Tafsir Surat Yusuf, ayat 30-34
{وَقَالَ
نِسْوَةٌ فِي الْمَدِينَةِ امْرَأَةُ الْعَزِيزِ تُرَاوِدُ فَتَاهَا عَنْ نَفْسِهِ
قَدْ شَغَفَهَا حُبًّا إِنَّا لَنَرَاهَا فِي ضَلالٍ مُبِينٍ (30) فَلَمَّا
سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ أَرْسَلَتْ إِلَيْهِنَّ وَأَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَأً
وَآتَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ سِكِّينًا وَقَالَتِ اخْرُجْ عَلَيْهِنَّ
فَلَمَّا رَأَيْنَهُ أَكْبَرْنَهُ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَاشَ
لِلَّهِ مَا هَذَا بَشَرًا إِنْ هَذَا إِلا مَلَكٌ كَرِيمٌ (31) قَالَتْ
فَذَلِكُنَّ الَّذِي لُمْتُنَّنِي فِيهِ وَلَقَدْ رَاوَدْتُهُ عَنْ نَفْسِهِ
فَاسْتَعْصَمَ وَلَئِنْ لَمْ يَفْعَلْ مَا آمُرُهُ لَيُسْجَنَنَّ وَلَيَكُونًا مِنَ
الصَّاغِرِينَ (32) قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي
إِلَيْهِ وَإِلا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِنَ
الْجَاهِلِينَ (33) فَاسْتَجَابَ لَهُ رَبُّهُ فَصَرَفَ عَنْهُ كَيْدَهُنَّ إِنَّهُ
هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (34) }
Dan wanita-wanita di kota itu berkata, "Istri
Al-Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujang itu
adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang
nyata.” Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka,
diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan
diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong
jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf), "Keluarlah
(tampakkanlah dirimu) kepada mereka'.” Maka tatkala wanita-wanita itu
melihatnya, mereka kagum kepada (keindahan rupa)nya, dan mereka melukai
(jari) tangannya dan berkata, "Mahasempurna Allah, ini bukanlah manusia.
Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia." Wanita itu berkata,
"Itulah dia orang yang kalian cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan
sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku),
tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak menaati apa yang aku
perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk
golongan orang-orang yang hina." Yusuf berkata, "Wahai Tuhanku, penjara lebih
aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau
hindarkan dariku tipu daya mereka, tentu aku cenderung untuk (memenuhi
keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.” Maka
Tuhannya memperkenankan doa Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya
mereka. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
Allah Swt. menceritakan bahwa kisah atau kejadian antara Yusuf dan istri
Al-Aziz tersebar ke seantero penduduk kota Mesir sehingga menjadi topik
pembicaraan mereka.
{وَقَالَ
نِسْوَةٌ فِي الْمَدِينَةِ}
Dan wanita-wanita di kota itu berkata. (Yusuf: 30)
Yang antara lain istri para pejabat dan orang-orang terkemuka kota itu.
Mereka memprotes tindakan istri Al-Aziz, karena Al-Aziz adalah seorang menteri
negeri itu; juga terhadap suaminya yang mendiamkan perbuatan itu.
{امْرَأَةُ
الْعَزِيزِ تُرَاوِدُ فَتَاهَا عَنْ نَفْسِهِ}
Istri Al-Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya
(kepadanya). (Yusuf: 30)
Artinya, dia berupaya menundukkan bujangnya untuk memenuhi keinginannya dan
menggoda bujangnya agar mau diajak serong dengannya.
{قَدْ
شَغَفَهَا حُبًّا}
sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam.
(Yusuf: 30)
Yakni cintanya kepada bujangnya itu sampai menutupi hatinya, hingga
membuatnya tergila-gila kepadanya. Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas,
bahwa syagaf artinya cinta yang memabukkan, diambil dari kata syagaf
yang artinya lapisan yang melindungi hati.
{إِنَّا
لَنَرَاهَا فِي ضَلالٍ مُبِينٍ}
Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata. (Yusuf:
30)
Dalam perbuatannya itu, yakni mencintai bujangnya dan menggodanya agar mau
berbuat mesum dengannya.
{فَلَمَّا
سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ}
Maka tatkala wanita itu mendengar cercaan mereka. (Yusuf: 31)
Yang dimaksud ialah perkataan mereka (kaum wanita) kepada sebagian dari
mereka, bahwa cinta telah membuat istri Al-Aziz mabuk kepayang.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, "Bahkan telah sampai kepada mereka berita
tentang ketampanan Yusuf, maka mereka ingin menyaksikannya. Lalu mereka
melontarkan kata-kata tersebut sebagai siasat agar mereka dapat menyaksikan dan
melihat dengan mata kepala mereka sendiri akan ketampanan Yusuf." Maka pada saat
itu istri Al-Aziz:
{أَرْسَلَتْ
إِلَيْهِنَّ}
mengundang mereka. (Yusuf: 31)
ke rumahnya dan menjamu mereka sebagai tamu-tamunya.
{وَأَعْتَدَتْ
لَهُنَّ مُتَّكَأً}
dan menyediakan bagi mereka tempat duduk. (Yusuf: 31)
Ibnu Abbas, Sa'id ibnu Jubair, Mujahid, Al-Hasan, As-Saddi, dan lain-lainnya
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan muttaka-an ialah tempat duduk
(majelis) yang berhamparkan permadani dilengkapi dengan bantal-bantal, lalu
padanya terdapat hidangan yang harus dikupas dengan pisau, seperti buah lemon
dan lain-lainnya. Karena itulah disebutkan dalam firman-Nya:
{وَآتَتْ
كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ سِكِّينًا}
dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau. (Yusuf:
31)
Hal ini merupakan siasat dan tipu muslihat wanita itu untuk membalas cercaan
mereka terhadap dirinya, yaitu dengan memperlihatkan Yusuf kepada mereka.
{وَقَالَتِ
اخْرُجْ عَلَيْهِنَّ}
kemudian dia berkata (kepada Yusuf), "Keluarlah (tampakkan lan
dirimu) kepada mereka!" (Yusuf: 31)
Sebelum itu Zulaikha menyembunyikan Yusuf di tempat yang lain agar tidak
kelihatan oleh mereka.
{فَلَمَّا رَأَيْنَهُ
أَكْبَرْنَهُ}
Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada
(ketampanan rupa)nya. (Yusuf: 31)
Ketika Yusuf keluar menemui mereka, maka mereka merasa kagum dan terpesona
oleh ketampanannya, sehingga lupa diri dan pisau yang ada di tangan mereka
melukai tangan mereka sendiri. Mereka menduga (merasa) bahwa dirinya sedang
memotong buah lemon dengan pisau masing-masing. Makna yang dimaksud ialah bahwa
mereka memotong tangan mereka dengan pisau, menurut ulama yang bukan hanya
seorang. Disebutkan dari Mujahid dan Qatadah bahwa mereka memotong tangannya
hingga terputus jatuh.
Banyak ulama yang menyebutkan bahwa wanita itu (Zulaikha) berkata kepada
mereka sesudah menjamu mereka makan hingga mereka senang, lalu menyajikan
hidangan buah lemon kepada mereka, dan masing-masing dari mereka diberinya
sebuah pisau, "Apakah kalian hendak melihat Yusuf?" Mereka menjawab, "Ya."
Zulaikha memanggil Yusuf dan menyuruhnya agar memperlihatkan dirinya kepada
mereka. Ketika mereka melihat Yusuf, tanpa terasa mereka memotong tangannya
masing-masing. Lalu Zulaikha kembali memerintahkan kepada Yusuf untuk
menampakkan dirinya kepada mereka dari arah depan dan belakang, dan seiring
dengan itu mereka kembali memotong tangan mereka sendiri. Ketika mereka sadar,
barulah merasakan sakitnya sambil mengaduh. Zulaikha berkata kepada mereka,
"Kalian baru sekali pandang telah melakukan hal itu, maka terlebih lagi diriku
(yang serumah dengannya)."
وَقُلْنَ
حَاشَ لِلَّهِ مَا هَذَا بَشَرًا إِنْ هَذَا إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ
dan berkatalah mereka, "Mahasempurna Allah, ini bukanlah manusia.
Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia.” (Yusuf: 31)
Kemudian mereka berkata kepada Zulaikha, "Kami tidak mencelamu lagi sesudah
ini yang kami lihat sendiri," karena pada diri Yusuf mereka melihat ketampanan
yang tiada taranya di kalangan manusia, dan tiada seorang pun yang mirip
dengannya dalam hal ketampanan. Sesungguhnya Nabi Yusuf telah dianugerahi separo
dari ketampanan, seperti yang telah disebutkan di dalam hadis sahih yang
diriwayatkan dalam hadis Isra, bahwa Rasulullah Saw. bersua dengan Yusuf a.s. di
langit yang ketiga, lalu beliau bersabda:
"فَإِذَا
هُوَ قَدْ أُعْطِيَ شَطْرَ الْحُسْنِ"
Dan ternyata Yusuf dianugerahi separo dari ketampanan rupa.
Hammad ibnu Salamah telah meriwayatkan dari Sabit, dari Anas yang mengatakan
bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"أُعْطِيَ
يوسف وأمه شطر الْحُسْنِ"
Yusuf dan ibunya dianugerahi separo ketampanan rupa.
Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Abu Ishaq, dari Abul Ahwas, dari
Abdullah ibnu Mas'ud yang mengatakan bahwa Yusuf dan ibunya dikaruniai sepertiga
ketampanan rupa.
Abu Ishaq telah meriwayatkan pula dari Abul Ahwas, dari Abdullah, bahwa wajah
Yusuf bagaikan kilat (kemilaunya); apabila ada seorang wanita yang datang
kepadanya karena suatu keperluan, maka Yusuf menutupi wajahnya karena khawatir
bila wanita itu tergoda oleh ketampanannya.
Al-Hasan Al-Basri telah meriwayatkan secara mursal dari Nabi Saw. yang
telah bersabda:
"أُعْطِيَ
يُوسُفُ وَأُمُّهُ ثُلُثَ حُسْنِ أَهْلِ الدُّنْيَا، وَأُعْطِيَ النَّاسُ
الثُّلُثَيْنِ -أَوْ قَالَ: أُعْطِيَ يُوسُفُ وَأُمُّهُ الثُّلُثَيْنِ وَالنَّاسُ
الثُّلُثَ"
Yusuf dan ibunya dianugerahi sepertiga keindahan penduduk dunia, sedangkan
seluruh manusia dianugerahi dua pertiganya. Atau Al-Hasan Al-Basri
mengatakan: Yusuf dan ibunya dianugerahi dua pertiga, sedangkan manusia
dianugerahi sepertiganya.
Sufyan telah meriwayatkan dari Mansur, dari Mujahid, dari Rabi'ah Al-Jarasyi
yang mengatakan bahwa keindahan itu dibagi menjadi dua bagian, separonya
diberikan kepada Yusuf dan ibunya (yaitu Sarah), sedangkan separonya lagi
diberikan kepada manusia semuanya di antara sesama mereka.
Imam Abul Qasim As-Suhaili mengatakan bahwa Yusuf a.s. mempunyai ketampanan
separo dari ketampanan Adam a.s., karena sesungguhnya Allah menciptakan Adam
dengan tangan kekuasaan-Nya sendiri dalam rupa dan bentuk yang paling indah
(tampan). Tiada seorang pun dari anak cucunya yang menyamai ketampanannya, dan
Yusuf dianugerahi separo dari ketampanannya. Karena itulah di saat kaum wanita
itu melihatnya, mereka mengatakan: Mahasempurna Allah. (Yusuf: 31)
Menurut Mujahid dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang, makna kalimat ini
ialah 'Kami berlindung kepada Allah'.
{مَا
هَذَا بَشَرًا}
ini bukanlah manusia. (Yusuf: 31)
Sebagian ulama membacanya bisyara yang artinya 'Ini bukanlah orang
yang didapat dari pembelian'.
{إِنْ
هَذَا إِلا مَلَكٌ كَرِيمٌ قَالَتْ فَذَلِكُنَّ الَّذِي لُمْتُنَّنِي
فِيهِ}
Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia. Wanita itu
berkata, "Itulah dia orang yang kalian cela aku karena (tertarik)
kepadanya.” (Yusuf: 31-32)
Wanita itu mengatakan alasannya kepada mereka, bahwa orang yang seperti Yusuf
ini pantas disukai karena ketampanan dan kesempurnaannya.
{وَلَقَدْ
رَاوَدْتُهُ عَنْ نَفْسِهِ فَاسْتَعْصَمَ}
dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya
(kepadaku), tetapi dia menolak. (Yusuf: 32)
Artinya, Yusuf menolak ajakannya. Sebagian ulama mengatakan bahwa setelah
mereka menyaksikan ketampanan Yusuf dengan mata kepala mereka sendiri, lalu
wanita itu menceritakan kepada mereka sifat-sifat baik yang dimiliki oleh
Yusuf—yang hal ini tidak terlihat oleh mereka— yaitu memelihara kehormatannya di
samping ketampanan yang dimilikinya. Kemudian Zulaikha berkata mengancam
Yusuf:
{وَلَئِنْ
لَمْ يَفْعَلْ مَا آمُرُهُ لَيُسْجَنَنَّ وَلَيَكُونَنْ مِنَ
الصَّاغِرِينَ}
Dan sesungguhnya jika dia tidak menaati apa yang aku perintahkan
kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan
orang-orang yang hina. (Yusuf: 32)
Maka pada saat itu juga Yusuf memohon perlindungan kepada Allah dari
kejahatan dan tipu muslihat mereka (kaum wanita).
{رَبِّ
السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ}
Yusuf berkata, " Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada
memenuhi ajakan mereka kepadaku.” (Yusuf: 33)
Yakni ajakan berbuat fahisyah (zina).
{وَإِلا
تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ}
Dan jika tidak Engkau hindarkan dariku tipu daya mereka, tentu aku akan
cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka). (Yusuf: 33)
Jika Engkau serahkan hal ini kepada diriku, niscaya aku tidak mampu
mengelakkannya, dan aku tidak memiliki kemampuan membuat mudarat dan manfaat
baginya melainkan berkat pertolongan dan kekuatan-Mu. Engkaulah Tuhan yang
dimintai pertolongan-Nya, dan hanya kepada Engkaulah aku bertawakal; maka
janganlah Engkau serahkan diriku kepada hawa nafsuku.
{أَصْبُ
إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِنَ الْجَاهِلِينَ فَاسْتَجَابَ لَهُ رَبُّهُ فَصَرَفَ
عَنْهُ كَيْدَهُنَّ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ}
tentu aku akan cenderung untuk memenuhi keinginan, mereka dan tentulah aku
termasuk orang-orang yang bodoh. Maka Tuhannya memperkenankan doa Yusuf.
(Yusuf: 33-34), hingga akhir ayat.
Yusuf a.s. dipelihara oleh Allah dengan pemeliharaan yang besar dan
dilindungi, sehingga dia menolak ajakan wanita itu dengan tolakan yang keras,
dan ia lebih memilih penjara daripada hal tersebut. Ini merupakan kedudukan
kesempurnaan yang paling tinggi; karena selain muda, tampan, dan sempurna, ia
tetap menolak ajakan tuan wanitanya yang merupakan permaisuri Aziz negeri Mesir,
sekalipun wanita itu sangat cantik, berharta, lagi mempunyai pengaruh. Yusuf
lebih memilih penjara daripada memenuhi ajakan mesum wanita itu, karena takut
kepada Allah dan mengharapkan pahala-Nya.
Di dalam kitab Sahihain disebutkan sebuah hadis, bahwa Rasulullah Saw.
telah bersabda:
"سَبْعَةٌ
يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: إِمَامٌ
عَادِلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ
بِالْمَسْجِدِ إِذَا خَرَجَ مِنْهُ حَتَّى يَعُودَ إِلَيْهِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا
فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَافْتَرَقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقُ
بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا أَنْفَقَتْ يَمِينُهُ،
وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ
امْرَأَةٌ ذَاتُ جَمَالٍ وَمَنْصِبٍ، فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ
اللَّهَ"
Ada tujuh macam orang yang mendapat perlindungan dari Allah di hari tiada
naungan kecuali hanya naungan-Nya, yaitu imam yang adil; pemuda yang dibesarkan
dalam beribadah kepada Allah; seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid
bila ia keluar darinya hingga kembali kepadanya; dua orang lelaki yang saling
menyukai karena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah; seorang
lelaki yang menyedekahkan suatu sedekah, lalu ia menyembunyikannya, sehingga
tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dibelanjakan oleh tangan kanannya;
seorang lelaki yang diajak (berbuat zina) oleh seorang wanita yang
berkedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, "Sesungguhnya aku takut kepada
Allah," dan seorang lelaki yang berzikir kepada Allah dalam kesendiriannya,
lalu berlinanganlah air matanya.