Tafsir Surat At-Taubah, ayat 49
{وَمِنْهُمْ
مَنْ يَقُولُ ائْذَنْ لِي وَلا تَفْتِنِّي أَلا فِي الْفِتْنَةِ سَقَطُوا وَإِنَّ
جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكَافِرِينَ (49) }
Di antara mereka ada orang yang berkata,
"Berilah saya keizinan (tidak pergi
berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah.”
Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya
Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.
Allah Swt. berfirman bahwa di antara orang-orang munafik itu, hai Muhammad,
terdapat orang yang mengatakan kepadamu:
{ائْذَنْ
لِي}
Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang). (At-Taubah: 49)
Yakni tetap tinggal di tempat.
{وَلا
تَفْتِنِّي}
dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah.
(At-Taubah: 49)
Maksudnya, berangkat bersamamu ke medan perang. disebabkan wanita-wanita
Romawi. Maka Allah Swt. berfirman:
{أَلا
فِي الْفِتْنَةِ سَقَطُوا}
Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. (At-Taubah:
49)
Yaitu karena ucapan mereka yang demikian itu. berarti mereka telah terjerumus
ke dalam fitnah.
Muhammad ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Az-Zuhri, Yazid ibnu Rauman,
Abdullah ibnu Abu Bakar. Asim ibnu Qatadah dan lain-lainnya. Mereka mengatakan
bahwa pada suatu hari ketika Rasulullah Saw. sedang bersiap-siap untuk berangkat
berjihad, beliau bersabda kepada Jadd ibnu Qais. saudara lelaki Bani Salamah,
"Hai Jadd, mengapa tahun ini kamu tidak berangkat untuk memerangi Banil Asfar
(orang-orang Romawi)?" Jadd menjawab, "Wahai Rasulullah, berilah saya izin untuk
tidak berangkat, dan janganlah engkau jerumuskan diriku ke dalam fitnah. Demi
Allah, sesungguhnya semua kaumku telah mengetahui bahwa tidak ada seorang lelaki
pun yang lebih suka kepada wanita selain diriku. Dan sesungguhnya aku merasa
khawatir bila melihat kaum wanita Banil Asfar, maka aku tidak dapat mengekang
diriku lagi dari mereka." Maka Rasulullah Saw. berpaling darinya dan bersabda,
"Saya memberi izin kepadamu untuk tidak berangkat." Sehubungan dengan
peristiwa Al-Jadd ibnu Qais inilah diturunkan firman-Nya: Di antara mereka
ada yang berkata, "Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan
janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah" (At-Taubah: 49),
hingga akhir ayat.
Dengan kata lain, sesungguhnya Al-Jadd merasa takut terhadap wanita Banil
Asfar sebagai alasannya untuk tidak berangkat berperang, padahal kenyataannya
tidaklah demikian. Karena dengan demikian berarti dia telah terjerumus ke dalam
fitnah yang lebih parah, sebab ia tidak mau berangkat dengan Rasulullah Saw. dan
sikapnya yang mementingkan dirinya sendiri.
Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, dan lain-lainnya
yang bukan hanya seorang, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Al-Jadd
ibnu Qais. Al-Jadd ibnu Qais ini adalah salah seorang yang terpandang lagi
terhormat dari kalangan Bani Salamah. Di dalam kitab Sahih disebutkan
bahwa Rasulullah Saw. bersabda kepada mereka:
"مَنْ
سَيِّدُكُمْ يَا بَنِي سَلَمَةَ؟ " قَالُوا: الْجَدُّ بْنُ قَيْسٍ، عَلَى أَنَّا
نُبَخِّله فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "وَأَيُّ
دَاءٍ أَدْوَأُ مِنَ الْبُخْلِ، وَلَكِنْ سَيِّدكم الْفَتَى الْأَبْيَضُ الجَعْد
بِشْر بْنُ الْبَرَاءِ بْنِ مَعْرُور".
Siapakah pemimpin kalian, hai Bani Salamah? Mereka menjawab,
"Al-Jadd ibnu Qais, tetapi kami menilainya orang yang kikir." Maka Rasulullah
Saw. bersabda: Penyakit apa lagikah yang lebih parah daripada kikir? Tetapi
pemimpin kalian yang sebenarnya adalah seorang pemuda yang berambut keriting dan
berkulit putih, yaitu Bisyar ibnul Barra ibnu
Ma'rur.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَإِنَّ
جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكَافِرِينَ}
Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.
(At-Taubah: 49)
Maksudnya, tidak ada jalan selamat bagi mereka dari neraka Jahannam, dan
tidak ada jalan untuk melarikan diri bagi mereka dari neraka Jahannam. Jahannam
merupakan suatu kepastian bagi mereka.