Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 33
Al-Baqarah ayat 33
قَالَ يَا آدَمُ أَنبِئْهُم بِأَسْمَائِهِمْ ۖ فَلَمَّا أَنبَأَهُم بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ
Artinya :
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"
Tafsir Ibnu Katsir :
Zaid Ibnu Aslam mengatakan, Adam menyebutkan semua nama, antara lain : “Kamu Jibril, kamu Mikail dan kamu Israfil”, dan nama semua makhluk satu per satu hingga sampai pada nama burung gagak.
Mujahid mengatakan, sehubungan dengan firman-Nya “qola ya adamu ambi’hum biasma ihim”. Menurutnya, yang disebut adalah nama burung merpati, gagak dan nama-nama segala sesuatu. Diriwayatkan hal yang semisal dari Sa’id Ibnu Jubair, Al-Hasan dan Qatadah.
Setelah keutamaan Adam as. Tampak jelas oleh para malaikat karena dia telah menyebutkan nama-nama segala sesuatu yang telah diajarkan Allah kepadanya (sedangkan para malaikat tidak mengetahuinya), maka Allah berfirman kepada para malaikat “alam aqullakum inni a’lamu ghoibas samawati wal ardi wa a’lamuma tubduna wama kuntum taktumun”. Dengan kata lain, Allah bermaksud ‘bukankah Aku sudah menjelaskan kepada kalian bahwa Aku mengetahui yang ghaib, yakni yang lahir dan yang tersembunyi’. Makna ayat ini sama dengan ayat lainnya yaitu surat Taha ayat 7 dan An-Naml ayat 25-26.
Ad-Dahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas mengenai firman-Nya “wa a’lamu ma tubduna wama kuntum taktumun”. Bahwa makna yang dimaksud ialah ‘Aku mengetahui rahasia sebagaimana Aku mengetahui hal-hal yang lahir’. Dengan kata lain, Allah mengetahui apa yang tersembunyi dibalik hati iblis, yaitu perasaan takabur dan tinggi diri.
As-Saddi meriwayatkan dari Abu Malik dan Abu Saleh, dari Ibnu Abbas dan Murrah, dari Ibnu Mas’ud serta dari sejumlah sahabat sehubungan dengan ayat tersebut. Maksudnya apa yang disembunyikan oleh iblis di dalam hatinya berupa sifat takabur. Hal yang sama dikatakan pula oleh Sa’id Ibnu Jubair, Mujahid, As-Saddi, Ad-Dahhak dan As-Sauri. Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir.
Abu Ja’far Ar-Razi meriwayatkan dari Ar-Rabi’ Ibnu Anas sehubungan sengan makna firman-Nya “wa a’lamu ma tubduna wama kuntum taktumun”. Disebutkan bahwa termasuk diantara apa yang dilahirkan oleh mereka (para malaikat) ialah ucapan mereka “mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan mengalirkan darah?”. Sedangkan diantara apa yang mereka sembunyikan ialah ucapan mereka diantara sesamanya, yaitu “tidak sekali-kali Tuhan kita menciptakan suatu makhluk kecuali kita lebih alim dan lebih mulia daripadanya”. Tetapi akhirnya mereka mengetahui bahwa Allah mengutamakan Adam atas diri mereka dalam hal ilmu dan kemuliaan.
Ibnu Jarir mengatakan dari Yunus, dari Ibnu Wahb, dari Abdur Rahman Ibnu Zaid Ibnu Aslam dalam kisah para malaikat dan Adam, bahwa Allah berfirman kepada para malaikat “Sebagaimana kalian tidak mengetahui nama-nama benda-benda ini, maka kalian pun tidak mempunyai ilmu. Sesungguhnya Aku hanya bermaksud menjadikan mereka agar membuat kerusakan dibumi, dan hal ini sudah Kuketahui dan telah berada di dalam pengetahuan-Ku. Akan tetapi, Aku pun menyembunyikan dari kalian suatu hal, yaitu bahwa Aku hendak menjadikan dibumi itu orang-orang yang durhaka kepada-Ku dan orang-orang yang taat kepada-Ku”. Abdur Rahman Ibnu Zaid Ibnu Aslam mengatakan, telah ditetapkan oleh Allah melalui firman-Nya surat As-Sajadah ayat 13. Sedangkan malaikat belum mengetahui dan belum mengerti hal ini. Ketika mereka melihat apa yang telah dianugerahkan Allah kepada Adam berupa Ilmu, akhirnya mereka mengakui kelebihan Adam atas diri mereka.
Ibnu Jarir mengatakan, pendapat yang paling utama sehubungan dengan masalah ini adalah pendapat Ibnu Abbas, yaitu atinya “Aku, disamping pengetahuan-Ku tentang hal yang ghaib di langit dan di bumi, mengetahui apa yang kalian lahirkan melalui lisan kalian dan apa yang kalian sembunyikan di dalam diri kalian. Maka tiada sesuatupun yang tersembunyi bagi-Ku. Rahasia dan terang-terangan kalian bagi-Ku sama saja, tidak ada bedanya, semuanya Kuketahui”. Hal yang mereka lahirkan melalui lisan mereka adalah ucapan mereka yang mengatakan, “Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya?”. Apa yang mereka sembunyikan ialah hal-hal yang tersimpan di dalam diri iblis (yang pada asalnya adalah dari kalangan malaikat pula), yaitu menentang Allah dalam perintah-perintah-Nya dan bersikap takabur, tidak mau taat kepada-Nya