Tafsir Surat At-Taubah, ayat 100
{وَالسَّابِقُونَ
الأوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ
بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ
تَجْرِي تَحْتَهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ
الْعَظِيمُ (100) }
Orang-orang yang terdahulu lagi yang
pertama-tama (masuk Islam) di antara
orang-orang Muhajirin dari Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan
baik Allah rida kepada mereka dan menyediakan bagi mereka surga-surga yang
mengalir sungai-sungai di dalamnya mereka kekal di dalammnya selama-lamanya,
itulah kemenangan yang besar.
Allah Swt. menceritakan tentang rida-Nya kepada orang-orang yang terdahulu
masuk Islam dari kalangan kaum Muhajirin, Ansar, dan orang-orang yang mengikuti
jejak mereka dengan baik. Allah rida kepada mereka, untuk itu Dia menyediakan
bagi mereka surga-surga yang penuh dengan kenikmatan dan kenikmatan yang kekal
lagi abadi.
Asy-Sya'bi mengatakan bahwa orang-orang yang terdahulu masuk islam dari
kalangan kaum Muhajirin dan Ansar ialah mereka yang mengikuti bai'at Ridwan pada
tahun Perjanjian Hudaibiyyah.
Abu Musa Al-Asy'ari, Sa'id ibnul Musayyab, Muhammad ibnu Sirin, Al-Hasan, dan
Qatadah mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang salat menghadap ke dua
arah kiblat bersama-sama Rasulullah Saw.
Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi mengatakan bahwa Khalifah Umar ibnul Khattab
melewati seorang lelaki yang sedang membaca firmanNya berikut ini:
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di
antara orang-orang Muhajirin dan Ansar. (At-Taubah: 100) Maka Umar memegang
tangan lelaki itu dan bertanya, "Siapakah yang mengajarkan ayat ini kepadamu?"
Lelaki itu menjawab, "Ubay ibnu Ka'b." Umar berkata, "Kamu jangan berpisah
dariku sebelum aku hadapkan kamu kepadanya." Setelah Umar menghadapkan lelaki
itu kepada Ubay, Umar bertanya, "Apakah engkau telah mengajarkan bacaan ayat ini
kepadanya dengan bacaan demikian?" Ubay ibnu Ka'b menjawab, "Ya." Umar bertanya,
"Apakah engkau mendengarnya dari Rasulullah Saw.?" Ubay ibnu Ka'b menjawab,
"Ya." Umar berkata, "Sesungguhnya aku berpendapat sebelumnya bahwa kami (para
sahabat) telah menduduki tingkatan yang tinggi yang tidak akan dicapai oleh
orang-orang sesudah kita." Maka Ubay ibnu Ka'b menjawab bahwa yang membenarkan
ayat ini terdapat pada permulaan surat Al-Jumu'ah. yaitu firman-Nya:
{وَآخَرِينَ
مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ}
dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan
dengan mereka. Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Al-Jumu'ah:
3)
Di dalam surat Al-Hasyr disebutkan melalui firman-Nya:
وَالَّذِينَ
جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar).
(Al-Hasyr: 10)
Dan dalam surat Al-Anfal disebutkan melalui firman-Nya:
وَالَّذِينَ
آمَنُوا مِنْ بَعْدُ وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا مَعَكُمْ
Dan orang-orang yang beriman sesudah itu, kemudian berhijrah dan berjihad
bersamamu. (Al-Anfal: 75), hingga akhir ayat.
Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir.
Telah diriwayatkan dari Al-Hasan Al-Basri bahwa ia membaca rafa' lafaz
Al-Ansar karena di- ataf-kan kepada As-Sabiqunal
Awwaluna.
Allah Swt. telah memberitakan bahwa Dia telah rida kepada orang-orang yang
terdahulu masuk Islam dari kalangan kaum Muhajirin dan Ansar serta orang-orang
yang mengikuti mereka dengan baik. Maka celakalah bagi orang yang membenci
mereka, mencaci mereka, atau membenci dan mencaci sebagian dari mereka. Terlebih
lagi terhadap penghulu para sahabat sesudah Rasul Saw. dan yang paling baik
serta paling utama di antara mereka, yaitu As-Siddiqul Akbar —khalifah
Rasulullah yang pertama— Abu Bakar ibnu Abu Quhafah r.a.
Lain halnya dengan golongan yang terhina dari kalangan golongan Rafidah
(Khawarij), mereka memusuhi sahabat yang paling utama, membenci mereka serta
memusuhinya; semoga Allah melindungi kita dari hal tersebut. Hal ini jelas
menunjukkan bahwa akal mereka telah terbalik dan kalbu mereka telah tertutup.
Maka mana mungkin mereka dinamakan sebagai orang yang beriman kepada Al-Qur'an
bila mereka mencaci orang-orang yang telah diridai oleh Allah Swt.?
Berbeda dengan golongan ahli sunnah, maka mereka rida kepada orang-orang yang
diridai oleh Allah, mencaci orang-orang yang dicaci oleh Allah dan Rasul-Nya,
memihak kepada orang-orang yang dipihak oleh Allah, dan memusuhi orang-orang
yang dimusuhi oleh Allah. Dengan demikian, mereka adalah orang-orang yang
mengikuti (Rasul dan sahabat-sahabatnya), bukan orang-orang ahli bid'ah; dan
mereka adalah orang-orang yang bertaklid, bukan orang-orang yang memulai. Mereka
itulah golongan Allah yang beruntung dan hamba-hamba-Nya yang beriman.