Tafsir Surat Ar-Ra'd, ayat 10-11
{سَوَاءٌ
مِنْكُمْ مَنْ أَسَرَّ الْقَوْلَ وَمَنْ جَهَرَ بِهِ وَمَنْ هُوَ مُسْتَخْفٍ
بِاللَّيْلِ وَسَارِبٌ بِالنَّهَارِ (10) لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ
وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ
مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ
بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ (11)
}
Sama saja (bagi Tuhan), siapa di antara kalian yang merahasiakan
ucapannya, dan siapa yang berterus terang dengan ucapan itu, dan siapa yang
bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang
hari. Bagi manusia ada malaikal-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di
muka dan belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah
tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada
pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali lak ada
pelindung bagi mereka selain Dia.
Allah Swt. menceritakan perihal ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu dan
semua- makhluk-Nya. Sama saja bagi Allah apakah sebagian dari mereka
merahasiakan ucapannya atau berterus terang, sesungguhnya Allah mendengar
semuanya, tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya. Sama halnya dengan apa
yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَإِنْ
تَجْهَرْ بِالْقَوْلِ فَإِنَّهُ يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى}
Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui
rahasia dan yang lebih tersembunyi. (Thaha: 7)
{وَيَعْلَمُ
مَا تُخْفُونَ وَمَا تُعْلِنُونَ}
dan Yang mengetahui apa yang kalian sembunyikan dan apa yang kalian
nyalakan. (An-Naml: 25)
Siti Aisyah r.a. telah mengatakan, "Mahasuci Tuhan yang pendengaranNya
meliputi semua suara. Demi Allah, sesungguhnya wanita yang menggugat datang
kepada Rasulullah Saw. mengadukan perihal suaminya, sedangkan saat itu aku
sedang berada di sebelah rumah; dan sesungguhnya Rasulullah Saw. menyembunyikan
sebagian dari ucapannya dariku, lalu turunlah firman Allah Swt. yang mengatakan:
{قَدْ
سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى
اللَّهِ وَاللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ
بَصِيرٌ}
'Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang memajukan
gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada
Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah
Maha Mendengar lagi Maha Melihat. '(Al-Mujadilah: 1)
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{وَمَنْ
هُوَ مُسْتَخْفٍ بِاللَّيْلِ}
dan siapa yang bersembunyi di malam hari. (Ar-Ra'd: 10)
Maksudnya, bersembunyi di dalam rumahnya di kegelapan malam hari.
{وَسَارِبٌ
بِالنَّهَارِ}
dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari. (Ar-Ra'd:
10)
Yaitu menampakkan dirinya berjalan di siang hari. Kedua keadaan tersebut sama
saja bagi ilmu Allah, yakni Dia mengetahui semuanya dengan sama. Hal ini sama
dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
{أَلا
حِينَ يَسْتَغْشُونَ ثِيَابَهُمْ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا
يُعْلِنُونَ}
Ingatlah di waktu mereka menyelimuti dirinya dengan kain. (Hud: 5),
hingga akhir ayat.
{وَمَا
تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِنْ قُرْآنٍ وَلا تَعْمَلُونَ مِنْ
عَمَلٍ إِلا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ
رَبِّكَ مِنْ مِثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الأرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ وَلا أَصْغَرَ
مِنْ ذَلِكَ وَلا أَكْبَرَ إِلا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ}
Kalian tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari
Al-Qur’an dan kalian tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi
saksi atas kalian di waktu kalian melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan
Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak
ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar daripada itu,
melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).
(Yunus: 61)
*******************
Firman Allah Swt.:
{لَهُ
مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ
اللَّهِ}
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di
muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. (Ar-Ra'd:
11)
Artinya, ada malaikat-malaikat yang selalu menjaga hamba Allah secara
bergiliran, ada yang di malam hari, ada pula yang di siang hari untuk menjaganya
dari hal-hal yang buruk dan kecelakaan-kecelakaan. Sebagaimana bergiliran pula
kepadanya malaikat-malaikat lainnya yang bertugas mencatat semua amal baik dan
amal buruknya; mereka menjaganya secara bergiliran, ada yang di malam hari, ada
yang di siang hari —yaitu di sebelah kanan dan sebelah kirinya— bertugas
mencatat semua amal perbuatan hamba yang bersangkutan. Malaikat yang ada di
sebelah kanannya mencatat amal-amal baiknya, sedangkan yang ada di sebelah
kirinya mencatat amal-amal buruknya.
Selain dari itu ada dua malaikat lain lagi yang bertugas menjaga dan
memeliharanya; yang satu ada di belakangnya, yang lain ada di depan. Dengan
demikian, seorang hamba dijaga oleh empat malaikat di siang harinya, dan empat
malaikat lagi di malam harinya secara bergantian, yaitu malaikat yang menjaga
dan yang mencatat, seperti yang disebutkan di dalam hadis sahih:
"يَتَعَاقَبُونَ
فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ، وَيَجْتَمِعُونَ فِي
صَلَاةِ الصُّبْحِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ، فَيَصْعَدُ إِلَيْهِ الَّذِينَ بَاتُوا
فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بكم: كَيْفَ
تَرَكْتُمْ عِبَادِي؟ فَيَقُولُونَ: أَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ،
وَتَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ"
Malaikat-malaikat di malam hari dan malaikat-malaikat di siang hari silih
berganti menjaga kalian, dan mereka berkumpul di waktu salat Subuh dan salat
Asar. Maka naiklah para malaikat yang menjaga kalian di malam hari, lalu Tuhan
Yang Maha Mengetahui keadaan kalian menanyai mereka, "Dalam keadaan apakah
kalian tinggalkan hamba-hamba-Ku?” Mereka (para malaikat malam hari)
menjawab, "Kami datangi mereka sedang mereka dalam keadaan salat dan kami
tinggalkan mereka sedang mereka dalam keadaan salat."
Di dalam hadis lain disebutkan:
"إِنَّ
مَعَكُمْ مَنْ لَا يُفَارِقَكُمْ إِلَّا عِنْدَ الْخَلَاءِ وَعِنْدَ الْجِمَاعِ،
فَاسْتَحْيُوهُمْ وَأَكْرِمُوهُمْ"
Sesungguhnya bersama kalian selalu ada malaikat-malaikat yang tidak pernah
berpisah dengan kalian, terkecuali di saat kalian sedang berada di kakus dan
ketika kalian sedang bersetubuh, maka malulah kalian kepada mereka dan
hormatilah mereka.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan
makna firman-Nya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah
(Ar-Ra'd: 11) Yang bergiliran dari Allah adalah para malaikat-Nya.
Ikrimah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman
Allah Swt.: mereka menjaganya atas perintah Allah. (Ar-Ra'd: 11) Para
malaikat itu ditugaskan untuk menjaganya di depan dan di belakangnya. Apabila
takdir Allah telah memutuskan sesuatu terhadap hamba yang bersangkutan, maka
para malaikat itu menjauh darinya.
Mujahid mengatakan bahwa tiada seorang hamba pun melainkan ada malaikat yang
ditugaskan untuk menjaganya di saat ia tidur dan di saat ia terbangun, yakni
menjaganya dari kejahatan jin, manusia, dan hewan buas. Tiada sesuatu pun dari
makhluk itu yang datang kepada hamba yang bersangkutan dengan tujuan untuk
memudaratkannya, melainkan malaikat penjaga itu berkata kepadanya, "Pergilah ke
belakangmu!" Kecuali apabila ada sesuatu yang ditakdirkan oleh Allah, maka
barulah dapat mengenainya.
As-Sauri telah meriwayatkan dari Habib ibnu Abu Sabit, dari Sa'id ibnu
Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Bagi manusia ada
malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya. (Ar-Ra'd: 11) Bahwa yang dimaksud adalah seorang raja dari
kalangan para raja di dunia ini, ia mempunyai penjagaan yang berlapis-lapis di
sekelilingnya.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna
firman-Nya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya. (Ar-Ra'd: 11) Yakni
pejabat yang diangkat oleh sultan selalu dikawal oleh penjaga.
Sehubungan dengan tafsir ayat ini Ikrimah mengatakan bahwa mereka adalah para
amir yang dikawal oleh para penjaga di depan dan di belakangnya. Ad-Dahhak
mengatakan, yang dimaksud adalah sultan (penguasa) yang dijaga atas perintah
Allah, padahal penguasa-penguasa itu adalah orang-orang musyrik.
Makna lahiriah ayat ini —hanya Allah yang lebih mengetahui— bahwa yang
dimaksud oleh Ibnu Abbas, Ikrimah, dan Ad-Dahhak dalam ungkapannya masing-masing
menunjukkan bahwa penjagaan para malaikat kepada setiap hamba Allah menyerupai
penjagaan para pengawal kepada raja dan amir mereka.
Imam Abu Ja'far ibnu Jarir sehubungan dengan hal ini telah meriwayatkan
sebuah hadis garib. Ia mengatakan:
حَدَّثَنِي
الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ عَبْدِ السَّلَامِ بْنِ صَالِحٍ
الْقُشَيْرِيُّ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ جَرِيرٍ، عَنْ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ،
عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جَعْفَرٍ، عَنْ كِنَانَةَ الْعَدَوِيِّ قَالَ: دَخَلَ
عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَخْبِرْنِي عَنِ الْعَبْدِ، كَمْ مَعَهُ مَنْ
مَلَكٍ ؟ فَقَالَ: "مَلَكٌ عَلَى يَمِينِكَ عَلَى حَسَنَاتِكَ، وَهُوَ آمِرٌ عَلَى
الَّذِي عَلَى الشِّمَالِ، إِذَا عَمِلْتَ حَسَنَةً كُتِبَتْ عَشْرًا، فَإِذَا
عَمِلْتَ سَيِّئَةً قَالَ الَّذِي عَلَى الشِّمَالِ لِلَّذِي عَلَى الْيَمِينِ:
أَكْتُبُ؟ قَالَ: لَا لَعَلَّهُ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَيَتُوبُ. فَإِذَا قَالَ
ثلاثا قال: نَعَمْ،
اكْتُبْ أَرَاحَنَا اللَّهُ مِنْهُ، فَبِئْسَ الْقَرِينُ. مَا أَقَلَّ
مُرَاقَبَتَهُ لِلَّهِ وَأَقَلَّ اسْتِحْيَاءَهُ مِنَّا". يَقُولُ اللَّهُ: {مَا
يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ} [ق: 18] وَمَلَكَانِ مِنْ
بَيْنِ يَدَيْكَ وَمَنْ خَلْفِكَ، يَقُولُ اللَّهُ: {لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ
يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ} وَمَلَكٌ قَابِضٌ
عَلَى نَاصِيَتِكَ، فَإِذَا تَوَاضَعْتَ لِلَّهِ رَفَعَكَ، وَإِذَا تَجَبَّرْتَ
عَلَى اللَّهِ قَصَمَكَ، وَمَلَكَانِ عَلَى شَفَتَيْكَ، لَيْسَ يَحْفَظَانِ
عَلَيْكَ إِلَّا الصَّلَاةَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
وَمَلَكٌ قَائِمٌ عَلَى فِيكَ لَا يَدَع الْحَيَّةَ أَنَّ تَدَخُلَ فِي فِيكَ،
وَمَلَكَانِ عَلَى عَيْنَيْكَ فَهَؤُلَاءِ عَشْرَةُ أَمْلَاكٍ عَلَى كُلِّ آدَمِيٍّ
يَنْزِلُونَ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ عَلَى مَلَائِكَةِ النَّهَارِ؛ لِأَنَّ
مَلَائِكَةَ اللَّيْلِ سِوَى مَلَائِكَةِ النَّهَارِ، فَهَؤُلَاءِ عِشْرُونَ
مَلَكًا عَلَى كُلِّ آدَمِيٍّ وَإِبْلِيسُ بِالنَّهَارِ وَوَلَدُهُ
بِاللَّيْلِ"
telah menceritakan kepadaku Al-Musanna, telah menceritakan kepada kami
Ibrahim ibnu Abdus Salam ibnu Saleh Al-Qusyairi, telah menceritakan kepada kami
Ali ibnu Jarir. dari Hammad ibnu Salamah, dari Abdul Humaid ibnu Ja'far, dari
Kinanah Al-Adawi yang mengatakan bahwa Usman ibnu Affan masuk ke dalam rumah
Rasulullah Saw., lalu ia bertanya, "Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepadaku
tentang seorang hamba, ada berapa malaikatkah yang selalu menyertainya?"
Rasulullah Saw. bersabda, "Seorang malaikat berada di sebelah kananmu yang
mencatat amal baikmu, ia adalah kepala (pemimpin) dari malaikat yang ada di
sebelah kirimu. Apabila kamu melakukan suatu kebaikan, maka dicatatkan sepuluh
kebaikan; dan apabila kamu mengerjakan suatu keburukan (dosa), maka malaikat
yang ada di sebelah kirimu berkata kepada malaikat yang ada di sebelah kananmu,
' Bolehkah aku mencatatnya?' Malaikat yang di sebelah kanan menjawab, 'Jangan,
barangkali dia memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya.' Malaikat
yang ada di sebelah kiri meminta izin kepada yang ada di sebelah kanan sebanyak
tiga kali. Dan apabila dia telah meminta izin sebanyak tiga kali, maka barulah
malaikat yang di sebelah kanan berkata, 'Catatlah, semoga Allah membebaskan kita
darinya. Seburuk-buruk orang yang kita temani adalah orang yang sedikit perasaan
muraqabah-nya (diawasi oleh Allah) dan sedikit malunya terhadap kita.'
Allah Swt. berfirman: 'Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya
melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. '(Qaf: 18)
Ada dua malaikat lagi, yang seorang berada di hadapanmu, dan yang seorang
lagi berada di belakangmu. Allah Swt. berfirman: 'Bagi manusia ada
malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya.' (Ar-Ra'd: 11), hingga akhir ayat. Ada malaikat yang
memegang ubun-ubunmu. Apabila kamu merendahkan diri karena Allah, maka malaikat
itu mengangkatmu; dan apabila kamu berlaku congkak, maka malaikat itu
membenamkanmu. Ada dua malaikat yang berada di kedua bibirmu, keduanya tidak
menjagamu selain bila kamu membaca salawat untuk Nabi Muhammad Saw. Dan seorang
malaikat yang menjaga mulutmu, dia tidak akan membiarkan mulutmu dimasuki oleh
ular. Dan dua malaikat lagi yang ada di kedua matamu, seluruhnya ada sepuluh
malaikat untuk tiap-tiap manusia. Malaikat-malaikat yang bertugas di malam hari
turun untuk menggantikan malaikat-malaikat yang bertugas di siang hari, karena
malaikat malam hari lain dengan malaikat siang hari, mereka berjumlah dua puluh
malaikat untuk setiap manusia. Sedangkan iblis bekerja di siang hari dan anaknya
bekerja di malam hari."
Imam Ahmad rahimahullah mengatakan:
حَدَّثَنَا
أَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنِي مَنْصُورٍ، عَنْ سَالِمِ
بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا
وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنَ الْجِنِّ وَقَرِينُهُ مِنَ الْمَلَائِكَةِ".
قَالُوا: وَإِيَّاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: "وَإِيَّايَ، وَلَكِنْ أَعَانَنِي
اللَّهُ عَلَيْهِ (4) فَلَا يَأْمُرُنِي إِلَّا بِخَيْرٍ".
telah menceritakan kepada kami Aswad ibnu Amir, telah menceritakan kepada
kami Sufyan, telah menceritakan kepadaku Mansur, dari Salim ibnu Abul Ja'd, dari
ayahnya, dari Abdullah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"Tiada seorang pun di antara kalian melainkan telah ditugaskan untuk
menemaninya teman dari jin dan teman dari malaikat.” Mereka bertanya, "Juga
engkau, wahai Rasulullah?” Rasulullah Saw. menjawab, "Juga diriku ini, tetapi
Allah menolongku terhadap gangguannya. Karena itu, tiadalah menganjurkan
kepadaku kecuali hanya kebaikan belaka.”
Hadis diriwayatkan oleh Imam Muslim secara munfarid (menyendiri).
*******************
Firman Allah Swt.:
{يَحْفَظُونَهُ
مِنْ أَمْرِ اللَّهِ}
mereka menjaganya atas perintah Allah. (Ar-Ra'd: 11)
Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah mereka menjaganya atas
perintah dari Allah Swt. Demikianlah menurut riwayat Ali ibnu Abu Talhah dan
lain-lainnya, dari Ibnu Abbas. Pendapat ini dipegang oleh Mujahid, Sa'id ibnu
Jubair, Ibrahim An-Nakha'i, dan lain-lainnya.
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: mereka
menjaganya atas perintah Allah. (Ar-Ra'd: 11) Menurut sebagian qiraat, ada
yang membacanya dengan bacaan berikut: Yahfazunahu biamrillah, yakni
mereka menjaganya dengan perintah Allah.'
Ka'bul Ahbar mengatakan, "Seandainya tampak bagi anak Adam semua kemudahan
dan semua kesulitan, tentulah ia akan melihat segala sesuatu dari hal tersebut
sebagai sesuatu yang meyakinkannya. Sekiranya Allah tidak menugaskan
malaikat-malaikat untuk menjaga kalian dalam makanan, minuman, serta aurat
kalian, niscaya kalian akan binasa."
Abu Umamah mengatakan bahwa tiada seorang anak Adam pun melainkan ditemani
oleh malaikat yang menjaganya hingga ia menyerahkannya kepada apa yang telah
ditakdirkan bagi anak Adam yang bersangkutan.
Abu Mijlaz mengatakan bahwa seorang lelaki dari Bani Murad datang kepada Ali
r.a. yang sedang salat, lalu lelaki itu berkata, "Hati-hatilah engkau, karena
sesungguhnya ada sejumlah orang dari Bani Murad yang ingin membunuhmu." Maka Ali
r.a. menjawab, "Sesungguhnya setiap orang lelaki selalu ditemani oleh dua
malaikat yang menjaganya dari hal-hal yang tidak ditakdirkan untuknya. Apabila
takdir telah datang untuknya, maka kedua malaikat itu menjauh darinya.
Sesungguhnya ajal itu adalah benteng yang sangat kuat."
Sebagian ulama tafsir mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
mereka menjaganya atas perintah Allah. (Ar-Ra'd: 11) Yakni berdasarkan
perintah dari Allah Swt. Seperti yang disebutkan di dalam hadis, bahwa mereka
(para sahabat) bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah pendapatmu tentang
ruqyah (pengobatan memakai jampi) yang biasa kita gunakan? Apakah ia
dapat menolak sesuatu dari takdir Allah?" Rasulullah Saw. menjawab melalui
sabdanya:
"هِيَ
مَنْ قَدَر الله"
Ruayah itu sendiri termasuk bagian dari takdir Allah.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Asyaj,
telah menceritakan kepada kami Hafs ibnu Gayyas, dari Asy'as, dari Jahm, dari
Ibrahim yang mengatakan bahwa Allah pernah memerintahkan kepada salah seorang
nabi dari kalangan kaum Bani Israil, "Hendaklah kamu katakan kepada kaummu bahwa
tidak ada suatu penduduk kota pun —dan tidak ada penghuni suatu ahli bait pun—
yang tadinya berada dalam ketaatan kepada Allah, lalu mereka berpaling dari
ketaatan dan mengerjakan maksiat kepada Allah, melainkan Allah memalingkan dari
mereka hal-hal yang mereka sukai, kemudian menggantikannya dengan hal-hal yang
tidak mereka sukai." Selanjutnya Jahm ibnu Ibrahim mengatakan bahwa bukti
kebenaran ini dalam Kitabullah (Al-Qur'an) ialah firman Allah Swt. yang
mengatakan: Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Ar-Ra'd: 11)
Hal ini disebutkan dalam suatu hadis yang berpredikat marfu.
Abul-Hafiz Muhammad ibnu Usman ibnu Abu Syaibah mengatakan dalam kitabnya
yang berjudul Sifatul 'Arsy:
حَدَّثَنَا
الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ، حَدَّثَنَا الْهَيْثَمُ بْنُ الْأَشْعَثِ السُّلَمِيُّ،
حَدَّثَنَا أَبُو حَنِيفَةَ الْيَمَامِيُّ الْأَنْصَارِيُّ، عَنْ عُمَيْرِ بْنِ
عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: خَطَبَنَا عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ عَلَى مِنْبَرِ
الْكُوفَةِ، قَالَ: كُنْتُ إِذَا سكتُّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ابْتَدَأَنِي، وَإِذَا سَأَلْتُهُ عَنِ الْخَبَرِ أَنْبَأَنِي،
وَإِنَّهُ حَدَّثَنِي عَنْ رَبِّهِ، عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ: "قَالَ الرَّبُّ:
وَعِزَّتِي وَجَلَالِي، وَارْتِفَاعِي فَوْقَ عَرْشِي، مَا مِنْ أَهْلِ قَرْيَةٍ
وَلَا أَهْلِ بَيْتٍ كَانُوا عَلَى مَا كرهتُ مِنْ مَعْصِيَتِي، ثُمَّ تَحَوَّلُوا
عَنْهَا إِلَى مَا أَحْبَبْتُ مِنْ طَاعَتِي، إِلَّا تَحَوَّلْتُ لَهُمْ عَمَّا
يَكْرَهُونَ مِنْ عَذَابِي إِلَى مَا يُحِبُّونَ مِنْ رَحْمَتِي"
Telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Ali, telah menceritakan kepada
kami Al-Haisam ibnul Asy'as As-Sulami, telah menceritakan kepada kami Abu
Hanifah Al-Yamani Al-Ansari, dari Umair ibnu Abdul Malik yang menceritakan bahwa
Khalifah Ali ibnu Abu Talib berkhotbah kepada kami di atas mimbar Kufah. Antara
lain ia mengatakan, "Apabila aku berdiam diri tidak berbicara kepada Rasulullah
Saw., maka beliaulah yang memulainya kepadaku; dan apabila aku menanyakan suatu
berita kepadanya, dia menceritakannya kepadaku. Dan dia menceritakan kepadaku
suatu hadis dari Allah Swt. yang menyebutkan: Tuhan berfirman, 'Demi
Kemuliaan, Keagungan, dan Ketinggian-Ku di atas 'Arasy; tiada suatu
(penduduk) kota pun, dan tiada pula suatu ahli bait pun yang tadinya
mengerjakan hal yang Aku benci yaitu berbuat durhaka terhadap-Ku, kemudian
mereka berpaling dari perbuatan durhaka itu menuju kepada perbuatan yang Aku
sukai, yaitu taat kepada-Ku, melainkan Aku palingkan dari mereka hal yang tidak
mereka sukai, yaitu azab-Ku; dan Aku berikan kepada mereka hal yang mereka
sukai, yaitu rahmat-Ku'.”
Hadis berpredikat garib, di dalam sanadnya terdapat nama orang yang
tidak kukenal.