Tafsir Surat Al-Kahfi, ayat 97-99
{فَمَا
اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا (97) قَالَ هَذَا
رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّي فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ وَكَانَ
وَعْدُ رَبِّي حَقًّا (98) وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا (99) }
Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka
tidak bisa (pula) melubanginya.
Zulqarnain berkata: "(dinding) ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka
apabila sudah datang janji Tuhanku. Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan
janji Tuhanku itu adalah benar.” Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk
antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami
kumpulkan mereka itu semuanya,
Allah Swt. menceritakan tentang Ya-juj dan Ma-juj, bahwa sesungguhnya mereka
tidak mampu naik ke atas bendungan (dinding) itu, tidak mampu pula melubangi
bawahnya, maka masing-masing diungkapkan dengan bahasa yang sesuai dengan
maknanya. Lalu disebutkanlah oleh firman-Nya:
{فَمَا
اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا}
Maka mereka tidak dapat mendakinya dan mereka tidak dapat (pula)
melubanginya. (Al-Kahfi: 97)
Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak mampu melubangi dan tidak dapat
berbuat sesuatu pun terhadap dinding itu.
Adapun mengenai hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, bahwa:
حَدَّثَنَا
رُوحٌ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَة، عَنْ قَتَادَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو
رَافِعٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ لَيَحْفِرُونَ السَّدَّ كُلَّ
يَوْمٍ، حَتَّى إِذَا كَادُوا يَرَوْنَ شُعَاعَ الشَّمْسِ قَالَ الَّذِي
عَلَيْهِمْ: ارْجِعُوا فَسَتَحْفِرُونَهُ غَدًا فَيَعُودُونَ إِلَيْهِ كَأَشَدِّ
مَا كَانَ، حَتَّى إِذَا بَلَّغَتْ مُدَّتُهُمْ وَأَرَادَ اللَّهُ أَنْ
يَبْعَثَهُمْ عَلَى النَّاسِ [حَفَرُوا حَتَّى إِذَا كَادُوا يَرَوْنَ شُعَاعَ
الشَّمْسِ] قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ: ارْجِعُوا فَسَتَحْفِرُونَهُ غَدًا إِنْ
شَاءَ اللَّهُ. وَيَسْتَثْنِي، فَيَعُودُونَ إِلَيْهِ وَهُوَ كَهَيْئَتِهِ حِينَ
تَرَكُوهُ، فَيَحْفِرُونَهُ وَيَخْرُجُونَ عَلَى النَّاسِ، فَيُنَشِّفُونَ
الْمِيَاهَ، وَيَتَحَصَّنُ النَّاسُ مِنْهُمْ فِي حُصُونِهِمْ، فَيَرْمُونَ
بِسِهَامِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ، [فَتَرْجِعُ وَعَلَيْهَا هَيْئَةُ الدَّمِ،
فَيَقُولُونَ: قَهَرْنَا أَهْلَ الْأَرْضِ وَعَلَوْنَا أَهْلَ السَّمَاءِ].
فَيَبْعَثُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ نَغَفًا فِي أَقْفَائِهِمْ، فَيَقْتُلُهُمْ بِهَا.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "وَالَّذِي نَفْسِي
بِيَدِهِ، إِنَّ دَوَابَّ الْأَرْضِ لَتَسْمَنُ، وَتَشْكُرُ شُكْرًا مِنْ
لُحُومِهِمْ وَدِمَائِهِمْ"
telah menceritakan kepada kami Ruh, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu
Abu Arubah, dari Qatadah, telah menceritakan kepada kami Abu Rafi', dari Abu
Hurairah, dari Rasulullah Saw. yang mengatakan: bahwa sesungguhnya Ya-juj dan
Ma-juj benar-benar menggali bendungan itu setiap malam, manakala mereka hampir
menembusnya, terbitlahlah sinar matahari, pemimpin mereka berkata, "Marilah kita
pulang, besok kita lanjutkan lagi galian ini." Akan tetapi, pada malam
berikutnya bendungan itu utuh kembali dan lebih kuat daripada semula. Mereka
terus melakukan hal itu, dan apabila Allah berkehendak mengeluarkan mereka ke
masyarakat manusia, dan mereka melihat sinar matahari, maka pemimpin mereka
berkata.”Marilah kita pulang, besok kita lanjutkan galian ini. Insya Allah.''
Ternyata mereka mengucapkan kalimat 'Insya Allah. Maka pada malam berikutnya
saat mereka kembali, ternyata mereka menjumpai hasil galiannya tetap ada seperti
saat mereka meninggalkannya. Lalu mereka menggalinya dan berhasil menjebol
bendungan itu, kemudian mereka menuju ke khalayak ramai manusia. Mereka
menghirup air sehingga kering, dan manusia berlindung dari serangan mereka di
benteng-bentengnya. Kemudian Ya-juj dan Ma-juj membidikkan anak-anak panah
mereka ke arah langit, lalu anak-anak panah mereka jatuh kembali dengan membawa
cairan seperti darah. Maka mereka berkata, "Kita berhasil mengalahkan bumi dan
menang atas penduduk langit." Maka Allah menimpakan penyakit di leher-leher
mereka berupa ulat, sehingga ulat-ulat itu membunuh mereka semua.
Selanjutnya Rasulullah Saw. bersabda: Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di
dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya hewan-hewan di bumi benar-benar
menjadi gemuk-gemuk dan hidup senang karena daging dan darah bangkai Ya-uij dan
Ma-juj.
Imam Ahmad telah meriwayatkannya pula dari Hasan Ibnu Musa Al-Asyhab, dari
Sufyan, dari Qatadah dengan sanad yang sama.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Azhar ibnu Marwan, dari
Abdul A'la, dari Sa'id ibnu Abu Arubah, dari Qatadah yang menceritakan bahwa Abu
Rafi' pernah menceritakan hadis ini.
Imam Turmuzi mengetengahkannya melalui hadis Abu Uwwanah, dari Qatadah.
Kemudian ia mengatakan bahwa hadis ini garib, tidak dikenal melainkan
hanya dari jalur ini, sanadnya jayyid lagi kuat. Akan tetapi, matan
(teks) hadis mengandung keganjilan dalam predikat marfu'-nya, karena
makna lahiriah ayat menunjukkan bahwa Ya-juj dan Ma-juj tidak mampu menaikinya
dan tidak mampu pula melubanginya, mengingat kerasnya bendungan itu serta
kekuatan dan kekokohannya.
Akan tetapi, hal yang semisal telah diriwayatkan oleh Ka'bul Ahbar, bahwa
Ya-juj dan Ma-juj sebelum keluarnya mendatangi bendungan itu lalu
menggerogotinya hingga tiada yang tersisa dari tembok bendungan itu kecuali
hanya sedikit. Kemudian mereka berkata, "Besok kita buka bendungan ini." Pada
keesokan harinya mereka datang ke bendungan itu yang ternyata telah kembali
seperti sediakala dalam keadaan utuh. Kemudian mereka menggerogotinya lagi,
hingga tiada yang tersisa kecuali hanya sedikit, lalu mereka mengatakan hal yang
sama. Dan pada keesokan harinya mereka menjumpai bendungan itu seperti
sediakala. Maka mereka kembali menggerogotinya dan mengatakan, "Besok kita
lanjutkan lagi pekerjaan ini." Hanya kali ini mereka sadar dan akhirnya mereka
mengucapkan kalimat 'Insya Allah'. Ternyata pada keesokan harinya mereka
menjumpai bendungan itu dalam keadaan seperti yang mereka tinggalkan. Akhirnya
mereka berhasil membukanya.
Ini merupakan suatu bukti dan barangkali Abu Hurairah menerima kisah ini dari
Ka'b karena dia sering duduk bersamanya dan mendengarkan kisah-kisahnya. Lalu
Abu Hurairah mengetengahkan kisah ini, sehingga sebagian perawi menduga bahwa
hadis ini berpredikat marfu’. Hanya Allah-lah yang lebih
mengetahui kebenarannya.
Bukti yang memperkuat pendapat kita yang menyatakan bahwa Ya-juj dan Ma-juj
tidak dapat menjebol bendungan itu dan tidak dapat pula melubangi suatu bagian
pun darinya, dan bahwa hadis tadi diragukan predikat marfu'-nya, adalah
adanya ucapan Imam Ahmad dalam hadis lainnya.
Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Az-Zuhri, dari
Urwah, dari Zainab binti Abu Salamah, dari Habibah binti Ummu Habibah binti Abu
Sufyan dari ibunya (Ummu Habibah), dari Zainab binti Jahsy (istri Nabi Saw.).
Sufyan mengatakan bahwa hadis ini diriwayatkan oleh empat orang wanita. Zainab
binti Jahsy menceritakan bahwa Nabi Saw. bangun dari tidurnya dalam keadaan
berwajah merah, lalu bersabda:
"لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ! وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدِ اقْتَرَبَ! فُتِحَ
الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِثْلُ هَذَا". وحَلَّق. قُلْتُ: يَا
رَسُولَ اللَّهِ، أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ؟ قَالَ: "نَعَمْ إِذَا كَثُرَ
الْخَبَثُ"
"Tidakada Tuhan selain Allah, celakalah orang-orang Arab, karena keburukan
yang sudah dekat. Pada hari ini telah terbuka sebagian dari bendungan (yang
menyekap) Ya-juj dan Ma-juj selebar ini, "seraya memperagakannya. Saya
bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kita binasa, sedangkan di kalangan kita
terdapat orang-orang yang saleh?” Rasulullah Saw. menjawab, "Ya, bila telah
banyak kekacauan.”
Hadis ini sahih, Imam Bukhari dan Imam Muslim telah sepakat dengan
hadis ini dalam pengetengahannya melalui riwayat Az-Zuhri. Akan tetapi, di dalam
riwayat Imam Bukhari tidak disebutkan Habibah, dan hanya di dalam riwayat Imam
Muslim yang disebutkan. Di dalam hadis ini terdapat banyak hal yang jarang
terjadi dalam isnad-nya. Antara lain ialah riwayat Az-Zuhri dari Urwah,
padahal kedua-duanya adalah Tabi'in. Hal yang jarang lainnya ialah di dalam
sanad hadis ini terdapat empat orang wanita yang sebagian darinya meriwayatkan
hadis ini dari sebagian yang lainnya, kemudian mereka semua adalah sahabat. Dua
orang wanita di antaranya adalah anak tiri Nabi Saw., sedangkan dua wanita
lainnya adalah istri-istri Nabi Saw.
Hal yang semisal telah diriwayatkan dari Abu Hurairah pula.
فَقَالَ
الْبَزَّارُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَرْزُوقٍ، حَدَّثَنَا مُؤمَّل بْنُ
إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ، عَنِ ابْنِ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ:
"فُتِح الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِثْلُ هَذَا" وَعَقَدَ
التِّسْعِينَ.
Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Marzuq,
telah menceritakan kepada kami Muammal ibnu Ismail, telah menceritakan kepada
kami Wahb, dari Ibnu Tawus, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang
telah bersabda: Pada hari ini telah dibuka sebagian dari bendungan Ya-juj dan
Ma-juj selebar ini. Lalu Nabi Saw. mengisyaratkan dengan (jari-jari)
tangannya menunjukkan bilangan sembilan puluh sembilan.'
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadis ini melalui Wahb dengan
sanad yang sama.
*******************
Firman Allah Swt.:
{قَالَ
هَذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّي}
Zulqarnain berkata, "(bendungan) ini adalah rahmat dari Tuhanku.”
(Al-Kahfi: 98)
Zulqarnain setelah membangun bendungan (dinding) itu berkata: (bendungan)
ini adalah rahmat Tuhanku. (Al-Kahfi: 98) buat umat manusia, karena
bendungan tersebut mendindingi antara mereka (manusia) dengan Ya-juj dan Ma-juj,
sehingga Ya-juj dan Ma-juj tidak dapat mengacau dan merusak bumi (tempat manusia
tinggal).
{فَإِذَا
جَاءَ وَعْدُ رَبِّي}
maka bila telah datang janji Tuhanku. (Al-Kahfi: 98)
maksudnya apabila telah dekat janji yang benar, yakni hari kiamat.
{جَعَلَهُ
دَكَّاءَ}
Dia akan menjadikannya hancur luluh. (Al-Kahfi: 98)
Yakni rata dengan tanah. Orang-orang Arab mengatakan sehubungan dengan makna
dakka, bahwa naqatun dakka' artinya unta yang tidak ada punuk pada
punggungnya sehingga punggungnya rata. Allah Swt. telah berfirman dalam ayat
lain:
{فَلَمَّا
تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا}
Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung
itu hancur luluh. (Al-A'raf: 143)
Yaitu rata dengan tanah.
Ikrimah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: maka apabila
sudah datang janji Tuhanku. Dia akan menjadikannya hancur luluh. (Al-Kahfi:
98) Maksudnya, menjadi jalan seperti semula sebelum dibangun dinding itu. dan
janji Tuhanku adalah benar. (Al-Kahfi: 98) Yakni pasti terjadi.
*******************
Firman Allah Swt.:
وَتَرَكْنَا
بَعْضَهُمْ
Kami biarkan sebagian dari mereka. (Al-Kahfi: 99)
Yaitu sebagian dari manusia.
يَوْمَئِذٍ
di hari itu. (Al-Kahfi: 99)
Yakni pada hari hancurnya bendungan itu, lalu Ya-juj dan Ma-juj keluar dari
dinding itu menuju ke dunia manusia, maka Ya-juj dan Ma-juj datang bergelombang
menyerang manusia dengan menimbulkan kerusakan pada harta benda dan
menghancurkan segala sesuatu yang dimiliki manusia.
Hal yang sama telah dikatakan oleh As-Saddi sehubungan dengan makna
firman-Nya: Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan
yang lain. (Al-Kahfi: 99) Demikian itu terjadi ketika Ya-juj dan Ma-juj
keluar menuju ke dunia manusia. Hal ini terjadi sebelum hari kiamat dan sesudah
peristiwa Dajjal, seperti yang akan dijelaskan nanti dalam tafsir firman Allah
Swt. yang mengatakan:
{حَتَّى
إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ *
وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ}
Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj, dan mereka
turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah
kedatangan janji yang benar (hari berbangkit). (Al-Anbiya: 96-97)
Dalam ayat ini disebutkan oleh firman-Nya:
{وَتَرَكْنَا
بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ}
Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang
lain. (Al-Kahfi: 99)
Bahwa hal ini merupakan permulaan hari kiamat,
{وَنُفِخَ
فِي الصُّورِ}
kemudian ditiup lagi sangkakala. (Al-Kahfi: 99)
Yakni sesudah peristiwa itu.
{فَجَمَعْنَاهُمْ
جَمْعًا}
lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya. (Al-Kahfi: 99)
Ulama lainnya berpendapat sehubungan dengan makna firman-Nya: Kami
biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lainnya.
(Al-Kahfi: 99) Bahwa hal ini menceritakan tentang jin dan manusia pada hari
kiamat nanti, mereka bercampur aduk dengan yang lainnya menjadi satu.
Ibnu Jarir telah meriwayatkan dari Muhammad ibnu Humaid, dari Ya'qub
Al-Qummi, dari Harun ibnu Antrah, dari seorang guru dari kalangan Bani Fazzarah
sehubungan dengan makna firman-Nya: Kami biarkan mereka di hari itu bercampur
aduk antara satu dengan yang lain. (Al-Kahfi: 99) Bahwa apabila jin dan
manusia bercampur aduk menjadi satu, iblis berkata, "Aku akan mencari berita
tentang perkara ini buat kalian." Maka iblis pergi ke arah timur, ia menjumpai
para malaikat telah menghadangnya. Kemudian iblis pergi ke arah barat, maka ia
menjumpai para malaikat yang telah menjaga bumi kawasan itu. Iblis berkata,
"Tidak ada jalan." Lalu ia pergi ke arah kanan dan kiri sampai ke ujung dunia,
maka ia menjumpai para malaikat menjaganya, hingga iblis berkata, "Tidak ada
jalan bagiku." Ketika iblis dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba di tengah jalan
muncul sesuatu seperti jaring, maka jaring itu menangkap iblis dan keturunannya.
Ketika iblis dan keturunannya telah masuk ke dalam perangkap itu, tiba-tiba
neraka bergejolak, dari dalamnya Allah mengeluarkan salah seorang malaikat
penjaganya. Malaikat itu berkata.”Hai iblis, bukankah dahulu kamu mempunyai
kedudukan di sisi Tuhanmu, bukankah kamu dahulu tinggal di dalam surga?" Iblis
menjawab, "'Hari ini bukanlah hari celaan. Seandainya Allah memfardukan kepada
diriku suatu kewajiban, niscaya aku akan menyembah-Nya dalam menunaikan
kewajiban itu dengan amal ibadah yang belum pernah dilakukan oleh siapa pun
semisalnya dari kalangan makhluk-Nya." Malaikat penjaga neraka itu berkata,
"Sesungguhnya Allah telah memfardukan kepadamu suatu kewajiban' Iblis bertanya,
"kewajiban apakah itu?" Malaikat menjawab, "Allah memerintahkan kepadamu agar
masuk neraka." Maka malaikat itu mengibaskan sayapnya kepada iblis dan
keturunannya, sehingga iblis dan keturunannya terlempar ke dalam neraka. Saat
itu neraka bergemuruh menggelegar dengan suara yang dahsyat; tiada seorang
malaikat terdekat, dan tiada seorang nabi yang diutus pun melainkan terduduk
bersideku di atas lututnya (karena ketakutan).
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim melalui hadis Ya'qub
Al-Qummi dengan sanad yang sama. Kemudian ia meriwayatkannya pula melalui jalur
lain, dari Ya'qub, dari Harun, dari Antrah, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas
sehubungan dengan makna firman-Nya: Kami biarkan mereka di hari itu bercampur
aduk antara satu dengan yang lain. (Al-Kahfi: 99) Bahwa makna yang dimaksud
ialah jin dan manusia bercampur aduk antara satu dengan yang lainnya, menjadi
satu.
قَالَ
الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْعَبَّاسِ
الْأَصْفَهَانِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو مَسْعُودٍ أَحْمَدُ بْنُ الْفُرَاتِ،
حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ، حَدَّثَنَا الْمُغِيرَةُ بْنُ مُسْلِمٍ،
عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ وَهْبِ بْنِ جَابِرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
عَمْرٍو، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ
يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِنْ وَلَدِ آدَمَ، وَلَوْ أُرْسِلُوا لَأَفْسَدُوا عَلَى
النَّاسِ مَعَايِشَهُمْ، وَلَنْ يَمُوتَ مِنْهُمْ رَجُلٌ إِلَّا تَرَكَ مِنْ
ذُرِّيَّتِهِ أَلْفًا فَصَاعِدًا، وَإِنَّ مِنْ وَرَائِهِمْ ثَلَاثَ أُمَمٍ:
تَاوِيلَ، وَتَايَسَ وَمَنْسَكَ"
Imam Tabrani mengatakan telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Muhammad
ibnul Abbas Al-Asbahani, telah menceritakan kepada kami Abu Mas'ud Ahmad ibnul
Furat, telah menceritakan kepada kami Abu Daud At-Tayalisi, telah menceritakan
kepada kami Al-Mugirah ibnu Muslim, dari Abu Ishaq, dari Wahb ibnu Jabir, dari
Abdullah ibnu Amr, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Sesungguhnya Ya-juj
dan Ma-juj dari keturunan Adam. Seandainya mereka dilepas, tentulah mereka akan
membuat kerusakan di kalangan manusia terhadap penghidupannya. Tiada seorang pun
dari mereka mati melainkan meninggalkan keturunannya dalam jumlah seribu atau
lebih. Dan sesungguhnya di belakang mereka terdapat tiga umat (golongan),
yaitu Tawil, Tayis, dan Mansak.
Hadis ini berpredikat garib, bahkan munkar lagi daif.
Imam Nasai telah meriwayatkan melalui hadis Syu'bah, dari An-Nu'man ibnu
Salim, dari Amr ibnu Aus, dari ayahnya, dari kakeknya (yaitu Aus ibnu Abu Aus)
secara marfu':
"إِنَّ
يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ لَهُمْ نِسَاءٌ، يُجَامِعُونَ مَا شاؤوا، وشجر يلقحون ما
شاؤوا، وَلَا يَمُوتُ مِنْهُمْ رَجُلٌ إِلَّا تَرَكَ مِنْ ذُرِّيَّتِهِ أَلْفًا
فَصَاعِدًا"
Sesungguhnya Ya-juj dan Ma-juj mempunyai kaum wanita yang mereka setubuhi
sesukanya, dan mempunyai pepohonan yang mereka cangkokkan menurut apa yang
mereka sukai. Tidaklah mati seseorang dari mereka melainkan meninggalkan
keturunannya sebanyak seribu lebih.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَنُفِخَ
فِي الصُّورِ}
Kemudian ditiup lagi sangkakala. (Al-Kahfi: 99)
As-Sur atau sangkakala seperti apa yang disebutkan di dalam hadis
berupa terompet yang berbentuk tanduk, dan yang ditugaskan untuk meniupnya ialah
Malaikat Israfil a.s. hadis-hadis yang menerangkan hal ini cukup banyak,
sebagian darinya telah disebutkan, antara lain ialah sebuah hadis dari Atiyyah,
dari Ibnu Abbas dari Abu Sa'id secara marfu' menyebutkan:
"كَيْفَ
أَنْعَمُ، وَصَاحِبُ القَرْن قَدِ الْتَقَمَ القَرْن، وَحَنَى جَبْهَتَهُ
وَاسْتَمَعَ مَتَى يُؤْمَرُ". قَالُوا: كَيْفَ نَقُولُ؟ قَالَ: "قُولُوا: حَسْبُنَا
اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا"
Mana mungkin saya merasa senang, sedangkan malaikat pemegang sangkakala
telah meletakkan sangkakalanya ke dalam mulutnya seraya mengernyitkan dahinya
menunggu perintah yang didengarnya. Lalu para sahabat bertanya," Maka apakah
yang harus kami ucapkan?". Rasulullah Saw. bersabda: Cukuplah Allah
(Penolong) bagi kita, Dia sebaik-baik Pelindung, hanya kepada Allah-lah
kita bertawakal.
*******************
Firman Allah Swt.:
{فَجَمَعْنَاهُمْ
جَمْعًا}
lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya. (Al-Kahfi: 99)
Yakni Kami hadirkan semuanya untuk perhitungan amal perbuatan. Seperti yang
disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{قُلْ
إِنَّ الأوَّلِينَ وَالآخِرِينَ لَمَجْمُوعُونَ إِلَى مِيقَاتِ يَوْمٍ
مَعْلُومٍ}
Katakanlah, "Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang
terkemudian benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang
dikenal.” (Al-Waqi'ah: 49-50)
{وَحَشَرْنَاهُمْ
فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا}
dan Kami kumpulkan seluruh manusia dan tidak Kami tinggalkan seseorang pun
dari mereka. (Al-Kahfi: 47)