Tafsir Surat At-Taubah, ayat 81-82
{فَرِحَ
الْمُخَلَّفُونَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلافَ رَسُولِ اللَّهِ وَكَرِهُوا أَنْ
يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَالُوا لَا
تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا لَوْ كَانُوا
يَفْقَهُونَ (81) فَلْيَضْحَكُوا قَلِيلا وَلْيَبْكُوا كَثِيرًا جَزَاءً بِمَا
كَانُوا يَكْسِبُونَ (82) }
Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) itu merasa gembira dengan
tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan
harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, dan mereka berkata, "Janganlah kalian
berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.” Katakanlah, "Api
neraka jahannam itu lebih sangat panas (nya), " jikalau mereka
mengetahui. Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai
pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.
Allah Swt. berfirman mencela orang-orang munafik yang tidak ikut menemani
Rasulullah Saw. berangkat ke medan Perang Tabuk, dan bahkan mereka gembira
dengan ketidakberangkatan mereka setelah Nabi Saw. berangkat.
{وَكَرِهُوا
أَنْ يُجَاهِدُوا}
dan mereka tidak suka berjihad. (At-Taubah: 81)
Bersama Rasulullah Saw.
{بِأَمْوَالِهِمْ
وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَالُوا}
dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah, dan mereka berkata.
(At-Taubah: 81)
Yakni sebagian dari orang-orang munafik itu berkata kepada sebagian yang
lainnya.
{لَا
تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ}
Janganlah kalian berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.
(At-Taubah: 81)
Demikian itu karena keberangkatan ke medan Tabuk bertepatan dengan musim
panas yang terik, yaitu di saat orang-orang sedang suka bernaung di bawah pohon
yang sedang berbuah. Karena itulah mereka berkata kepada sesamanya: Janganlah
kalian berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini. (At-Taubah:
81)
Maka Allah Swt. berfirman kepada Rasul-Nya:
{قُلْ}
لَهُمْ: {نَارُ جَهَنَّمَ}
Katakanlah (kepada mereka), "Neraka Jahannam itu.” (At-Taubah:
81)
Yaitu neraka Jahannam yang kelak bakal menjadi tempat tinggal kalian.
{أَشَدُّ
حَرًّا}
lebih sangat panas (nya). (At-Taubah: 81)
Panasnya lebih daripada panas terik yang kalian hindari itu, bahkan jauh
lebih panas pula daripada api (di dunia ini).
قَالَ
الْإِمَامُ مَالِكٌ، عَنْ أَبِي الزِّناد، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
"نَارُ بَنِي آدَمَ الَّتِي يُوقِدُونَ بِهَا جزءٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا [مِنْ
نَارِ جَهَنَّمَ" فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنْ كَانَتْ لَكَافِيَةٌ. قَالَ
إِنَّهَا فُضِّلَتْ عَلَيْهَا بِتِسْعَةٍ وَسِتِّينَ جُزْءًا]
Imam Malik telah meriwayatkan dari Abuz Zanad, dari Al-A'raj, dari Abu
Hurairah, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: "Api manusia yang
biasa kalian nyalakan itu merupakan sepertujuh puluh dari panasnya api neraka
Jahannam.” Mereka (para sahabat bertanya), "Wahai Rasulullah, sekalipun
panas api itu sudah cukup.” Rasulullah Saw. bersabda, "Api neraka Jahannam
lebih panas enam puluh sembilan kali lipat daripada api di dunia.”
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkannya di dalam kitab Sahihain
melalui hadis Malik dengan sanad yang sama.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ
الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ نَارَكُمْ هَذِهِ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ
نَارِ جَهَنَّمَ، وَضُرِبَتْ بِالْبَحْرِ مَرَّتَيْنِ، وَلَوْلَا ذَلِكَ مَا جَعَلَ
[اللَّهُ] فِيهَا مَنْفَعَةً لِأَحَدٍ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abuz
Zanad, dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang telah bersabda:
Sesungguhnya api kalian ini merupakan suatu bagian dari tujuh puluh bagian
neraka Jahannam. padahal telah dicelup dua kali ke dalam laut. Seandainya tidak
dicelup dahulu, niscaya Allah tidak akjan memberikan manfaat apapun padanya bagi
seseorang.
Hadis ini pun sanadnya sahih.
Imam Abu Isa At-Turmuzi dan Ibnu Majah telah meriwayatkan:
عَنْ
عَبَّاسٍ الدُّورِيِّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي بُكَيْرٍ عَنْ شَرِيكٍ، عَنْ
عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أُوقِدَ عَلَى النَّارِ
أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى احمرَّت، ثُمَّ أُوقِدَ عَلَيْهَا أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى
ابيضَّت، ثُمَّ أُوقِدَ عَلَيْهَا أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى اسْوَدَّتْ، فَهِيَ
سَوْدَاءُ كَاللَّيْلِ الْمُظْلِمِ".
dari Abbas Ad-Duri dan dari Yahya ibnu Abu Bukair, dari Syarik, dari Asim,
dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw.
pernah bersabda: Allah menyalakan api selama seribu tahun hingga berwarna
merah, kemudian menyalakannya lagi selama seribu tahun hingga warnanya menjadi
putih, lalu menyalakannya lagi selama seribu tahun hingga berubah warna menjadi
hitam, maka api (neraka) itu berwarna hitam seperti malam yang gelap
gulita.
Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa ia tidak mengetahui seorang pun yang
me-rafa -kannya kecuali hanya Yahya.
Al-Hafiz Abu Bakar Ibnu Murdawaih telah meriwayatkan dari Ibrahim ibnu
Muhammad, dari Muhammad ibnul Husain ibnu Makram, dari Ubaidillah ibnu Sa'id.
dari pamannya, dari Syarik (yaitu Ibnu Abdullah An-Nakhi') dengan lafaz yang
semisal.
وَرَوَى
أَيْضًا ابْنُ مَرْدَوَيْهِ مِنْ رِوَايَةِ مُبَارَكِ بْنِ فَضَالَةَ، عَنْ
ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: تَلَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: {نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ} [التَّحْرِيمِ:6] قَالَ:
"أُوقد عَلَيْهَا أَلْفَ عَامٍ حَتَّى ابْيَضَّتْ، وَأَلْفَ عَامٍ حَتَّى
احْمَرَّتْ، وَأَلْفَ عَامٍ حَتَّى اسْوَدَّتْ، فَهِيَ سَوْدَاءُ كَاللَّيْلِ، لَا
يُضِيءُ لَهَبُهَا"
Ibnu Murdawaih telah meriwayatkan pula melalui riwayat Mubarak ibnu Fudalah,
dari Sabit, dari Anas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. membaca firman-Nya:
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (At-Tahrim:
6) Lalu beliau Saw. bersabda: Allah menyalakannya selama seribu tahun hingga
warnanya menjadi putih, dan seribu tahun lagi hingga warnanya menjadi merah,
lalu seribu tahun lagi hingga warnanya menjadi hitam seperti malam hari,
nyalanya tidak bersinar.
Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani telah meriwayatkan melalui hadis Tamam ibnu
Najih —yang masih diperselisihkan predikatnya—, dari Al-Hasan, dari Anas yang
me-rafa'-kannya:
"لَوْ
أَنَّ شَرَارَةً بِالْمَشْرِقِ -أَيْ مِنْ نَارِ جَهَنَّمَ -لَوَجَدَ حَرَّهَا مَنْ
بِالْمَغْرِبِ"
Seandainya suatu percikan (dari api neraka Jahannam) ada di belahan
timur (bumi), niscaya panasnya akan terasa sampai ke belahan barat
(nya).
وَرَوَى
الْحَافِظُ أَبُو يَعْلَى عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ أَبِي إِسْرَائِيلَ، عَنْ أَبِي
عُبَيْدَةَ الْحَدَّادِ، عَنْ هِشَامِ بْنِ حَسَّانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ شَبِيبٍ،
عَنْ جَعْفَرِ بْنِ أَبِي وَحْشِيَّةَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَير، عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَوْ
كَانَ هَذَا الْمَسْجِدُ مِائَةَ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ، وَفِيهِمْ رَجُلٌ مِنْ
أَهْلِ النَّارِ فَتَنَفَّسَ فَأَصَابَهُمْ نَفَسُهُ، لَاحْتَرَقَ الْمَسْجِدُ
وَمَنْ فِيهِ"
Al-Hafiz Abu Ya'la telah meriwayatkan dari Ishaq ibnu Abu Israil, dari Abu
Ubaidah Al-Haddad, dari Hisyam ibnu Hissan ibnu Muhammad ibnu Syabib, dari
Ja'far ibnu Abu Wahsyiyah, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Abu Hurairah r.a. yang
mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Seandainya di dalam masjid
ini terdapat seratus ribu orang atau lebih, sedangkan di antara mereka terdapat
seseorang dari ahli neraka Jahannam, lalu ia bernapas dan mereka terkena oleh
embusan napasnya, niscaya masjid ini berikut semua orang yang di dalamnya akan
terbakar olehnya.
Hadis ini berpredikat garib.
Al-A'masy telah meriwayatkan dari Abu Ishaq, darf An-Nu'man ibnu Basyir yang
mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
"إِنَّ
أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَمَنْ لَهُ نَعْلَانِ
وشِرَاكان مِنْ نَارٍ، يَغْلِي مِنْهُمَا دِمَاغُهُ كَمَا يَغْلِي الْمِرْجَلُ، لَا
يَرَى أَحَدًا مِنْ أَهْلِ النَّارِ أشدُّ عَذَابًا مِنْهُ، وَإِنَّهُ أَهُوَنُهُمْ
عَذَابًا".
Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksanya kelak di hari
kiamat adalah seseorang yang mengenakan sepasang terompah dan sepasang tali
terompah dari api neraka Jahannam. Karena keduanya itu otak orang yang
bersangkutan mendidih, sebagaimana panci mendidih. Seakan-akan tidak ada
seseorang dari kalangan penghuni neraka yang lebih berat siksanya daripada dia,
padahal kenyataannya dia adalah yang paling ringan siksaannya daripada
mereka.
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkannya di dalam kitab Sahihain
melalui hadis Al-A'masy.
Muslim telah mengatakan pula bahwa:
حَدَّثَنَا
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِي بُكَيْر
حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ، عَنِ
النُّعْمَانِ بْنِ أَبِي عَيَّاشٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ أَدْنَى أَهْلِ النَّارِ
عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَنْتَعِلُ بِنَعْلَيْنِ مِنْ نَارٍ، يَغْلِي
دِمَاغُهُ مِنْ حَرَارَةِ نَعْلَيْهِ"
telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Abu Syibah, telah menceritakan
kepada kami Yahya ibnu Abu Kasir, telah menceritakan kepada kami Zuhair ibnu
Muhammad, dari Suhail ibnu Abu Saleh, dari An-Nu'man ibnu Abu Ayyasy, dari Abu
Sa'id Al-Khudri, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Sesungguhnya penghuni
neraka yang paling ringan siksaannya di hari kiamat ialah seseorang yang
dipakaikan kepadanya sepasang terompah dari api, otaknya mendidih karena panas
kedua terompahnya.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى، عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ، سَمِعْتُ أَبِي،
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
"إِنَّ أَدْنَى أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا رَجُلٌ يُجْعَلُ لَهُ نَعْلَانِ يَغْلِي
مِنْهُمَا دِمَاغُهُ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya dari Ibnu Ajlan,
bahwa ia pernah mendengar Abu Hurairah menceritakan hadis berikut dari Nabi Saw.
yang telah bersabda: Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan
siksaannya ialah seorang lelaki yang dipakaikan kepadanya sepasang terompah,
hingga otaknya mendidih karena panas kedua terompahnya.
Sanad ini jayyid lagi kuat, semua perawinya dengan syarat Imam
Muslim. Hadis dan asar mengenai hal ini cukup banyak.
Allah Swt. telah berfirman di dalam Kitab-Nya yang mulia:
{كَلا
إِنَّهَا لَظَى نزاعَةً لِلشَّوَى}
Sekali-kali tidak dapat. Sesungguhnya neraka itu adalah api yang
bergejolak, yang mengelupaskan kulit kepala. (Al-Ma'arij: 15-16)
{يُصَبُّ
مِنْ فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ يُصْهَرُ بِهِ مَا فِي بُطُونِهِمْ
وَالْجُلُودُ وَلَهُمْ مَقَامِعُ مِنْ حَدِيدٍ كُلَّمَا أَرَادُوا أَنْ يَخْرُجُوا
مِنْهَا مِنْ غَمٍّ أُعِيدُوا فِيهَا وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ}
Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu
dihancurluluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit
(mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka
hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka
dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan), "Rasakanlah azab
yang membakar ini.”(Al-Hajj: 19-22)
{إِنَّ
الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ
جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا
الْعَذَابَ}
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami
masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti
kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab
(An–Nisa : 56)
Dan dalam ayat ini Allah Swt. menyebutkan melalui firman-Nya:
{قُلْ
نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا لَوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ}
Katakanlah.”Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas (nya),"
jikalau mereka mengetahui. (At-Taubah: 81)
Dengan kata lain, seandainya mereka mengerti dan memahami hal itu, niscaya
mereka ikut berangkat bersama Rasulullah berjihad di jalan Allah, sekalipun
cuaca panasnya terik; agar mereka terhindar dari panasnya api neraka Jahannam,
yang panasnya jauh lebih keras berlipat ganda. Akan tetapi, ternyata sikap
mereka sama halnya dengan apa yang diungkapkan oleh seorang penyair:
كَالْمُسْتَجِيرِ
مِنَ الرَّمْضَاءِ بِالنَّارِ
Seperti orang yang berlindung dari
teriknya matahari dengan menyalakan api unggun.
Penyair lainnya menyebutkan:
عُمرُكَ
بالحميَة أفْنَيْتَه ...
مَخَافَةَ الْبَارِدِ والحَار ...
وَكانَ
أولَى بِكَ أنْ تَتقي ...
مِنَ المعَاصِي حَذرَ النَّار ...
Usiamu engkau habiskan untuk menjaga kesehatan diri agar tidak kena
(penyakit) dingin dan panas, padahal sebaiknya kamu menjaga diri dari
perbuatan-perbuatan maksiat agar terhindar dari (panasnya) api
neraka.
Kemudian Allah Swt. berfirman mengancam orang-orang munafik itu karena
perbuatan mereka yang seperti itu:
{فَلْيَضْحَكُوا
قَلِيلا وَلْيَبْكُوا كَثِيرًا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}
Maka hendaklah mereka sedikit tertawa. (At-Taubah: 82), hingga akhir
ayat
Ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa hidup di dunia itu
sebentar, maka hendaklah mereka tertawa sesukanya di dalamnya. Apabila hidup di
dunia telah habis dan mereka menghadap kepada Allah Swt., maka mereka akan mulai
tangisannya yang tidak pernah berhenti untuk selama-lamanya. Hal yang sama telah
dikatakan oleh Abu Razin, Al-Hasan, Qatadah, Ar-Rabi' ibnu Khasyam, Aun
Al-Uqaili, dan Zaid ibnu Aslam.
قَالَ
الْحَافِظُ أَبُو يَعْلَى الْمَوْصِلِيُّ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ
الصَّمَدِ بْنِ أَبِي خِدَاشٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حُمَيْدٍ عَنِ ابْنِ
الْمُبَارَكِ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ زَيْدٍ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ الرَّقاشي، عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ: "يَا أَيُّهَا النَّاسُ، ابْكُوا، فَإِنْ لَمْ تَبْكُوا
فَتَبَاكَوْا، فَإِنَّ أَهْلَ النَّارِ يَبْكُونَ حَتَّى تَسِيلَ دُمُوعُهُمْ فِي
وُجُوهِهِمْ كَأَنَّهَا جَدَاوِلُ، حَتَّى تَنْقَطِعَ الدُّمُوعُ فَتَسِيلَ
الدِّمَاءُ فَتَقَرَّحُ الْعُيُونُ. فَلَوْ أَنَّ سُفُنًا أُزْجِيَتْ فِيهَا
لَجرَت".
Al-Hafiz Abu Ya'la Al-Mausuli mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Abdullah ibnu Abdus Samad ibnu Abu Khaddasy, telah menceritakan kepada kami
Muhammad ibnu Jubair, dari Ibnul Mubarak, dari Imran ibnu Zaid; telah
menceritakan kepada kami Yazid Ar-Raqqasyi, dari Anas ibnu Malik yang mengatakan
bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Hai manusia, menangislah
kalian. Jika kalian tidak dapat menangis, maka berpura-pura menangislah, karena
sesungguhnya penghuni neraka itu akan terus menangis hingga air mata mereka
mengalir ke wajahnya bagaikan air pancuran. Bila air mata mereka habis, maka
yang mengalir adalah darah, dan mata mereka bernanah. Seandainya perahu-perahu
dilayarkan pada air mata mereka, niscaya akan dapat berlayar (karena
banyaknya air mata mereka seperti lautan).
Ibnu Majah telah meriwayatkannya melalui hadis Al-A'masy, dari Yazid
Ar-Raqqasyi dengan sanad yang sama.
قَالَ
الْحَافِظُ أَبُو بَكْرِ بْنُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي
الدُّنْيَا: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَبَّاسِ، حَدَّثَنَا حَمَّادٌ
الْجَزَرِيُّ، عَنْ زَيْدِ بْنِ رُفَيْع، رَفَعَهُ قَالَ: "إِنَّ أَهْلَ النَّارِ
إِذَا دَخَلُوا النَّارَ بَكَوُا الدُّمُوعَ زَمَانًا، ثُمَّ بَكَوُا الْقَيْحَ
زَمَانًا" قَالَ: "فَتَقُولُ لَهُمُ الخَزَنَة: يَا مَعْشَرَ الْأَشْقِيَاءِ،
تَرَكْتُمُ الْبُكَاءَ فِي الدَّارِ الْمَرْحُومِ فِيهَا أَهْلُهَا فِي الدُّنْيَا،
هَلْ تَجِدُونَ الْيَوْمَ مَنْ تَسْتَغِيثُونَ بِهِ؟ قَالَ: فَيَرْفَعُونَ
أَصْوَاتَهُمْ: يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ، يَا مَعْشَرَ الْآبَاءِ وَالْأُمَّهَاتِ
وَالْأَوْلَادِ، خَرَجْنَا مِنَ الْقُبُورِ عِطَاشًا، وَكُنَّا طُولَ الْمَوْقِفِ
عِطَاشًا، وَنَحْنُ الْيَوْمَ عِطَاشٌ، فَأَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاءِ أَوْ
مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ، فَيَدْعُونَ أَرْبَعِينَ سَنَةً لَا يُجِيبُهُمْ، ثُمَّ
يُجِيبُهُمْ: {إِنَّكُمْ مَاكِثُونَ} [الزُّخْرُفِ: 77] فَيَيْأَسُونَ مِنْ كُلِّ
خَيْرٍ"
Al-Hafiz Abu Bakar ibnu Abdullah ibnu Muhammad ibnu Abud Dunia mengatakan,
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Abbas, telah menceritakan kepada
kami Hammad-Al Jazari, dari Zaid ibnu Rafi' yang me-rafa'-kannya,
"Sesungguhnya ahli neraka itu apabila telah masuk ke dalam neraka, mereka
menangis dengan mengeluarkan air mata selama satu masa. kemudian mereka menangis
dengan mengeluarkan nanah selama satu masa. Lalu para malaikat penjaga neraka
berkata kepada mereka, 'Hai golongan orang-orang yang celaka, kalian tidak mau
menangis ketika hidup di dunia yang dibelaskasihani bila kalian menangis
padanya. Sekarang apakah kalian menemukan orang yang dapat kalian mintai
pertolongan?' Maka mereka mengeraskan suaranya seraya berkata, 'Hai penghuni
surga, hai para bapak, ibu, dan anak-anak, kami keluar dari kuburan dalam
keadaan haus, dan kami selama di Mauqif dalam keadaan dahaga, dan sekarang pun
kami tetap dalam keadaan dahaga, maka limpahkanlah kepada kami sebagian dari air
yang telah Allah rezekikan kepada kalian.' Mereka dibiarkan berseru selama empat
puluh tahun tanpa mendapat jawaban, kemudian mereka dijawab, 'Sesungguhnya
kalian menetap (di dalam neraka).' Akhirnya mereka putus asa dari semua
kebaikan."