kalangan kaum mukmin. Maka para malaikat, para nabi, dan orang-orang mukmin
memberikan syafaatnya kepada mereka sehingga dikeluarkan dari neraka sejumlah
besar makhluk yang telah hangus di makan api neraka, kecuali wajah mereka, yaitu
anggota badan mereka yang dipakai sujud dalam salat. Mereka di keluarkan dari
api neraka secara prioritas sesuai dengan kadar iman yang ada di dalam kalbu
mereka. Orang-orang yang mula-mula dikeluarkan dari neraka ialah orang yang di
dalam hatinya terdapat iman seberat uang dinar, kemudian menyusu! orang yang
imannya lebih kecil daripada itu. Demikianlah seterusnya hingga dikeluarkan dari
neraka orang-orang yang di dalam hatinya masih terdapat iman yang kadarnya
lebih kecil daripada semut yang paling kecil. Setelah itu Allah mengeluarkan
dari neraka orang yang pada suatu hari dari usianya pernah mengucapkan kalimah,
"Tiada Tuhan selain Allah", sedangkan dia tidak pernah beramal kebaikan barang
sekalipun. Setelah itu tidak ada lagi yang tertinggal di dalam neraka kecuali
hanya orang-orang yang menjadi penghuni tetapnya untuk selama-lamanya. Seperti
yang telah disebutkan oleh hadis-hadis sahih dari Rasulullah Saw. Karena itulah
disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:
{ثُمَّ
نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا
جِثِيًّا}
Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan
orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut. (Maryam:
72)