Tafsir Surat Ar-Ra'd, ayat 8-9
{اللَّهُ
يَعْلَمُ مَا تَحْمِلُ كُلُّ أُنْثَى وَمَا تَغِيضُ الأرْحَامُ وَمَا تَزْدَادُ
وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِمِقْدَارٍ (8) عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
الْكَبِيرُ الْمُتَعَالِ (9) }
Allah mengetahui apa yang dikandung oleh
setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah.
Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya. Yang mengetahui semua yang gaib
dan yang tampak; Yang Mahabesar lagi Mahatinggi.
Allah Swt. menyebutkan tentang ilmu-Nya Yang Mahasempurna, bahwa tiada
sesuatu pun yang samar bagi-Nya, dan pengetahuan-Nya meliputi apa yang berada di
dalam kandungan semua wanita. Perihalnya sama dengan pengertian yang terdapat di
dalam firman-Nya:
{وَيَعْلَمُ
مَا فِي الأرْحَامِ}
dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim. (Luqman: 34)
Yakni apa yang dikandung di dalam rahim, jenis laki-laki atau perempuan,
rupawan atau jelek, celaka atau bahagia, berumur panjang atau pendek, semuanya
diketahui oleh-Nya. Perihalnya sama dengan yang disebutkan oleh firman-Nya:
{هُوَ
أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الأرْضِ وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي
بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ فَلا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ
اتَّقَى}
Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan) kalian ketika Dia
menjadikan kalian dari tanah dan ketika kalian masih janin. (An-Najm: 32),
hingga akhir ayat.
Adapun firman Allah Swt.:
{يَخْلُقُكُمْ
فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ خَلْقًا مِنْ بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ
ثَلاثٍ}
Dia menjadikan kalian dalam perut ibu kalian kejadian demi kejadian dalam
tiga kegelapan. (Az-Zumar: 6)
Artinya, Dia menciptakan kalian tahap demi tahap, seperti yang disebutkan
dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَلَقَدْ
خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي
قَرَارٍ مَكِينٍ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ
مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ
أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ
الْخَالِقِينَ}
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan sari pati itu air mani
(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani
itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang lalu tulang
belulang, itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
(Al-Mu’minun: 12-14)
Di dalam kitab Sahihain disebutkan sebuah hadis melalui Ibnu Mas'ud
yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"إِنَّ
خَلْقَ أَحَدِكُمْ يُجْمَعُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا، ثُمَّ يَكُونُ
عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُونُ مضغة مثل ذلك، ثم يبعث إِلَيْهِ مَلَكٌ
فَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: يَكْتب رِزْقَهُ، وَعُمُرَهُ، وَعَمَلَهُ،
وَشِقِّيٌ أَوْ سَعِيدٌ"
Sesungguhnya kejadian seseorang di antara kalian dihimpunkan di dalam
perut ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nutfah. Kemudian menjadi
'alaqah (segumpal darah) dalam jarak waktu yang sama, lalu menjadi
segumpal daging dalam jarak waktu yang sama. Kemudian Allah mengirimkan malaikat
kepadanya yang diperintahkan untuk mencatat empat ketentuan, yaitu rezekinya,
usianya, amal perbuatannya, dan nasibnya, apakah celaka atau bahagia.
Di dalam hadis lainnya disebutkan:
"فَيَقُولُ
الْمَلَكُ: أيْ رَبِّ، أَذَكَرٌ أَمْ أُنْثَى؟ أَيْ رَبِّ، أَشَقِيٌّ أَمْ سَعِيدٌ؟
فَمَا الرِّزْقُ؟ فَمَا الْأَجَلُ؟ فَيَقُولُ اللَّهُ، وَيَكْتُبُ
الْمَلَكُ"
Maka malaikat itu bertanya, " Wahai Tuhanku, apakah dia laki-laki atau
perempuan. Wahai Tuhanku, apakah dia bernasib celaka atau bahagia? Bagaimanakah
rezekinya? Berapa lamakah usianya?” Maka Allah menjawabnya dan malaikat itu
mencatatnya.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَمَا
تَغِيضُ الأرْحَامُ وَمَا تَزْدَادُ}
dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. (Ar-Ra'd:
8)
قَالَ
الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ، حَدَّثَنَا مَعْن،
حَدَّثَنَا مَالِكٌ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ؛ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "مَفَاتِيحُ الْغَيْبِ
خَمْسٌ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا اللَّهُ: لَا يَعْلَمُ مَا فِي غَدٍ إِلَّا اللَّهُ،
وَلَا يَعْلَمُ مَا تَغِيضُ الْأَرْحَامُ إِلَّا اللَّهُ، وَلَا يَعْلَمُ مَتَى
يَأْتِي الْمَطَرُ أَحَدٌ إِلَّا اللَّهُ، وَلَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ
تَمُوتُ، وَلَا يَعْلَمُ مَتَى تقوم الساعة إلا الله"
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnul Munzir,
telah menceritakan kepada kami Ma'an, telah menceritakan kepada kami Malik, dari
Abdullah ibnu Dinar, dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Kunci-kunci kegaiban ada lima, tiada yang mengetahuinya selain Allah, yaitu:
Tiada yang mengetahui apa yang akan terjadi besok kecuali hanya Allah, tiada
yang mengetahui apa yang terkandung di dalam rahim kecuali hanya Allah, tiada
yang mengetahui bila hujan turun kecuali hanya Allah, seseorang tidak akan
mengetahui di negeri mana ia akan mati, dan tiada yang mengetahui bila kiamat
terjadi kecuali hanya Allah.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna
firman-Nya: dan kandungan rahim yang kurang sempurna. (Ar-Ra'd: 8) Yaitu
janin yang gugur. dan kandungan yang bertambah. (Ar-Ra'd: 8) Rahim yang
sempurna terus bertambah masa kandungannya hingga melahirkannya dengan sempurna;
berbeda dengan rahim yang kurang sempurna, kelahirannya prematur. Demikian itu
karena di antara kaum wanita ada yang masa kandungannya mencapai sepuluh bulan,
ada pula yang masa kandungannya sembilan bulan. Di antara kaum wanita ada yang
masa kandungannya lebih lama daripada biasanya, ada pula yang kurang dari
biasanya. Hal itulah yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat ini, semuanya
itu terjadi berdasarkan pengetahuan dari Allah Swt.
Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna
firman-Nya: dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah.
(Ar-Ra'd: 8) Yang dimaksud dengan rahim yang kurang sempurna ialah yang
kelahirannya kurang dari sembilan bulan, sedangkan yang bertambah ialah yang
masa kelahirannya lebih dari itu. Ad-Dhahhak mengatakan bahwa ibunya
melahirkannya setelah mengandung selama dua tahun; ketika ia dilahirkan, kedua
gigi serinya telah tumbuh.
Ibnu Juraij telah meriwayatkan dari Jamilah binti Sa'd, dari Siti Aisyah yang
mengatakan bahwa tiada kandungan yang lamanya lebih dari dua tahun (kecuali)
sekadar bergeraknya bayangan alat tenun.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan kandungan rahim
yang kurang sempurna dan yang bertambah. (Ar-Ra'd: 8) Yakni wanita yang
melihat darah keluar dari rahimnya, dan masa kelahiran yang lebih dari sembilan
bulan.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Atiyyah Al-Aufi. Al-Hasan Al-Basri,
Qatadah, dan Ad-Dahhak. Mujahid mengatakan pula bahwa maksudnya yaitu apabila
wanita melihat darah sebelum masa sembilan bulan kandungan. Mujahid menambahkan
atas sembilan bulan hari-hari seperti hari-hari haid.
Ikrimah, Sa'id ibnu Jubair, Ibnu Zaid, serta Mujahid mengatakan pula
sehubungan dengan makna firman-Nya: dan kandungan rahim yang kurang sempurna.
(Ar-Ra'd: 8) Bahwa makna yang dimaksud ialah bila si wanita yang
bersangkutan mengeluarkan darah hingga bayinya lahir secara prematur. dan
yang bertambah. (Ar-Ra'd: 8) Jika wanita yang bersangkutan tidak
mengeluarkan darah, berarti bayi yang dilahirkannya sempurna dan sehat.
Mak-hul mengatakan bahwa janin dalam perut ibunya tidak meminta, tidak
bersedih, dan tidak merengek, melainkan rezekinya datang sendiri kepadanya dalam
perut ibunya dari darah haidnya. Karena itulah wanita yang hamil tidak haid.
Apabila bayi telah lahir, maka ia menangis, dan tangisannya itu merupakan reaksi
terhadap dunianya yang baru. Apabila tali pusarnya telah dipotong, maka Allah
memindahkan rezekinya kepada kedua susu ibunya agar ia tidak bersedih, tidak
meminta, dan tidak merengek. Kemudian jadilah ia seorang anak balita yang dapat
mengambil sesuatu dengan telapak tangannya, lalu memakannya. Tetapi apabila ia
telah berusia balig dan mengatakan, "Matilah atau terbunuhlah (aku), dari
manakah aku mendapat rezeki?" Maka Mak-hul menjawab, "Celakalah engkau, memang
selagi kamu masih dalam kandungan ibumu Allah memberimu rezeki melalui ibumu.
Tetapi bila kamu telah besar dan berakal, kamu katakan, 'Matilah atau
terbunuhlah (aku), dari mana rezekiku?'." Kemudian Mak-hul membacakan
firman-Nya: Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan.
(Ar-Ra'd: 8), hingga akhir ayat
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan segala
sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya. (Ar-Ra'd: 8) Yakni ada batas ajalnya.
Allah mencatat rezeki makhluk-Nya dan ajal mereka, dan Dia menjadikan hal
tersebut ada batasannya yang telah ditentukan. Di dalam sebuah hadis sahih
disebutkan bahwa salah seorang putri Nabi Saw. mengirimkan seorang pesuruh
kepadanya untuk memberitahukan bahwa anak lelakinya sedang menjelang ajalnya,
dan ia menginginkan Nabi Saw. datang menghadirinya. Maka Nabi Saw. mengirimkan
pesuruh kepada putrinya itu untuk menyampaikan sabdanya yang mengatakan:
"إِنَّ
لِلَّهِ مَا أَخَذَ، وَلَهُ مَا أَعْطَى، وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ
مُسَمًّى، فَمُرُوهَا فَلْتَصْبِرْ
وَلِتَحْتَسِبْ"
Sesungguhnya Allah berhak mengambil, dan Dialah Yang memberi, dan segala
sesuatu di sisi-Nya ada balasan yang telah ditentukannya). Maka perintahkanlah
kepadanya agar bersabar dan menghadapinya dengan harapan akan memperoleh pahala
Allah.
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{عَالِمُ
الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ}
Yang mengetahui semua yang gaib dan yang tampak. (Ar-Ra'd: 9)
Maksudnya, Allah mengetahui segala sesuatu yang tampak oleh hamba-hamba-Nya
dan yang tidak tampak oleh mereka, tiada sesuatu pun yang tersembunyi
bagi-Nya:
{الْكَبِيرُ}
Yang Mahabesar. (Ar-Ra'd: 9)
Yakni Dia Mahabesar atas segala sesuatu.
{الْمُتَعَالِ}
lagi Mahatinggi. (Ar-Ra'd: 9)
Yaitu Mahatinggi atas segala sesuatu. Dalam ayat lain disebutkan: ilmu-Nya
benar-benar meliputi segala sesuatu. (Ath-Thalaq: 12) Dia berkuasa atas
segala sesuatu. Maka tunduklah semua diri kepadaNya, dan takluklah semua hamba
kepada-Nya, baik dengan senang hati ataupun terpaksa.